Bab 11. Di Bawah Rinai Hujan

65.6K 6.2K 372
                                    

Minggu ini pada ngapain nih? kalau gabut, baca ini aja yaaa wkw.

Jangan lupa vote dan komentar ok.

Selamat membaca:)
(nb : tandai typo)

___________________________________

Bab 11. Di Bawah Rinai Hujan

Dalam perjalanan jauh ini akhirnya semesta mengijinkan kita bertemu di satu titik untuk saling mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan jauh ini akhirnya semesta mengijinkan kita bertemu di satu titik untuk saling mengerti.

***

"YA Tuhan, Ta lo potong rambut sama coloring brunette??!! Nggak ngotak!!" heboh Garin begitu melihat penampilan baru Nirbita. "ARGGGGGH looks so fresh!! kari cek ayune.."

Nirbita mundur perlahan. Langkah yang semula lancar menuju kelas langsung terhenti sebab Garin menghadangnya tepat di pintu masuk. Teriakan gadis itu sukses memancing atensi teman-temannya yang lain. Pada akhirnya, Nirbita hanya menyandarkan tubuhnya ke pembatas koridor karena teman-temannya malah bergerombol dan tidak memberinya jalan masuk.

"Bagus, Ta! Gue nggak pernah lihat rambut lo gini!" seru Lysanne. Gadis blasteran Belanda itu sekarang menjumput ujung rambutnya dengan mata berbinar. "That's damn hot! Erg sexy!!"

"Makasih, Ann," jawab Nirbita dengan senyuman kikuk. Ia risih menjadi pusat perhatian, terlebih dikerumuni seperti sekarang.

"Geen dank, babe."

"Ini lo potong rambut buat merayakan putusnya hubungan lo sama sebelah kan? Soalnya gue liat-liat doi makin nempel aja sama A-word," celetuk Serena. Gadis dengan bracelet warna-warni itu memang biang gosip jadi wajar kalau paling top buat ngulik-ngulik hal begini.

"Kepo banget lo," semprot Garin.

"Gue kan cuma memastikan. Apalagi Nirbita lagi deket sama Sekala. Iya kan, Ta?

"Nggak kok," jawab Nirbita cepat.

"Ah masa? Kemarin sampe digendong segala itu apa? Tapi, cocok loh kalian. Nih ya, kalau dijadiin FTV judulnya pasti seru. 'Pacarku Kakak dari Pacar Mantanku' atau 'Gebetanku Kakak dari Selingkuhan Pacarku'. Tinggal lo sesuaiin aja deh ntar," celoteh Serena panjang lebar. Lalu, gadis itu menelengkan kepalanya. "Eh, tapi lo putus nggak sama Raiden??"

Garin melotot. "Mending awakmu meneng sebelum i slepet your head gae sapu."

Serena mendengus. Tanpa mengindahkan ancaman Garin, ia kembali bertanya. "Gimana? Putus nggak, Ta?"

Tidak mau panjang lebar, Nirbita mengangguk. Ia hanya ingin cepat-cepat duduk dan menyandarkan tubuhnya pada kursi secepat mungkin.

"Seriusan, Ta?" tanya Garin sangsi.

Satu Kotak Senja untuk NirbitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang