Bab 35. Dan Pohon Itu Akan Terus Tumbuh

34.8K 4.5K 867
                                    


Masih menunggu cerita ini kah??

Vote dulu, bacanya besok ajaa xixixi

BTW, udah lihat trailer di instagram penerbit dan instagram ku belum??? Buruan cekkk brooooww🤭🤭

Di sini ya :

@id.skuad

@yupitawdr_

YA UDAH SELAMAT MEMBACA!!!

------------------------------------------------

Bab 35. Dan Pohon Itu Akan Terus Tumbuh

Akan sia-sia ketika jatuh cinta ke orang yang udah nggak butuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akan sia-sia ketika jatuh cinta ke orang yang udah nggak butuh cinta.

***

SEPANJANG liburan semester dan tahun baru, Nirbita menghabiskan waktunya dengan rutinitas konstan. Seperti bangun pagi untuk olahraga —sebab, beberapa pakaian pemotretan mulai tidak muat—, sarapan, lalu bimbel setiap sorenya. Ia akan pulang mendekati jam 8 malam, mandi sebentar, kemudian belajar sambil makan buah sebelum akhirnya terlelap.

Sejak dulu, segala hal dalam hidupnya memang diatur dalam satu garis lurus pasti. Ia seperti berjalan di lorong panjang yang sempit seorang diri. Tidak ada siapapun kecuali Haira yang sudah menunggu di ujung lorong.

Namun, hari ini berbeda. Ia sudah bersiap-siap untuk berangkat bimbel ketika mendapati Haira sedang berbincang dengan seseorang di ruang tengah. Keduanya menoleh saat mendengar derap langkahnya mendekat. Senyum terbit di bibir perempuan itu bersamaan terbentangnya jalan kecil lain untuknya sedikit lepas dari kesepian.

"Hari ini libur dulu lesnya, Ta. Sekala mau ngajak kamu jalan nih."

Kalimat itulah yang mengantarkan Nirbita ke tempat ini sekarang. Dimana laut lepas begitu tenang dengan bias cahaya lampu dermaga. Sementara di atasnya, langit membentang megah bersama warna-warna senja. Ia membiarkan angin menyapu wajah, membawa rambutnya ke sembarang arah, dan beban yang turut serta dibawa tubuh jatuh ke bawah, dimakan paus orca.

Sunyi itu mendekap begitu erat karena di sampingnya, Sekala tidak mengatakan apa-apa. Terhitung sejak beberapa waktu yang lalu, lelaki itu memang lebih banyak diam. Bahkan, pesan-pesan yang biasa menyapa setiap malam pun ikutan lenyap.

Kadang, di sela kegiatannya Nirbita menyempatkan waktu untuk memikirkan alasan kenapa Sekala berlaku demikian. Hingga ia berhenti di satu kesimpulan, bahwa mungkin saja lelaki itu malu karena Aruna telah membocorkan rahasia perasaannya. Jadi, ia membiarkan semua berjalan begitu saja. Sebab, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Lelaki itu memang suka tiba-tiba menghindar lalu datang minta maaf. Moodnya tidak bisa ditebak. Bisa melambung dan terjun bebas dalam waktu singkat yang membuat Nirbita sedikit tahu cara memahami Sekala adalah dengan membiarkannya tenang terlebih dahulu.

Satu Kotak Senja untuk NirbitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang