Bab 26. Luka yang Dirobek Paksa

51.7K 5.5K 1.3K
                                    


Seperti biasa 2000 vote dan 1000 komentar yaaaa...

Ini kayaknya chapter terbanyak dari yang lain deh wkwkw jadi selamat membaca

Ayoo ramein per-paragraf ❤️

-----------------------------------------------

Bab 26. Luka yang Dirobek Paksa

Luka yang sudah sembuh lalu dirobek paksa itu lebih sakit dari luka awalnya, karena kita bakal dipaksa mengingat lagi setiap proses dari luka di masa lalu itu sembari disiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luka yang sudah sembuh lalu dirobek paksa itu lebih sakit dari luka awalnya, karena kita bakal dipaksa mengingat lagi setiap proses dari luka di masa lalu itu sembari disiksa.

***

USAI mengerjakan semua latihan soal try out matematika yang cukup membuatnya pening, Nirbita langsung melemparkan tubuhnya ke tempat tidur dan menghirup udara dalam-dalam.

Ketika pindah ke rumah ini, ia pikir, ia paling menyukai kamarnya yang terletak di lantai dua sebab ketika matahari terbenam, senja terlihat menggantung dengan sempurna tapi, saat mama mengatakan ada satu kamar lain di roof top, ia berakhir lebih banyak menghabiskan waktunya di sana, di tempat ia berbaring sekarang.

Tempat ini sepi. Jauh dari teriakan mama, jauh dari hiruk pikuk di bawah ketika mama kedatangan tamu, dan yang paling penting adalah..., senja di sini jauh lebih indah dari senja yang pernah ia lihat sebelumnya. Bahkan, ketika malam, langitnya menjelma lautan zona twilight dan ikan-ikan lentera berenang kesana-kemari. Begitu cantik, seperti malam ini..

Sekala bilang, semua bintang turun ke laut untuk menggantikan ikan-ikan yang sedang imigrasi ke langit. Namun nyatanya, malam ini beberapa konstelasi menyelip di wajah bumantara. Cahayanya samar, begitu angin berembus, gumpalan awan akan menenggelamkan dalam rengkuhan dan Nirbita perlahan memejamkan mata. Lelah yang tadinya menggantung di pundak ikut terkubur meskipun kepalanya justru berjalan jauh menjelajahi memori dan bertemu dengan sebuah percakapan di bundaran Blok M bersama Sekala malam itu.

“Ngomong-ngomong, La. Kenapa tiba-tiba lo deketin gue? Ini..., bukan karena lo ngerasa bersalah atas kelakuan Aruna kan?”

“Gue nggak deketin lo karena ngerasa bersalah atas kelakuan Aruna kok. Itu kekanakan banget.”

Jawaban lelaki itu hanya merevisi sedikit kalimat yang pernah ia lontarkan ketika Braga, teman Raiden mempertanyakan soal kedekatan mereka dan rasanya tidak cukup untuk sebuah jawaban karena Sekala tidak lagi mengatakan apapun setelahnya.

Selama memejamkan mata, Nirbita semakin tenggelam dalam kilas balik akan setiap moment yang pernah ia lewati bersama lelaki itu dan ia tidak menemukan hal aneh di masa lalu. Sekala hanya mulai abu-abu ketika mereka dekat seperti sekarang. Sekala sering keceplosan dan tahu banyak tentangnya, Sekala sering bertindak impulsif dan berujung menatapnya malu-malu, Sekala membingungkan dan menyenangkan di saat bersamaan.

Satu Kotak Senja untuk NirbitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang