"jeongwoo, sudah papa bilang. sebelum papa jemput, kamu tidak boleh kemana kemana. kamu paham?" ucap papa jeongwoo bisa di bilang sedikit emosi
"pa.. papa bisa liat jeongwoo kan? jeongwoo udah besar. jeongwoo udah bisa ngelakuin yang ga bisa jeongwoo lakuin dulu, sampai kapan papa mau anggap jeongwoo kaya anak kecil" ujar jeongwoo dengan mata yang berkaca kaca, entah apa sebabnya yang jelas mata dia berkaca kaca
"pah.. look at jeongwoo now" menunjuk dirinya sendiri
"jeongwoo udah besar, jeongwoo udah remaja. jeongwoo perlu kebebasan yang biasa remaja lain dapetin"
"tapi kamu gatau, seberapa bahanya di luar sana woo.." menunjuk kearah luar dengan mata yang melotot kearah jeongwoo
"jeongwoo capee pah.. papa selalu begini ke jeongwoo" jeongwoo lari kekamarnya dengan mata yang sudah ber air
"JEONGWOO PAPAH BELOM SELESAI BICARA" teriak papah jeongwoo
"udah mas, benar kata jeongwoo dia sudah tumbuh seperti remaja pada umumnya. saatnya kita memberikan kebebasan yang anak anak lain dapat" sang mama mengelus - elus dada papa jeongwoo
"tapi mah..." mama menggeleng geleng
"ini udah saatnya mas, selama dia ga macem macen. it's not bad" ujarnya sambil tersenyum
***
"gue binggung deh sama papah, kenapa dia selalu kaya gini si"
jeongwoo menangis dan meraih ponselnya yang berada di dalam laci
ia mencari contact seseorang dan meneleponnya
telephone conversation
jeong :: hallo ka yoonbin
yoon :: eh kenapa ko suaranya serak?, lo kenapa?
jeong :: papah jahat ka, gue benci sama dia
yoon :: stt.. gabole bilang kaya gitu ah, gabaik
jeong :: tapi gue cape diginiin mulu, gue ga bebas, gue berasa di kurung
yoon :: itu hal biasa wo, orang tua mana si yang ga khwatir anaknya kenapa kenapa
jeong :: tapi ini uda kelewatan kaa..
yoon :: heh heh, gabole nangis okay??
jeong :: okayy
yoon :: pinter, besok kan sekolah mending lo cuci muka terus tidur deh
jeong :: eum.. kalo gitu gue matiin yaa
yoon :: iya, byee
percakapan mereka pun sudah berakhir sampai situ, dan jeongwoo langsung tertidur. di karena kan matanya yang sudah lelah menangis
***
jeongwoo masi mematuhi perintah papanya, untuk menunggu sampai ia di jemput
3 jam berlalu, jeongwoo merasa bosan. karena papanya tidak kunjung datang
dan dia saat ia memejamkan matanya ada haruto yang baru saja selesai eskul, haruto menghampiri jeongwoo yang sedang memejamkan matanya
"heh, lo masi disini wo?" ucap haruto
jeongwoo kaget, ia langsung terbangun
"bikin kaget aja, iya ni lagi nungguin jemputan"
"gila ini uda jam 3 lewat, ayo pulang bareng gue aja" haruto mengajak jeongwoo
"ga deh ru, tar papa gue marah"
"entar gue yang jelasin dah, ayo" haruto menarik tangan jeongwoo
sesampainya di parkiran
"sorry ya wo, gue gabawa mobil. pake motor gapapa kan"
jeongwoo mengangguk, sebenarnya ia masi khwatir takutnya papahnya nyariin. tapi karna ia bersama haruto rasa itu mulai hilang perlahan
"tinggi banget si motor lo, mentang mentang cowo cool" misuh misuh jeongwoo yang kesusahan menaikin motor haruto
haruto tertawa "yauda besok gue bawa moto BIT aja" haruto sambil menjalankan motornya
"emang punya?" jeongwoo memiringkan kepalanya untuk melihat wajah haruto
"brengsek, mukanya deket banget. pls wo ini lagi di jalan" ー inner haruto
"engga" jawab haruto
"yeuu" dengan entengnya jeongwoo menabok lengan haruto
"tangan lo sakit banget dah, ga sesuai ama muka lo"
"ha gimana gimna?" jeongwoo tidak paham
"ah ga, eh btw mau makan dulu ga? bareng gue?" tawar haruto
"wow, boleh tu kebetulan laper" jeongwoo memegangi perutnya
akhirnya mereka pergi kesebuah restoran, untuk memakan beberapa makanan untuk memuaskan hasrat lapar mereka
"ruu.. emang lo makan ama gue gaada yang marah?" tanya jeongwoo
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
temen sebangku ; hjw
Novela Juvenilkonflik pertengahan rada bikin bosen, jadi yang bosenan di sarankan jangan baca. ⚠️ hajeongwoo area. ⚠️ bxb. ⚠️ kasar/ campuran. ⚠️ male pregnant. start :: 1 april 2022 end :: ー