O9 ; haruto prik

1.1K 171 44
                                    

hari sabtu pagi dimulai dengan haruto yang menganti perban jeongwoo

"sakit?" tanya haruto

jeongwoo menggeleng geleng

"haru.." panggil jeongwoo

"kenapa wo?"

"eum.. gue laper lo ada makanan ga?" jeongwoo mengembungkan pipinya

"lo tunggu sini, gue masak nasi goreng"

jeongwoo mengangguk ngangguk

beberapa menit kemudian haruto tidak kunjung datang, apakah membuat nasi goreng salama ini. karna jeongwoo yang sudah sangat lapar, ia berusaha ber diri. lalu ia berjalan ke dapur untuk melihat haruto

sesampainya didapur jeongwoo shock, apa yang haruto lakukan sampai sampai dapur sangat berantakan

"astagaa haru, lo abis ngapain? dapur sampe kaya kapal pecah"

haruto menoleh kearah jeongwoo dan melepaskan sodetnya yang sedang ia genggam, dan berhasil menumpahkan nasi yang ada di atasnya

"jeongwoo, lo ngapain kesini? lo kan lagi sakit" haruto merangkul tangan jeongwoo

"ru, yang sakit wajah gue. bukan badan gue, lo lihat dapur aduhh ruu sini lah gue yang bersihin" jeongwoo berjalan mengambil sapu dan pel pelan

haruto yang sudah melarangnya tapi jeongwoo bersih keras ingin merapihkan. terpaksa haruto hanya duduk melihat jeongwoo yang sedang mengepel lantai

"gue bantu ya woo?" tawar haruto

"gausah, tar malah berantakan lagi"

"ga ko wo, janji"

"yakin.. janji?" jeongwoo mengulurkan jari kelingkingnya untuk membuat janji

haruto langsung menjabatnya

"gemes banget si" ー inner haruto

***

2 hari berlalu, jeongwoo tinggal di aprt haruto

kini jeongwoo sedang bersiap siap untuk berangkat sekolah, dengan menggunakan seragam haruto yang sizenya lebih besar dari ukuran badannya sendiri.

tiba tiba haruto langsung masuk kekamar jeongwoo dengan 1 nampan, sarapan dan ada obat obatan juga di nampan itu

"eum.. ru gue udah sehat, jadi gausah minum obat yaa" giggles

"gaa gaada gaada, luka lo belom kering"

"tar kena angin kering"

"mana bisa ke gitu" haruto mengangkat alisnya

"bisa bisa" jeongwoo terus meyakinkan haruto

"masa si? mau gue yang masukkin ini obat ke mulut lo. atau lo sendiri?" haruto berjalan mendekati jeongwoo, otomatis jeongwoo harus mundur

"jangan diem aja dong?"

"gamau ruu, obatnya gaenak" jeongwoo menutup mulutnya dengan ke dua tangan

jeongwoo sudah mempet ke dinding, perlahan tanpa jeongwoo sadar haruto membuka kancing seragam jeongwoo satu per satu. dan hap! baju seragam jeongwoo sudah terbuka, menyisahkan kaos putih

jeongwoo kaget langsung menutupi dadanya yang terbuka itu

haruto menarik pinggang jeongwoo hingga tubuh mereka sangat mepet, haruto kemudian meremas halus bokong jeongwoo

"h - haru lo ngapain?" jeongwoo panic

"siap yang suruh lo pakai seragam?" tanya haruto dengan suara deepnya

"yaa karna gue mau sekolah.."

"kata siapa lo boleh sekola, asal lo tau gue udah izin lo ke kepala sekola. kalau lo gamasuk selama seminggu"

"haruu apaansie, gue mau sekolah"

haruto saat itu langsung membanting badan jeongwoo kekasur

"awww" ringis jeongwoo, karna bagian pipinya kehentak

haruto tidak memperdulikan ringisan jeongwoo. tangannya perlahan mulai beraba raba dada jeongwoo serta meremasnya kecil

"anjing ini gabisa gue kontrol" ー inner haruto sembari memjamkan matanya

"HARUTOO CABULLLLL!!!" teriak jeongwoo dengan kerass, mungkin orang samping bisa mendengarnya

kemudian beberapa detik kemudian ada seorang pria yang masuk dengan mendobrak pintu

"heh bocah sange, lo apaain anak orang" orang itu mendorong badan haruto dan menuntun jeongwoo ke dekatnya

"tolongin kaa, haruto cabull banget. remes remes dada jeongwoo"

pria itu kaget dengan apa yang dikatakan jeongwoo

"sini loh"

"ampunn paji" haruto lari keluar

***

"owalaa kamu lagi ada masalah smaa keluarga. gapapa ko kamu tinggal disini aja sama haruto, tapi kalo haruto macem macem kasi tau saya aja" kata pria bernama jihoon itu

"baikk ka ji"

"lo juga to inget umur, masih bocah tapi sangenya ke apaan tau"

"ke apaan?" jawab haruto dengan nada seperti meledek

"kake lo noh"

"bangsat"

tbc

temen sebangku ; hjwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang