Perjanjian 7 hari

597 32 1
                                    

Happy reading.

"Loh Acha mana ?" Tanya cathrine saat tiba di kantin bersama Zia dan Laras.

"Masih di perpus nanti nyusul sih katanya, dikit lagi selesai" jawab Zia yang sibuk makan somay di depannya.

Suasana kantin begitu ramai saat semua siswa berlarian menuju kesana untuk mengisi perut kosong mereka masing masing, begitu juga dengan Zia, Laras, dan cathrine setelah memesan makanan masing masing serta pesanan Acha yang ia bawa, mereka bertiga memilih meja kantin yang berada di tengah membuat keberadaan mereka diketahui oleh acha nanti. Beberapa menit berikutnya Laras nampak melihat Acha datang ke pintu arah kantin seperti mencari sesuatu, ia yang mengetahui jika Acha mencarinya segera melambaikan tangan.

"Acha!" Panggil Laras membuat gadis itu menoleh dan tersenyum.

Saat langkahnya ingin berjalan ke meja teman temannya tiba tiba pandangan beralih pada meja ujung kantin yang terdapat Arga dan anak anak zerocalz sedang berkumpul seperti biasa, senyum sumringah mengembang melihat pria impiannya berada disana tapi saat langkahnya berjalan ke meja Arga tiba tiba sebuah tangan menggenggam pergelangannya membuat gadis itu terdiam dan menatap orang tersebut.

"Mau kemana, meja kita disana Cha" ucap Laras.

Acha lagi lagi menoleh pada pria impiannya sejenak.

"Tapi Acha pengen kesana--"

"Makanan Lo udah kita pesen jadi ga ada absen absen segala lagi" titah Laras kembali .

"Ayo " Laras menarik paksa gadis itu menuju meja mereka mengabaikan meja kumpulan anak zerocalz di ujung sana.

"Tumben Acha ga ke sini?" Heran Morgan saat melihat Acha ditarik oleh Laras.

"Bagus lah harusnya" jawab Liam ikut menyaksikan.

"Laras yang larang Acha ke sini kayanya" sambung Gerry.

"Gue juga kalo jadi laras bakal lakuin yang sama ke Acha" ucap Rasya membuat Morgan dan Gerry menatap.

"Kenapa, benerkan yang gue bilang. Mana ada temen yang ga kasian lihat temen lainnya sakit hati "

Baik Rasya dan Gerry saling menatap Arga sejenak melihat reaksi pria itu berharap jika ia peka dengan ucapannya tapi lagi lagi keinginan mereka tidak jadi kenyataan, pria itu lebih memilih sibuk memakan makanannya dengan wajah datar sambil memainkan ponselnya.

"Acha pernah sakit hati?" Tanya Morgan serius.

Tagh.

Sebuah sendok melayang di pelipis Morgan membuat pria itu meringis dan menatap Rasya sang pelaku.

"Sakit bego!"

"Mangkanya pacaran biar tau gimana rasanya sakit hati!" Timpal Rasya kesal.

"Apa nyambung ke pacaran woi, gue cuma nanya doang" balas Morgan masih mengusap pelipisnya.

"Justru pacaran bisa membuat pikiran Lo terbuka bro biar ga lurus mulu pikiran lo" sambung Gerry menepuk bahu Morgan pelan.

"Iya deh yang udah pro dalam pacaran dulu dan gue nggak" ucap Morgan memilih mengalah.

ARGANTARA (HIATUS SEMENTARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang