[ TEN ]

125 25 3
                                    

🏰👸🏻

Pukul 2.00 dini hari sang Putri Aftokratoria terbangun dari lelapnya. Sudah beberapa malam Thea selalu terbangun tepat di jam yang sama seperti kali ini. Namun ternyata malam ini berbeda, Thea mendapati kedua kakaknya sedang terlelap di sofa yang berada dalam kamar tersebut. Macario yang masih menggunakan setelan rapi serta kacamata yang ia tenggerkan di kepalanya, dan juga Jedrej yang belum mengganti pakaiannya dari pakaian latihan prajurit kerajaan. Sepertinya kedua Pangeran langsung menuju kediaman Thea setelah mengerjakan kegiatan mereka.

Thea terduduk di atas kasur, menatap ke luar jendela dan mengela nafasnya. Semakin hari hatinya semakin gelisah. Dia pun menoleh ke samping kiri dimana Jeffrey berada, kecupan ringan Thea berikan pada kening sang Ayah. Tak lupa, dia segera turun dari kasur untuk menghampiri kedua Kakak-nya. Melakukan hal serupa kepada Macario dan Jedrej, tanpa dia ketahui, bahwa Thea telah memberikan keberuntungan melalui kecupan singkat tadi.

"Thea..."

Sang Putri menoleh kaget. Melihat kesana kemari, mencari siapa sosok yang baru saja memanggil namanya. Ditatap tubuh Macario di belakang sana yang masih terlelap, tidak menunjukan bahwa pelakunya adalah sang Kakak Tertua. Mulai merasa takut, Thea mendekatkan dirinya pada tubuh besar Jedrej yang sedang berada paling dekat dengannya.

"Thea, ini aku. Janganlah kau takut padaku."

Suara tersebut semakin jelas terdengar. Thea pun yakin ini bukanlah salah satu dari Kakak-nya terlebih lagi sang Ayah. Karena suara tersebut adalah suara seorang wanita. Putri Aftokratoria tersebut segera memposisikan diri tertidur di samping tubuh Jedrej, meskipun terasa sempit karena sang Kakak memiliki perawakan besar, namun Thea tak perduli. Dia hanya merasa takut. Tepat ketika Thea memejamkan matanya, tubuh gadis mungil tersebut mulai bergetar hebat. Tenggorokannya terasa sangat terbakar serta dadanya sangat amat sesak menyakitkan. Jedrej yang berada dekat Thea merasakan sesuatu dan tersadar dari tidurnya. Mendapati sang adik tengah menahan rasa sakit, Jedrej bangkit dan menyamankan posisi Thea di atas kasur.

"AAAAAAAAAAAKKK!!!"

Teriakan pilu Thea berhasil membangunkan Jeffrey juga Macario. Pintu kamar Thea pun terbuka keras, Jazzalyn datang dengan raut panik bersama para pelayan. "Thea! Thea!" Panggil Jedrej berusaha menyadarkan sang adik, Jeffrey pun langsung melompat ke antara kedua anaknya, berlutut disamping Thea dan meraih gadis kecil di hadapannya yang terus menahan sakit dengan mata yang terbuka. Disatukannya kening sang Elder dengan kening Thea yang seketika memejamkan kedua mata gadis tersebut. Namun saat Thea membuka matanya, kedua bola mata sang Putri berubah menjadi warna biru tua yang bersinar cantik. Macario yang memperhatikan di balik tubuh Jedrej pun sadar bahwa kini sosok wold milik Thea sedang menguasai sang Adik.

"Jazzalyn, bawa semua pelayan keluar ruangan dan jaga pintu depan. Biar kami yang mengatasi Thea." Perintah Macario yang langsung dituruti oleh Jazzalyn. Kini di ruangan tersebut hanya mereka bertiga, dan kala pintu tertutup, Thea berubah menjadi wujud serigala berbulu putih silver dengan mata biru bersinar. Pangeran Kedua melompat dan Miles pun muncul, berdiri tegap melindungi sang Ayah yang masih berwujud manusia. Disusul Putra Mahkota yang turut berubah menjadi Nox, kini berjalan di belakang tubuh Jeffrey, berjaga-jaga agar sang ayah tidak terluka. Terdengar suara rintihan dari Thea (dalam wujud serigala) yang menahan rasa sakit, tubuh serigala tersebut berputar kesana kemari dengan gelisah, hingga Jeffrey mendengar suara kecil Thea memanggil namanya. "Ayah, tolong.."

Berpindah mata coklat Jeffrey menjadi kuning keemasan, mendengar putrinya kesakitan, dia tak bisa tinggal diam. "Aaauuu!!" Lolongan kencang dari Jedrej terdengar, langkah serigala besar tersebut semakin maju menutupi tubuh Jeffrey yang kebingungan. Sang Elder mengerti isyarat lolongan tersebut, Jedrej sedang merasa terganggu, putranya tak suka dengan keberadaan serigala putih itu. Namun yang tidak Jeffrey ketahui adalah, sang Pangeran Kedua dapat mendengar suara Thea, panggilan yang seharusnya hanya dapat didengar Jeffrey, sang Elder.

"Siapa namamu?" Tanya Jedrej pada serigala putih. "Kakak! Ini aku! Tolong aku, ini sangat menyakitkan!"

Suara Thea yang tercekat membuat Miles menggeram semakin marah, Jedrej tidak suka wujud serigala Thea yang sangat egois, memaksa keluar ketika sang Adik belum mampu mengatur tenaga sebesar itu. "Tahan amarahmu Jerdej! Dia tetaplah Thea!" Jeffrey mengintrupsi amarah sang putra begitu pula Nox yang langsung berdiri di hadapan Miles, mencoba menjadi benteng yang melindungi Thea. "Siapa namamu?!" Teriak Jedrej pada serigala silver dibalik tubuh Nox. Namun nihil, hanya erangan serta geraman yang mereka terima, begitu banyak emosi yang berkecamuk disana membuat hati Jedrej dan Macario merasa pilu.

Sang Elder berjalan melewati tubuh besar Miles, melangkah pelan menghampiri sosok serigala tersebut. "Thea. Thea. Thea." Dengan menggunakan Alpha tone, Jeffrey terus memanggil sang putri agar dapat bertahan di dalam sana. Diikuti oleh Miles dari belakang dan Nox pun memberi akses pada Jeffrey untuk mendekati Thea. Dengan lembut, Jeffrey mengusap pipi sang serigala dan menuntunnya untuk menyatukan kening mereka. Seketika serigala milik Thea pun mulai tenang, nafas yang sedari tadi gelisah pun mulai terdengar beraturan. Hingga serigala tersebut pun terduduk tepat di hadapan Jeffrey sembari memejamkan matanya. "Siapa namamu?" Tanya Jeffrey.

"Stella."

Masih dengan posisi yang sama, Jeffey mengusap lembut bulu Stella dan berbisik, "Tolong kembalikan Thea padaku. Akan aku ajarkan dia bertemu denganmu, namun tidak dengan cara seperti ini Stella." Pinta Jeffrey pun dikabulkan oleh serigala putih cantik tersebut. Cahaya terang terpancar dari tubuh Stella dan tak lama, Thea pun kembali, jatuh dalam pelukan sang ayah. Thea kehilangan kesadarannya.

Miles dan Nox berubah kembali pada sosok Jedrej dan juga Macario, melangkah mendekati Thea dan juga Jeffrey yang segera membawa Sang Putri menuju kasur. Ditempatkannya Thea di atas sana dengan perlahan, tak ingin menyakiti tubuh sang putri yang sudah melawan kekuatan besar Stella. "Putra Mahkota, cepat panggil Tabib istana kemari." Perintah Jeffrey. Keheningan menyelimuti kamar tersebut, Jedrej yang hanya dapat berdiri sigap di samping tubuh Jeffrey yang sedang berlutut, mencium tangan Thea berkali-kali.

Untuk kesekian kalinya, Thea berada di ambang bahaya.

🏰👸🏻

The Shining Star, TheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang