"Fiat bangun. Ini sudah pagi"
"5 menit lagi mommy"
"Kau akan terlambat nanti. Tidak ingin cepat datang ke sekolah baru?" . Krist masih berusaha membujuk anaknya untuk bangun. Semalam memang Fiat tidur terlalu larut, karena kakeknya malah membelikan dia sepaket mainan Action Figure. Yang membuatnya merakit itu semua hingga malam. Krist menggelengkan kepala jika mengingatnya, dia menyuruh Fiat untuk membawa 2 atau 3 saja mainan robotnya dari Seoul agar tidak terlalu banyak barang diabwa, tapi sepertinya kakek neneknya akan membuat kamar Fiat penuh dengan mainan seperti itu. Mereka terlalu memanjakannya karena Fiat adalah cucu semata wayang mereka.
Tapi untunglah Fiat tidak tumbuh menjadi anak yang super manja. Dia malah tumbuh menjadi anak yang mandiri dan pengertian. Padahal semua orang terdekat Krist sangat memanjakannya. Krist patut bersyukur untuk itu.
Fiat yang mendengar itu pun sontak membuka matanya. "Aku lupa. Aku akan mandi kalau begitu" dia melompat dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. Krist tertawa melihat kelakuan anaknya ini.
"Segera turun kebawah jika sudah selesai bersiap. Kita sarapan !"
"Nde, Mom" teriak Fiat dari dalam kamar mandi.
Krist bergegas turun kembali. Dia sedang memasak sarapan untuk Fiat. Dia memang tidak mau dibantu Maid untuk urusan makanan Fiat karena anaknya sedikit pemilih. Fiat tidak bisa makan nasi untuk sarapan, perutnya akan sakit nanti. Jadi Krist hanya memanggang roti, membuatkan Fiat omelette dan juga segelas susu coklat. Sedangkan untuk dirinya sendiri dia tak terlalu rewel. Dia akan memakan apa saja yang dimasak oleh Maid nantinya.
Mereka sarapan dengan tenang. "Semangat untuk hari ini, boy?" Tanya sang kakek pada Fiat.
Fiat mengangguk semangat, "Fiat tidak sabar bertemu teman baru Grandpa. Apa mereka akan baik pada Fiat?"
"Fiat anak baik. Bahkan kau pandai bergaul. Grandma yakin kau akan punya banyak teman"
Fiat tersenyum menanggapi ucapan sang nenek. "Mommy, seharusnya Mommy tak perlu mengantar Fiat. Bukannya di sini ada kendaraan umum. Fiat bisa naik MRT atau Bus seperti di Seoul"
"Lalu membiarkanmu tersesat di hari pertama. Jangan konyol anak muda. Meskipun Mommy tau kau anak yang pintar tapi tidak akan ada orang yang hafal jalan dalam satu kali waktu. Apalagi kau tak pernah ke Bangkok. Lagipula Mommy harus tetap ke sekolah untuk mengurusi kelengkapan kepindahan sekolahmu. Kau mengerti?"
"Baiklah. Mommy cerewet sekali"
Krist menyentil pelan kening Fiat. Kurang ajar sekali anaknya ini. Sedangkan orang tuanya hanya tertawa melihat tingkah polah ibu dan anak ini. Mereka sangat bahagia, rumah mereka jadi ramai sekarang.
***
Singto memijat kepalanya pelan. Dia baru saja melihat laporan yang diberikan oleh bagian keuangan padanya. "Bagaimana bisa ada penurunan hingga 10%. Apa kalian ingin membuatku bangkrut !"
Dua orang yang dipanggilnya hanya bisa menunduk takut. "Perbaiki ini semua !" Sentaknya sambil melempar berkas ke meja. Dua orang karyawan itu hanya mengangguk dan segera keluar dari ruangan Singto.
"Kau tidak lelah marah-marah begitu pada karyawanmu. Itu akan mempercepat penuaan di wajahmu kau tau"
Singto menoleh kearah suara. Dan melohat temannya yang sedang berjalan masuk. "Mereka tidak berguna, Mew"
"Hei tidak baik bicara seperti itu. Mereka yang membantumu mengurus semuanya"
"Ada apa datang kemari. Tidak biasanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
MI CASA (Singto x Krist)
Random(COMPLETED) Mi Casa merupakan bahasa latin yang bisa diartikan sebagai rumah. Rumah yang selalu dirindukan oleh seorang Krist Perawat. Namun Krist percaya akan takdir. Sejauh apapun dia pergi dia pasti akan kembali di dekapan rumah yang sama. DISCLA...