Happines

713 64 5
                                    

"AKU TIDAK SEPERTI ITU !!"

"SEMUA BERITA ITU BOHONG !!"

"AKU MEMANG SEORANG MODEL TERNAMA. AKU TIDAK PERLU MENJUAL TUBUHKU !!"

"AKU BUKAN WANITA MURAHAN !!"

"KRIST ! DIA YANG MURAHAN !!"

"ARRRGKKKKKHHH. KRIST SIALAN. SINGTO SIALAN. MEREKA SEMUA HARUS MATI !!!"

Teriakan itu terus bersautan dari dalam kamar, semua perabotan yang membahayakan juga sudah dikeluarkan oleh Tuan Sarocha. Dia pikir ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Masalah datang bertubi-tubi karena perbuatan anaknya. Dia bahkan tidak percaya dengan berita yang beredar. Anaknya sering bermalam di hotel dengan pria-pria kaya. Gigie benar-benar sudah membuatnya seperti jatuh dan tertimpa tangga pula.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit jiwa" ucap Tuan Sarocha dengan tegas.

Ibu Gigie yang mendengar itu pun menggeleng kencang, "Jangan Pho. Aku mohon jangan bawa Gigie kesana lagi." Ucapnya sambil mulai menangis.

"Lalu kau akan membiarkan dia mengamuk dan menghancurkan apapun seperti ini !?"

"Pasti ada cara lain. Jangan membawanya ke rumah sakit jiwa. Itu malah akan semakin menyiksanya" Ibu Gigie sudah menangis tersedu, khawatir jika suaminya benar-benar akan mengirim Gigie ke rumah sakit jiwa.

"Keputusanku sudah bulat. Ini untuk kebaikannya dan juga kebaikan kita. Kita tidak bisa menahannya terus menerus di rumah. Akan ada masalah apalagi yang akan dia perbuat dan untuk kau, berhenti memanjakan dia !" ucap Tuan Sarocha lalu pergi ke ruang kerjanya.

Ibu Gigie hanya bisa menangis. Tidak bisa berbuat apapun kecuali mengikuti kemauan suaminya. Dia juga tidak bisa menjamin Gigie akan berhenti membuat masalah.

****

Fiat senang bukan main hari ini karena sudah diperbolehkan untuk pulang. Dia sudah bosan karena 5 hari tertahan di rumah sakit. Meskipun orang tuanya, kakeknya, begitu pula sahabat, paman dan kekasihnya belum juga papa dan papinya yang selalu bergantian untuk datang. Tetap saja, tidak enak berdiam diri di ranjang rumah sakit.

"Pakai kursi roda saja ya sayang"

"Mom, tapi Fiat masih bisa berdiri kok. Pakai tongkat saja"

"Jangan sayang. Biar cepat pulih. Pakai kursi roda saja na"

Fiat menatap memelas pada Singto berharap ayahnya dapat membantunya membujuk sang Mommy.

Singto hanya tersenyum lalu berjongkok di depan Fiat yang masih duduk di ranjang rumah sakit.

"Kali ini Daddy setuju dengan Mom. Pakai kursi roda ya, kaki Fiat tidak boleh terlalu digantung dan digerakkan. Kalau pakai kursi roda, kaki Fiat bisa istirahat jadi bisa cepat sembuh" ucap Singto mencoba memberi Fiat pengertian. Singto tahu anaknya ini begitu aktif. Akan sangat tidak menyenangkan jika harus duduk di kursi roda, tapi ini demi kesembuhan Fiat.

"Huh baiklah" Fiat akhirnya mengalah. Lebih baik menuruti perkataan ayah ibunya agar kakinya cepat sembuh.

"Nah, anak Mommy pintar– ugh" Krist  menutup mulutnya. Dia segera berlari kearah kamar mandi. Singto jadi ikut panik begitupun dengan Fiat, tapi dia tidak bisa ikut berdiri.

"Kau tak apa sayang?" Ucap Singto sambil memijat tengkuk Krist pelan.

"Huh, tak apa Phi. Hanya saja mualnya kembali lagi" ucap Krist sambil mengusap manja kedalam pelukan Singto. "Kenapa sayangku jadi manja seperti ini hmm?"

"Tidak tau, ini kemauan baby "

Singto terkekeh kecil, "kemauan baby apa kemauan mommy hmm?" Singto mengecup bibir Krist sekilas.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang