Guard

609 66 1
                                    

Fiat cemberut sepanjang jalan pulang. Ibunya yang melihatnya mengernyit, "kau ini kenapa?"

"Mommy tau. Ada kakak kelas Fiat yang sangat menyebalkan. Mentang-mentang dia ketua Student Council di sekolah. Dia bisa seenaknya" ucapnya menggebu.

Krist yang mendengarnya pun menoleh, "Apa dia melakukan hal yang tidak baik padamu. Dia tidak mengganggumu kan?" . Pertanyaan Krist terdengar cukup khawatir, dia takut ada yang membully Fiat di sekolah. Meskipun sampai saat ini dia masih bisa merasa tenang karena Fiat bilang semua temannya menerima dia apa adanya.

"Iya, dia sangat mengganggu Mom. Saat istirahat dia selalu menggangguku di kantin. Membelikan aku minuman sehingga aku jadi pusat perhatian seluruh kantin. Tiba-tiba menyenggol bahuku. Belum lagi terkadang dia menyuruhku melakukan hal-hal yang dia perintahkan. Mengambil buku di perpustakaan lah. Inilah itulah"

Krist tak bisa menahan tawanya. "Eyy, kalau itu bukan mengganggu namanya. Tapi mencari perhatian"

"Ish Mommy kenapa malah ikut menggodaku sih. Sama saja seperti Cii dan Nat" Rajuk Fiat sambil melipat tangannya di depan dada.

Tawa Krist benar-benar pecah, "Oke Mommy minta maaf. Tapi siapa nama kakak kelasmu itu hmm?"

"Tidak tau, lupa. Oau– ah tidak tau lah"

"Lalu kenapa anak Mommy jadi gugup begitu" Krist masih saja meneruskan godaannya. Membuat Fiat semakin cemberut.

"Eh tapi Fiat. Huruf awal namanya adalah O. Jangan-jangan itu penggemar rahasiamu yang biasa mengirim hadiah" nada Krist terdengar serius. Membuat Fiat menoleh cepat padanya. Lalu kembali memandang ke depan.

"Benar juga" lirihnya. Namun setelahnya dia menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin Mommy. Dia menyebalkan. Tidak ada romantisnya seperti O-O itu"

Fiat mengingat sesuatu dia terlonjak dari kursi penumpangnya membuat sang Ibu yang sedang menyetir ikut terkejut. "Fiat, Mommy terkejut !"

"Hehe, maaf Mom. Fiat ingat sesuatu. Saat Fiat di perpustakaan kota. Fiat merasa ada yang mengikuti Fiat"

Awalnya Krist merasa khawatir namun setelahnya dia mengingat sesuatu. Pasti Singto yang mengikuti anaknya. Dia pasti tidak berani untuk mendekat. Krist jadi ingat ucapan Tae tempo hari. Jika sebenarnya Fiat sudah mengenal rupa sang ayah sejak lama. Krist terkejut bukan main saat itu, mengapa juga Fiat tidak pernah memberitahunya. Namun setelahnya dia cukup tersentuh dengan alasan Fiat yang tak ingin memberitahunya hanya karena tak ingin Krist bersedih. Krist berharap Singto bisa meluluhkan hati Fiat. 

"Mungkin hanya perasaan Fiat saja. Besok Cii dan Nat ke rumah jam berapa?" Krist mencoba untuk mengalihkan pikiran Fiat.

"Oh iya, besok mereka mungkin datang jam 9 pagi. Tak apa kan Mom"

Krist tersenyum, "Tak apa. Kalau begitu kita mampir ke supermarket ya. Mommy akan belanja bahan masakan dulu untuk besok"

"Oke, terimakasih Mom"

Setelah itu mereka pergi ke salah satu supermarket dekat rumah mereka.

***

Singto tengah berkutat dengan segala berkasnya. Dia meregangkan ototnya yang terasa kaku. Selama dua hari ini dia harus lembur karena ada pekerjaan yang harus dia kejar. Ada sebuah project yang harus ia menangkan. Akibatnya, sudah dua hari dia tidak bisa makan siang atau sekedar bertemu dengan Krist. Membuatnya semakin rindu saja.

Suara dering intercom di ruangannya memecah keheningan. "Ya ada apa?"

"Khun Ruangroj ingin bertemu. Beliau sudah ada di depan"

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang