Will Be Fine

666 66 3
                                    

Krist masih memeluk Fiat yang sudah terlelap. Tadi setelah puas menangis bersama Krist mengajak Fiat untuk tidur dan beristirahat. Bahkan melupakan niat awal mereka untuk makan malam. Melihat tatapan terluka dari kedua kesayangannya membuat dadanya terasa terhimpit beban berat. Namun Krist tidak bisa menyalahkan keduanya. Keduanya terluka karena satu alasan yang sama. Airmatanya jatuh kembali, di sisi lain dia ingin mengejar Singto, menenangkan jika semua akan baik-baik saja. Namun di sisi lain dia tidak mungkin meninggalkan Fiat dalam keadaan seperti itu. Krist berharap saat ini Singto baik-baik saja. Mereka semua akan baik-baik saja.

Lamunannya buyar saat dering ponsel terdengar. Dengan perlahan dia mencoba bangkit dari tempat tidur takut jika membangunkan Fiat. Saat mengecek ponselnya itu pesan yang dikirim oleh Singto

"Jangan berpikiran macam-macam. Aku baik-baik saja. Aku titip Fiat, tolong tenangkan dia terlebih dahulu. Aku harus mengurus sesuatu. Sampaikan maafku padanya. Aku menyayangi kalian"

Pesan Singto entah mengapa malah membuat Krist tidak tenang. Baru saja dia ingin memencet tombol call namun suara Fiat menginterupsi dari dalam.

"Mommy?"

Saat Krist masuk ke dalam dia melihat Fiat yang masih memejamkan mata. Sepertinya dia sedang mengigau. Dengan cepat Krist segera berbaring di sebelah Fiat. Menepuk punggung Fiat pelan hingga dirinya sendiri ikut terlelap. Biar besok saja dia menghubungi Singto.

****

Ketukan pintu menggema di ruang tamu kediaman Ayah Singto. Ibu tiri Singto yang baru saja selesai dengan rutinitas paginya pun bergegas membukakan pintu. Dia mengernyit saat menemukan seorang pria yang dia ingat sebagai lawyer Singto.

"Khun Thitiwat. Ada apa pagi-pagi sekali kemari?"

"Saya ada keperluan dengan Tuan Ruangroj" ucapnya datar.

Ibu tiri Singto mempersilahkan untuk masuk dan segera memanggil suaminya. Saat mereka semua sudah berkumpul Khun Thitiwat segera mengeluarkan sebuah berkas yang langsung ia serahkan kepada ayah Singto.

"Apa ini?"

"Silahkan dibaca terlebih dahulu. Setelah itu saya akan menjelaskan jika tidak ada yang dimengerti"

Ayah Singto segera membuka berkas itu dan membacanya. Betapa terkejutnya ia melihat isi dari berkas itu. "Apa-apaan ini !?"

"Mungkin Tuan Ruangroj paham maksud dari berkas itu. Namun tidak mengerti kenapa Tuan Singto melakukan ini. Jadi begini Tuan, Tuan Singto memerintahkan saya untuk mengurus semua keperluan agar Tuan Singto bisa melepas marga Ruangroj dari belakang namanya. Dan memberitahukan rencana ini kepada Anda Tuan"

"Apa anak itu sudah gila. Berani sekali dia mengancamku dengan hal murahan seperti ini !"

"Ini bukan sekedar ancaman Tuan. Saya sudah mengurus semuanya. Tinggal menunggu keputusan akhir dari Tuan Singto dan semuanya akan selesai. Bisa diketahui juga, jika 35% saham Tuan Singto ada pada perusahaan Anda. Dan itu merupakan saham dengan prosentase terbesar yang ada disana. Tuan Singto juga tidak segan untuk mencabut seluruh saham itu jika masalah ini tidak segera di selesaikan"

"Masalah apa maksudmu. Tentang anaknya itu. Apa dia terlalu bodoh hingga percaya saja dengan omong kosong jika seorang pria bisa hamil. Lagipula apa dia tidak tau konsekuensinya jika dia mencabut sahamnya dari perusahaanku !"

"Tes DNA akan segera dilakukan. Kita hanya tinggal menunggu hasilnya saja nanti. Dan juga Tuan Singto tidak keberatan jika harus membayar seluruh kompensasi dan denda atas pemutusan kerjasama ini. Bahkan Tuan Singto bersedia jika Anda membawa kasus ini ke jalur hukum. Karena saat itu terjadi Tuan Singto benar-benar akan menjadi orang asing untuk keluarga Ruangroj"

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang