Krist terpaksa menarik kasur lantai dibawah ranjang Fiat. Malam ini Singto jadi menginap dan entah mengapa alam seperti menyetujuinya karena diluar hujan sangat deras.
Fiat tidak mau tidur sendiri malam ini. Jika hanya Krist, Krist bisa tidur bersebelahan dengan Fiat. Namun ini ada Singto tidak mungkin mereka tidur bertiga diatas ranjang.
"Phi tidur saja diatas dengan Fiat. Biar aku yang dibawah"
"Eh tidak, lebih baik Phi yang tidur dibawah hmm. Kau temani Fiat tidur diatas ya"
Krist menggeleng, "Tapi Phi–"
"Eyyy stop" pekik Fiat membuat dua orang dewasa itu terdiam. "Fiat diatas sendirian, ranjang ini milik Fiat seutuhnya. Daddy dan Mommy dibawah"
Krist mendelik sedangkan Singto tersenyum jahil. "Mana mungkin begitu Fiat"
"Ya sudah Fiat tidur dibawah. Daddy sama Mommy diatas" ujar Fiat akan turun.
"Eh eh jangan" larang Krist dan Singto bersamaan.
"Yasudah Fiat diatas. Case Closed"
"Huh baiklah" jawab Krist pasrah. Krist menghampiri Fiat dan menyelimutinya. "Sudah sekarang tidur hmm"
Fiat semakin masuk kedalam mimpi, mungkin juga karena efek obat yang mulai bekerja. "Daddy sama Mommy disini saja ya"
"Hmm Daddy disini. Sudah tidurlah Fiat" ucap Singto pelan, dia sudah berbaring di bawah.
Krist terus mengelus kening Fiat hingga anak itu tertidur. Setelahnya dia kebingungan. Uh, mana mungkin dia tidur berdua dengan Singto. Dia malu sungguh. Ini sudah belasan tahun, dan sekarang harus tidur bersebelahan.
Singto mengernyit, lalu menyentuh kaki Krist pelan membuat Krist tersentak. "Apa phi?"
"Kenapa kau malah melamun. Tidur sayang"
"Euh aku mau ke kamar mandi" ucap Krist lalu berlari kearah kamar mandi. Singto tertawa kecil, dia tau Krist pasti gugup. Begitupun dirinya sendiri, namun Singto masih bisa mengontrol degup jantungnya. Singto memutuskan untuk membuka ponselnya dan melihat jika ada laporan lanjutan dari sang sekretaris. Juga beberapa kali mengecek Fiat apakah dia terbangun. Namun anak itu terlihat sangat pulas. Setelah beberapa menit Krist keluar dari kamar mandi. Dia masih berjalan perlahan.
Singto menggeser sedikit duduknya. "Sini, tidurlah" ucapnya sambil menepuk bagian kosong di sebelahnya.
Krist menghampiri Singto dengan langkah pelan. Lalu duduk disebelah Singto. "Tak usah gugup begitu hmm. Kita hanya tidur. Tidak melakukan hal lain" goda Singto lirih, takut jika suaranya menganggu tidur Fiat.
Krist mendelik dibuatnya. "Memang Phi pikir aku memikirkan apa. Aku memang cuma ingin tidur"
"Memangnya menurutmu Phi memikirkan apa?" Ucap Singto dengan tawa kecilnya. Krist merengut lalu merebahkan diri di sebelah Singto. Namun posisinya membelakangi Singto.
"Good Night, sayang" ucap Singto lalu mengecup pelipis Krist. Membuat Krist sontak menoleh kearah Singto yang malah tersenyum padanya.
"Sudah ayo tidur", ajak Singto sambil merebahkan tubuhnya di samping Krist. Lalu tanpa ragu memeluk Krist dari belakang.
"Phi apa yang kau lakukan. Ada Fiat" lirih Krist.
"Phi hanya rindu memelukmu. Biarkan begini ya. Fiat juga sudah tidur"
Krist akhirnya mengalah dan membiarkan Singto memeluknya dari belakang. Dia tidak memungkiri jika pelukan itu masih terasa sama, nyaman dan menenangkan. Lama kelamaan matanya memberat dan kantuk mulai menyerang dirinya. Dalam hitungan menit dirinya sudah jatuh kealam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI CASA (Singto x Krist)
Random(COMPLETED) Mi Casa merupakan bahasa latin yang bisa diartikan sebagai rumah. Rumah yang selalu dirindukan oleh seorang Krist Perawat. Namun Krist percaya akan takdir. Sejauh apapun dia pergi dia pasti akan kembali di dekapan rumah yang sama. DISCLA...