Unexpected

548 58 2
                                    

Tuan Sarocha menatap nyalang anaknya,

"Sudahlah Pho. Jangan begini. Kasihan Gigie"

"Untuk apa kau mengasihani anak ini hah. Bukankah sudah kubilang. Jangan keluar dari rumah ini, tapi apa. Kau malah menghilang hingga dua hari. Apa yang kau lakukan diluar sana !"

"Aku hanya pergi sebentar untuk menenangkan pikiranku Pho. Aku bosan di rumah"

Gigie berbicara dengan tenang, itu malah membuat Tuan Sarocha khawatir. Pasti ada hal membahayakan yang sudah ia lakukan.

"Bawa anakmu kedalam kamar dan jangan sampai dia keluar lagi dari rumah ini"

Nyonya Sarocha mau tak mau menuruti keinginan sang suami. Dia membawa Gigie pergi ke kamarnya. Bohong jika dia tidak khawatir pada kondisi Gigie. Ketenangan Gigie kali ini seperti membawa maksud lain. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi lagi nanti, tapi dia berharap tidak akan terjadi apa-apa.

Cukup kemarin suaminya berjuang mati-matian mempertahankan perusahaan yang merosot drastis. Untung saja para investor tidak semuanya mencabut kerjasamanya.

****

"Mommy, kaki Fiat ngilu"

"Mana yang sakit sayang?"

Membuat yang disana hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Ini adalah hari kedua Fiat dirawat di rumah sakit. Sebenarnya bisa saja Fiat pulang dan dirawat di rumah, karena sungguh bocah itu bosan berdiam diri di ruangan serba putih ini. Meskipun ayahnya memilihkan ruangan VVIP , namun tetap saja rasanya berbeda seperti jika di rumah. Alhasil beginilah ia sekarang, bermanja dan terus merengek kepada sang ibu untuk melampiaskan kebosanannya.

"Hey, cucu kakek sudah besar. Sudah memiliki kekasih dan setelah ini akan memiliki adik, kenapa masih merengek pada Mommy?", Ucap ayah Singto menggoda sang cucu.

Memang kakek-neneknya juga kakek dari sang ayah sedang berkumpul. Singto sedang ada urusan di perusahaan. Dia menempatkan beberapa bodyguard diluar. Kejadian kemarin masih membuatnya takut terjadi apa-apa pada kesayangannya.

"Biarkan saja, salah sendiri Fiat tidak boleh pulang" ucap Fiat sambil mengerucutkan bibirnya.

Semua orang tertawa melihat tingkah anak sulung Singto ini.

"Mom, baby tidak apa kan saat ditinggal Fiat?". Fiat mengelus perut ibunya sayang. Hey, dia tidak sabar melihat adiknya setelah ini. Bersyukur dia bukan anak yang kolot sehingga takut jika kasih sayang orang tuanya akan terbagi. Malah menurutnya lucu, mempunyai adik saat usianya sudah remaja begini.

"Tentu saja, adik bayi sangat kuat sehingga dia juga ikut mendoakan kakaknya" ucap Krist sambil tersenyum.

Cukup lama mereka bercengkrama hingga Fiat kembali merengek meminta ponselnya pada Krist. Akhirnya Krist menurutinya saja. Daripada mood Fiat semakin buruk. Fiat kemarin sudah menceritakan beberapa hal yang terjadi, membuat keluarganya semakin yakin jika Gigie lah yang menjadi dalang dari semua ini.

"Mom"

"Apa sayang?" Heran Krist saat melihat anaknya seperti terkejut akan sesuatu.

Fiat menunjukkan layar ponselnya pada Krist. "Ini?"

Krist tersenyum kecil. "Sangat mengejutkan ya?"

Krist beralih menyalahkan televisi yang ada di ruangan Fiat.

"Video dan foto putri tunggal dari keluarga Sarocha yang berulang kali terlihat memasuki hotel yang berbeda dengan beberapa pria tersebar, entah bersumber darimana hingga publik berspekulasi negatif kepada wanita yang berprofesi sebagai model tersebut. Disinyalir, beberapa dari pria tersebut ada yang berprofesi sebagai pengusaha bahkan guru dari salah satu sekolah ternama"

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang