Fiat termenung di dalam kamarnya. Jadi sang ayah tidak pernah menginginkannya, maka dari itu dia tidak bisa melihat rupa ayahnya sedari kecil. Apa ini sebabnya sang Ibu selalu murung jika dia bertanya tentang keberadaan sang ayah. Jadi ini penyebab ibunya menangis terisak malam itu. Mengapa ayahnya sungguh tega menelantarkan ibunya yang sedang hamil dirinya. Tidak taukah sang ayah jika ibunya membanting tulang sendirian untuk menghidupi dan membesarkan Fiat. Air mata jatuh menetes dari mata kanan Fiat. Selama ini dia berusaha tegar karena sang Ibu. Jika sang Ibu bisa kuat berarti dia juga harus menjadi sosok yang sama tegarnya bukan. Namun, setelah mengetahui semuanya hatinya terasa sakit seperti teriris.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat pikiran Fiat tadi buyar.
"Fiat, boleh Mommy masuk?" . Fiat bisa mendengar suara lirih ibunya dari arah luar. Fiat memejamkan matanya sejenak. Lalu membukakan pintu untuk Krist.
Disana terlihat jelas mata sembab sang Ibu. Fiat yakin, ibunya pasti habis menangis di kamar papinya.
"Boleh Mommy masuk?" Tanya Krist sekali lagi. Dan Fiat hanya mengangguk.
Krist berjalan masuk dan duduk di ranjang Fiat. "Kemarilah"
Fiat menurut dan berjalan pelan menghampiri sang Ibu lalu duduk disampingnya.
Krist menengadahkan kepalanya. Air matanya serasa ingin jatuh. Tapi dia harus meluruskan ini pada Fiat.
"Maafkan Mommy. Mommy bukan tidak ingin memberitahumu. Mommy hanya takut kau akan berpikir berlebihan"
Hening sejenak, Krist menghembuskan nafasnya pelan. "Saat itu Mommy dan Daddy hanya anak sekolah di tingkat awal mattayom. Masih seumuran dengan Fiat. Ini mungkin memang salah Mommy juga yang tak bisa menjaga diri. Saat itu Mommy hanya merasakan kepanikan. Mommy takut. Mommy juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Daddy. Dia juga seorang anak tunggal dari pemilik perusahaan besar kala itu. Pasti akan mencoreng nama baik keluarganya jika sampai masyarakat tau jika Daddy-mu menghamili seseorang. Apalagi Mommy seorang laki-laki. Mommy yakin Daddy juga ada di posisi sulit, Fiat."
"Tapi bukan berarti Daddy harus lepas dari tanggung jawab lalu meninggalkan Mommy kan. Daddy juga tidak bisa menolak kenyataan jika itu juga terjadi karena perbuatannya. Bukan Mommy yang salah disini" Fiat mulai meninggikan suaranya. Dia ikut merasakan sakit hati jika melihat ibunya seperti ini.
Krist segera menggenggam tangan Fiat erat, "Fiat dengarkan Mommy. Mommy yang meninggalkan Daddy, sayang. Mommy yang memutuskan untuk pergi. Fiat bukan sebuah kesalahan bagi Mommy. Fiat itu anugerah untuk Mommy. Mommy mohon jangan membenci Daddy-mu"
"Kenapa Mommy masih membela dia. Padahal dia sudah menyakiti Mommy sedalam ini. Fiat tidak bisa Mom. Fiat membencinya. Fiat membencinya saat Mommy menangisi pria itu. Fiat benci jika Mommy selalu minta maaf atas apa yang tidak pernah Mommy lakukan. Fiat benci pria itu Mom !" Teriak Fiat sambil menangis, yang membuat Tae dan Tee masuk menerobos kamar.
Tae langsung bergegas memeluk dan menenangkan Fiat. "Ssstt, sudah. Tenang Fiat". Fiat terisak sambil memeluk Tae erat. Selama ini dia merasakan kasih sayang seorang ayah hanya dari Papanya. Sebelumnya dia ingin sekali mendapatkan kasih sayang dari ayah kandungnya. Namun setelah mengetahui semua ini. Fiat tidak mau. Cukup selama 18 tahun ayahnya membuat sang Ibu menderita.
Tae mengisyaratkan Tee untuk membawa Krist yang juga menangis untuk keluar, "Ayo Krist". Tee menarik lengan Krist pelan untuk keluar dari kamar Fiat.
"Fiat benci Daddy, Pa" lirih Fiat masih sambil terisak.
"Papa tau apa yang Fiat rasakan. Sekarang tenanglah. Tidak kasihan dengan Mommy?" Tanya Tae pelan. Dia mendudukkan Fiat di sofa kamarnya. Tae duduk bersimpuh di depan Fiat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI CASA (Singto x Krist)
Random(COMPLETED) Mi Casa merupakan bahasa latin yang bisa diartikan sebagai rumah. Rumah yang selalu dirindukan oleh seorang Krist Perawat. Namun Krist percaya akan takdir. Sejauh apapun dia pergi dia pasti akan kembali di dekapan rumah yang sama. DISCLA...