Peace After the Chaos

626 67 6
                                    

"Ini Fiat benar-benar meninggalkan kita?!" Tanya Ciize dengan cemberut.

Nat hanya meringis sambil mengangguk.

"Huh, dasar teman kurang ajar" gerutu Ciize sambil mulutnya komat kamit.

"Ish, kau ini. Dari semalam kita sudah face time dengan dia hingga larut malam. Pagi ini kita juga ikut menjemput dia. Berikan dia waktu dengan Phi Oaujun"

Ciize melemaskan bahunya, "iya juga sih. Hah... Aku memang selalu merindukan sahabat kita si Minion itu", Ciize kembali terfokus pada ponselnya. Nat jadi penasaran lalu mengintip sedikit kesana. "Hooo, ternyata kamu chatting dengan teman Phi Oaujun ya. Dulu bilang tidak mau. Dasar tsundere"

Ciize tersentak dan segera menjauhkan ponselnya. "Ti–tidak kok"

"Nyenyenyenye, ah sudahlah aku mau ke toilet"

"Iiih Nat !!" Teriak Ciize.

Nat tak menggubris teriakan Ciize dan terus melangkahkan kaki kearah toilet. Setelah selesai dengan urusannya, Nat mencuci tangan di wastafel. Saat akan keluar dari sana bertepatan dengan seseorang yang masuk dan akhirnya..

BUKK..

"Aduh !" Pekik Nat sambil memejamkan matanya erat, karena dia yang berjalan sambil menunduk hingga tak memperhatikan depan, namun dia tidak merasakan jika dia mendarat di lantai. Dia menyadari jika dia dalam rengkuhan seseorang.

Perlahan Nat membuka matanya, dan langsung bertatapan dengan seorang pria.

"Kau keponakan Khun Mew kan?"

Nat yang terkejut sontak melepaskan pelukan itu dengan tiba-tiba namun karena langkahnya yang belum stabil membuat dirinya kembali akan terjatuh ke belakang.

"Astaga !" Pria itu reflek menarik pinggang Nat agar tak terjatuh. "Apa kau hobi sekali terjatuh?"

"Uh maaf paman– paman.."

"Max, namaku Max. Kau mungkin tak seberapa mendengar saat aku di kantor pamanmu ya"

"Tidak–uhm maksudku iya. Terimakasih Paman Max"

Max tersenyum dan sungguh itu membuat Nat merona. "Berhati-hatilah lain kali. Jangan menunduk jika sedang berjalan. Jadi, kenapa kau bisa disini. Apa Mew mengajakmu?"

"Paman Mew tidak mengajakku paman. Fiat–maksudku, anak Paman Singto memang sahabatku jadi aku turut diundang. Iya begitu" ucap Nat sambil mencoba mengalihkan pandang ke segala arah.

"Haha kau ini lucu sekali. Aku baru tau Mew punya keponakan semenggemaskan ini" ucap Max sambil mengusak rambut Nat pelan.

Nat semakin mematung di tempatnya. Jantungnya berdetak sangat cepat. "Kalau begitu, aku–aku pergi dulu na Paman. Temanku sudah menunggu. Maaf sudah menabrakmu"

Max mengangguk, "Baiklah, sampai bertemu lagi, dan biasakan dirimu untuk berbicara denganku. Jangan gugup begitu" kekeh Max sambil masuk kedalam salah satu bilik toilet.

Nat langsung berlari keluar dan mencari keberadaan Ciize.

Di sisi lain..

"Phi, kenapa tegang begitu?" Gulf mengernyit saat raut wajah Mew berubah aneh saat melihat ponsel.

"Uh, tidak. Tidak apa sayang"

Gulf memicing, "kau berbohong ya"

Mew semakin salah tingkah, "Aku akan memberitahumu, tapi janji tidak akan marah"

"Apa sih?" Tanya Gulf penasaran.

Mew memperlihatkan layar ponselnya. "Ini dari Khun Max"

"Keponakanmu sangat menggemaskan Khun Mew. Jika aku mendekatinya apa Anda tidak keberatan?"

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang