Not Easy

603 63 1
                                    

Singto pulang ke apartemennya sore ini, dia berencana menemui Krist. Setelah beberapa hari tidak bisa bertemu karena kesibukan masing-masing. Entah kenapa sejak tadi perasaannya tak karuan. Ada perasaan tidak enak seperti akan ada sesuatu hal yang terjadi.

Singto mencoba acuh dengan perasaannya itu. Dia bergegas masuk ke kamarnya dan membersihkan diri.

Sementara di lain tempat. Krist kebingungan dengan sikap anaknya. Semenjak dia menjemputnya pulang sekolah tadi Fiat hanya diam saja. Krist berpikir apa Fiat marah karena dia menjemput atau Fiat marah karena dia telat menjemput hingga 1 jam karena jalanan macet. Jalan yang dilewati Krist terjadi kecelakaan sehingga membuat Krist terjebak dalam kemacetan panjang.

Saat turun dari mobil pun Fiat tidak mau menoleh pada Sang Ibu. Membuat Krist luar biasa khawatir. Apa ada yang mengganggu Fiat di sekolah?

"Fiat" panggil Krist lirih. "Fiat marah pada Mommy? Maaf jika Mommy telat menjemput tadi"

Krist melihat Fiat yang berdiam diri di ujung tangga. Membuat Krist melangkah perlahan mendekati dan menepuk pundaknya. Fiat menoleh dengan mata yang berkaca.

"Fiat kau kenapa sayang?" Tanya Krist khawatir.

"Apa benar Mommy sudah bertemu Daddy?"

Pertanyaan yang dilontarkan Fiat sontak membuat Krist membeku di tempat. "Fi–Fiat. Siapa yang mengatakan–"

"Tadi ada seorang wanita yang datang saat Fiat menunggu jemputan Mommy dan mengatakan jika Mommy sudah lama bertemu dengan Daddy bahkan sering keluar berdua. Fiat tidak ingin percaya namun dia punya bukti foto di ponselnya" mata berkaca Fiat mulai menjatuhkan buliran beningnya.

"Kenapa Mommy tidak pernah mengatakan jika Mommy sudah bertemu dengannya. Apa benar yang dikatakan wanita itu jika Fiat tidak berarti bagi kalian sampai Fiat tidak diberitahu. Atau Daddy memang tidak mau bertemu Fiat. Jadi yang menelepon Mommy saat di supermarket itu Daddy. Kenapa tidak mau berbicara pada Fiat "

"Fiat bukan begitu Nak. Dengarkan Mommy. Fiat ! Fiat ! Dengarkan Mommy Nak !"

Belum selesai kalimat Krist, Fiat sudah berlari menaiki tangga. Krist meremas rambutnya kencang. Siapa yang sudah menemui Fiat. Apa yang harus Krist lakukan. Dia mencoba mengetuk kamar Fiat. "Fiat, buka pintunya. Tolong dengarkan Mommy dulu"

Tidak ada sahutan dari dalam. Krist mencoba membuka pintu namun ternyata terkunci. Krist mengetuk pintu kamar Fiat lebih keras. "Fiat, Mommy mohon buka pintunya"

"Fiat ingin sendiri Mom" suara pelan Fiat menghentikan ketukan Krist.

"Baiklah, Fiat segera ganti baju ya. Lalu turun untuk makan malam nanti". Setelahnya tidak ada sahutan dari dalam membuat Krist dilanda kebingungan. Dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. "Bagaimana ini" gumamnya sambil menggigiti kuku tangannya. Dia sungguh takut jika Fiat akan salah faham padanya.

Singto yang sedang berganti baju mengernyit saat ponselnya berdering. Dia melihat ada nama Gigie disana. "Ada apa lagi wanita sialan ini !"

Singto tidak berniat untuk mengangkatnya namun panggilan itu terus menerus mengganggunya. Membuat dia mengambil ponselnya dan langsung menyentak Gigie kasar.

"Apa kau tidak bisa tidak menggangguku !"

"Aku ada di depan apartemenmu. Bukakan pintunya"

"Tidak !"

"Sing. Aku sudah jauh-jauh kemari !"

"Kau pikir aku peduli. Pergilah aku akan pergi dengan kekasihku. Jadi jangan sampai aku melihat wajahmu saat aku membuka pintu !"

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang