Seorang Namja berdiri ditengah jembatan sebuah danau yang sepi, kedua tangannya berpegangan pada pagar jembatan, perlahan kaki kanannya terangkat menaiki satu palang bagian bawah pagar itu.Seketika seseorang mengagetkannya, memegang lengan kanannya. Ia terkejut ketika menengok, didapatinya seorang gadis telah tersenyum padanya.
Wajahnya masih menampakkan raut terkejut sekaligus bingung.
"Siapa?". Masih dengan ekspresi bingungnya.
"Aku?". Gadis itu tak lekas menjawab malah seolah bertanya. Namja itu berganti melihat kearah lengannya yang masih dipegang erat oleh gadis itu.
"Eh.. mian". Menyadari hal itu si gadis langsung meregangkan jemarinya dari lengan namja itu dan tersenyum kembali.
"Aku adalah malaikatmu". Masih dengan senyum manisnya menjawab pertanyaan namja itu. Dan 'lagi masih' dengan raut bingungnya namja itu memandang gadis dihadapannya dari atas hingga bawah dan kembali keatas 'lagi'. Terlihat cantik dengan dress putih. Rambut yang tergerai panjang sepinggang, serta dipermanis dengan bando bunga juga sepatu dengan warna senada.
"Ma.. ma-la-ikat..?". Seketika itu ia menjadi panik.
"Ja-jadi.. a-aku.. sudah mati?". Mondar-mandir tak tentu.
"Hahahahaha..". Si gadis menertawakan tingkah konyol namja itu. 'Eh...?' Ia tampak bingung melihat gadis 'malaikat' yang menertawainya.
Sadar karena namja itu diam dan memandanginya heran, sekejab si gadis kembali serius.
"Ba-bo.. lihatlah dirimu dicermin! rambutmu kacau sekali, sangat lucu hahaha..". Secepat kilat namja itu merapikan tatanan rambutnya yang dikatakan berantakan oleh gadis 'malaikat cantik ?' didepannya itu.
"Apakah sudah rapi?". Si namja tersenyum canggung. Gadis yang ditanyainya seketika menghentikan tawanya.
"Ah.. sudah..sudah rapi". Kembali tersenyum dengan manisnya.
"Apa jiwamu benar-benar kacau sehingga kamu mudah sekali percaya kalau aku adalah malaikat?", ucap sang gadis.
Namja itu menyadari 'sesuatu'.
"Eh..? kamu tidak punya sayap?". Namja itu merasa dikerjai.
"Haha.. lihat ekspresi bodohmu itu, apa masalahmu begitu berat sampai kamu tidak sadar?, kamu belum melompat jadi tentu saja kamu masih hidup". Sang gadis tertawa lagi sambil memegangi perutnya.
Namja itu hanya melihat gadis yang mengerjainya itu dengan tatapan datar.
Tidak begitu jauh dari tempat mereka, seseorang datang dari arah belakang gadis itu.
"Agassi..". . .
"Sebentar paman..!".
"Ehemm.. aku permisi". Menatap namja itu sebentar sambil sedikit membungkuk, memutar tubuhnya dan melangkah membelakangi namja yang diam tanpa ekspresi itu.
Setelah sadar gadis itu telah beberapa meter meninggalkannya, namja itu berteriak.
"Sebentar.. Siapa nama kamu?".
Gadis itu tersenyum lalu membalikkan badannya.
"Jieun.. Lee Jieun.. kamu?". Sembari tersenyum.
"Jeon Jungkook.. panggil aku Jungkook!". Tanpa sadar ia juga tersenyum lebar.
"besok apakah kamu mau datang kesini lagi, Jieun-ssi?". Tampak berpikir sejenak, kemudian mengangkat tangannya mengisyaratkan 'OK' dengan jarinya.
Jungkook tersenyum lebar, mengangkat kedua tangannya dan melambaikannya dengan konyol seolah mengatakan 'sampai jumpa besok'. Gadis itu berbalik meninggalkannya dan tersenyum sambil mengangkat satu tangannya seolah juga membalas 'sampai jumpa' kemudian berlalu.