Seorang yeoja terlihat bersimpuh di pinggir jalanan kota Seoul. Hujan deras sore itu tak membuatnya bergeming. Suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan bercampur derasnya hujan meredam tangisnya. Air matanya luruh bersama air hujan. Ia tak merasakan hujan menguyur tubuhnya lagi. Tangisnya berhenti ketika ia mendapati seseorang berjongkok di hadapannya dan memayunginya."Oppa..". Namja itu dengan sigap menariknya kedalam pelukan hangatnya ditengah dinginya hujan.
"Menangislah Jieun-a!".
"Oppa.. kenapa hidupku seperti ini. Ayah, Jiyu, ibu dan sekarang Jimin Oppa. Kesalahan apa yang diperbuat keluargaku". Lee Jieun menangis dan terus menangis dipelukan namja itu.
3 tahun lalu..
Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa rintangan. Lee Jieun tinggal bersama ibu, saudara kembar dan seorang kakak laki-laki. Ia dan saudaranya sudah cukup bahagia walaupun ayah dan ibunya berpisah. Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain. Semenjak itulah ia kehilangan sosok seorang ayah, tapi ia bersyukur masih mempunyai ibu dan saudara. Keluarga yang selalu ada dan menyayanginya.
Seperti saudara pada umumnya ia dan Jiyu selalu berdebat sesuatu dan oppa mereka akan menengahi, memberi nasehat. Jimin sangat menyayangi kedua adik kembarnya. Ia sadar bahwa sebagai oppa dan anak sulung harus memberi contoh yang baik. Terlebih ayahnya tak bisa ia jadikan panutan. Ia tak ingin menjadi sepertinya dan ia membenci lelaki itu.
Lee Jiyu lebih pintar dan pandai bergaul daripada Jieun. Terkadang Jieun merasa ingin seperti Jiyu. Tak heran jika Jiyu lebih menarik perhatian namja di kelas mereka. Saudara kembar itu menyukai orang yang sama. Kim Taehyung namja kelas XI yang populer di sekolah. Jieun memilih memendam perasaannya karena ia tahu Taehyung lebih memilih Jiyu. Ia sangat menyayangi kakak kembanya itu karena ia tahu Jiyu sering mengalah padanya.
"Jieun-a beneran kamu ngga suka Taehyung oppa?", tanya Jiyu.
"Kalau aku bilang ngga suka berarti aku bohong dong, tapi tenang aja aku lebih suka jika kamu yang jadian dengannya", kata Jieun.
"Jinjja?".
"Emm..".
"A.. aku tahu sekarang..".
"Apa?", tanya Jieun sedikit cemas.
"Kau menyukai Jungkook oppa ya?". Jieun hanya tersenyum. Dalam hatinya ia bersyukur Jiyu tidak tahu perasaannya yang sebenarnya.
"Iya kan iya kan.. eh itu pasti Taehyung oppa (suara motor diluar rumah), beneran kau tak mau ikut?". Malam itu Taehyung mengajak Jiyu pergi menonton film.
"Pergilah aku tak apa", jelas Jieun.
"Gomawo Jieun-a..". Jiyu bergegas menemui pujaan hatinya.
'Mianhae Jiyu-ya aku harap kau bahagia' batin Jieun.
Malam itu adalah awal dari awan hitam dan hujan yang sesungguhnya dihidup Jieun. Entah apa rencana Tuhan untuk keluarganya. Lee Jiyu dikabarkan masuk ICU setelah mengalami kecelakaan saat bersama Kim Taehyung. Bagai tersambar petir mengetahui kenyataan Jiyu tak terselamatkan karena luka di kepalanya mengeluakan banyak darah. Ibunya pingsan dan kakanya kalap memukuli Taehyung. Kanapa tidak namja itu saja yang mati pikirnya.
Kemarahan yang luar biasa tak dapat Jimin tahan ketika ia mengetahui kenyataan kejadian yang sebenarnya. Malam itu terjadi di depan gedung bioskop. Taehyung dan Jiyu keluar dari gedung bioskop.
Datanglah seorang yeoja yang cemburu melihat Jiyu dengan Taehyung. Pertengkaran pun tak dapat terhindari diantara Taehyung dan yeoja itu. Jiyu yang tak tahu menahu urusan mereka pun menjadi korban yeoja itu.
Ketika kendaraan lewat di jalan depan gedung bioskop itu sang yeoja mendorong Jiyu hingga ia tertabrak mobil yang melintas dan kepalanya mengenai bibir trotoar. Karena yeoja itu panik ia pun melarikan diri.
Polisi telah memeriksa CCTV di dekat gedung bioskop itu. Taehyung dan yeoja itu pun dibawa ke kantor polisi dan di mintai keterangan.
Jimin kalap ketika datang ke kantor polisi. Ia mengambil pistol salah satu polisi disana. Ketika ia akan menembak Taehyung tetapi yeoja itu menghalanginya.
"Maafkan aku.. Aku yang telah menyebabkan adikmu mati, bukan Taehyung". Ucap yeoja itu sebelum akhirnya menutup matanya. Polisi langsung mengamankan Jimin dan membawa yeoja itu ke Rumah sakit. Yeoja itu adalah orang yang sangat mencintai Kim Taehyung.
Hidup Jieun kini benar-benar menyedihkan. Setelah kepergian saudara kembarnya, kakaknya pun kini di penjara. Yeoja itu dinyatakan meninggal setelah peluru menembus jantungnya. Kim Taehyung entah bagaimana kehidupannya sekarang.
Ibunya juga masih sangat shock dengan hal itu. Dokter menyatakan kesehatan jiwa ibunya terganggu dan menyarankan untuk dirawat di rumah sakit jiwa. Bagai tersambar kilat bertegangan tinggi. Jieun hampir seperti ibunya, tapi ia harus kuat menghadapi cobaan ini. Walaupun kakak dan ibunya seperti itu ia masih memiliki keluarga. Ia benar-benar terpukul ketika ibunya hanya memanggil-manggil nama Lee Jiyu. Kakaknya juga terguncang mendengar kabar bahwa ibuya di rumah sakit jiwa.
. . .
Disinilah kini Lee Jieun berada, di pinggir jalan. Selalu ada Jungkook yang menghawatirkannya. Jeon Jungkook adalah sahabatnya. Pelukan hangatnya yang kini Jieun butuhkan.
"Oppa.. kenapa awan hitam dan hujan yang selalu ada dalam hidupku?".
"Jieun-a.. maukah kau memulai semuanya dari awal? pelangi itu akan muncul setelah hujan, menikahlah denganku Lee Jieun". Yeoja itu perlahan melepas pelukannya dan menatap namja dihadpannya.
"Oppa..?". Jieun tak dapat menahan lagi, air matanya kembali membasahi pipinya. Jungkook memeluknya erat seakan tak akan ia lepaskan.
"Saranghae.. Jieun-a...", ucapnya tanpa ada keraguan.