Seoul 2015Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Tanpa kita sadari bumi berputar pada porosnya dengan sangat cepat. Begitu juga dengan kehidupan kita yang terus berproses. Suatu saat kita akan mengenang hari ini. Kim Taehyung menyadari perjalanan hidupnya masih panjang tetapi Tuhan telah memberi ujian hidup yang begitu berat untuk dilaluinya sendiri. Beruntung ia memiliki teman-teman yang selalu menyemangatinya. Ia berjanji akan menjalani hidupnya kedepan dengan baik.
Semuanya bermula ketika ia merasa hidupnya sudah cukup bahagia. Masalah itu ibarat badai yang datang dengan cepat begitu saja menerjang apapun didepannya. Kim Taehyung kala itu hanya seorang anak yang masih bergantung dengan kedua orang tuanya.. . .
Oktober 2012
"Oppa.. Taehyung Oppa".
Seorang yeoja berlari menghampiri namja berseragam sekolah.
"Eoh.. Jieun-a, Kenapa kau tak memakai seragam?".
Taehyung langkahnya terhenti. Membalikkan badannya mengetahui siapa yang telah memanggilnya.
"Ini.. ada sesuatu untuk oppa".
Jieun menyodorkan sebuah kotak kado kepada Taehyung.
"Apa ini? Hari ulangtahunku kan masih lama".
"Aku akan ikut Appa pindah ke Jepang hari ini".
Jieun berlihat sedih. Tubuh Taehyung melemas ketika mendengar hal itu. Bagaimana tidak yeoja yang disukainya akan pergi jauh. Sementara itu ia juga belum mengutarakan perasaannya.
"Oppa..". Jieun memegang lengan Taehyung sehingga membuyarkan lamunannya.
"Eoh.. kau berangkat sekarang?".
Jieun mengangguk. Memeluk Taehyung sejenak lalu melepaskannya.
"E em.. sekarang juga.. jaga diri oppa baik-baik. Tak usah mengantarku".
Jieun berkata sambil tersenyum. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson. Ayah Jieun menyuruhnya agar cepat masuk ke dalam mobil agar tidak terlambat. Taehyung hanya mampu memandangi mobil itu melaju di jalan hingga jauh diantara banyaknya kendaraan.
Sepulang sekolah Taehyung mendapati kedua orangtuanya bertengkar hebat. Memang sudah biasa mereka bertengkar tetapi kali ini sudah mencapai puncaknya. Ia hanya berdiri mematung menatap kedua orangtuanya tanpa dapat berkata apapun.
"Taehyung-a.. ikutlah eomma-mu, jika kau ikut denganku aku tak bisa menjamin masa depanmu".
Ayahnya berkata sebelum pergi keluar apartemen. Ibunya tampak mengemasi baju-bajunya dan beberapa barang yang ingin ia bawa.
"Cepat kemasi barang-barangmu.. palliwa~!". Ibunya berteriak gusar sambil memasukkan baju-bajunya asal.
. . .
"Hyeong.. kau tidak ikut bergabung? Oh ya.. ada surat untukmu. Aku mengamankannya sebelum dibaca yang lain, keke~".
Jungkook tiba-tiba datang membuyarkan lamunan Taehyung.
"Eoh~ dari fans?".
"Tentu saja.. kau pikir dari pacarmu? Haha kau saja tak punya.. ".