S I X

37 18 24
                                    

Jam istirahat sedang berlangsung. Velin, Nila, dan Cia sudah berada dikantin. Mereka bertiga telah memesan makanan dan minuman, tinggal menunggu diantarkan saja. Sambil menunggu mereka mulai berbincang- bincang.

"Eh iya udah pada denger kabar tentang waketos kita belum?" Cia membuka topik terlebih dahulu.

"Kenapa Kak Chiko?" Nila tidak menjawab pertanyaan Cia, tapi ia menimpali Cia dengan pertanyaan juga.

"Lo tau gak Vel?" Velin menjawab dengan gelengan saja.

Jika kalian ingat, Velin adalah orang yang cuek mengenai urusan orang lain dan tidak terlalu bersemangat jika diajak berbicara tentang urusan atau masalah orang lain, apalagi yang sedang dibahas sekarang adalah cowok yang selama ini membuatnya naik darah.

"Oke gue kasih tau ke kalian. Kak Chiko lagi sakit dan gue denger- denger dia masuk rumah sakit loh pas Minggu kemarin"

"Oh kalau itu gue dah tau" Nila yang sudah mengetahui info tersebut tidak bereaksi kaget melainkan biasa saja.

"Kok bisa? Sakit apa? Perasaan Minggu pas ketemu gue baik- baik aja tuh anak" terlihat dengan jelas ekspresi wajah Velin yang berubah 180° dari sebelumnya. Ia terlihat kaget dan khawatir dengan cowok yang dibahas teman- temannya.

Emang dasar tukang gengsi doang Velin tuh. Bilangnya enggak peduli dan enggak mau urusin orang lain, tapi peduli juga sama kondisinya Chiko.

"What?!!! Jadi lo sempet ketemuan sama Kak Ch-" Velin membekap mulut Cia sebelum Cia menyebut nama Chiko dengan suaranya yang keras bak toa masjid.

"Sttt.. jangan keras- keras juga kali Ci" Tegur Velin.

"Iya njir. Suara lo kayak toa masjid anjir. 11 12 sama- sama besar" timpal Nila.

"Hehehe peace guys... Abisnya gue kaget pas tau Velin ketemuan sama Kak Chiko pas minggu kemarin. Btw gak sengaja ketemuan dimana lo? Atau emang sengaja ketemuan?"

"Gue gak sengaja ketemu pas makan bubur ayam pas jalan mau balik ke apart gue"

"Terus kalian kemana aja abis dari sana?" Tanya Nila yang juga ikutan penasaran.

"Gak kemana- mana. Dia langsung balik pas habis makan bubur ayam. Tapi gue ngerasa ada yang aneh sih sama tuh anak, biasanya dia bakal basa- basi ke gue tapi kemarin itu dia langsung pulang dan gue liat emang rada pucet si mukanya. Tapi masa iya tuh anak sakit karna makan bubur ayam. Kan aneh"

"Dia makan pedes?" Pertanyaan Nila membuat Velin mengingat sejenak dan setelahnya mengangguk.

"Pantesan" Balasan Nila membuat Velin dan Cia bingung, terkhusus Velin yang tidak mengerti maksud dari kata 'pantesan'.

✨✨✨

Chiko POV
Sudah 1 malam gue berada disini. Bosan banget rasanya. Tidak bisa ketemu sama Syana dan tidak bisa menjailinya. Kangen banget sama Syana.

Ceklek.

Pintu kamar rawat gue terbuka. Tapi kok enggak ada siapa- siapa. Wah ini rumah sakit enggak beres pikir gue.

"Lu duluan lah"

"Lu aja sih. Gece"

"Lu aja"

"Udah ah gue aja. Kalian ribet"
Terdengar suara 3 cewek yang sedang cekcok didepan kamar rawat gue.

"Hai Kak Chiko" Sapa cewek pertama yang masuk terlebih dahulu.

S Y A N A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang