Author POV
Kurang lengkap rasanya jika menuju ke Puncak tapi tidak merasakan kemacetan raya. Dan seperti yang sudah mereka semua duga bahwa mereka akan kena macet juga."yah beneran kena macet. Padahal dah berangkat pagi loh nih"
"Ya jelas macetlah. Ini jam berapa dan juga salah lo sendiri pake acara kelamaan didapur" sahut Velin.
"Hehehe.. ya maaf kali, kan kebutuhan perut number one" Velin membuang nafas panjang.
"Lo marah ya?" Tanya Nila.
"G"
"Yeah kek anak perawan ngambek aja lo. Jawab cuman 'g' emang lo kira ini chatan apa"
"Tapi si Velin emang anak perawan dodol"
"Eh iya juga ya. Hahaa"
Skip perjalanan...
Sampai juga di Puncak. Udara puncak yang menyegarkan dan suasana yang menenangkan hati. Velin merentangkan kedua tangannya dan membiarkan angin menari- nari ditubuhnya.
"Udah lama gak ke puncak dan gue kangen" gumamnya.
"Vel. Ayo masuk" Ajak Cia.
"Iya" Velin pun masuk bersamaan dengan Cia kedalam villa yang telah mereka sewakan.
Sejujurnya villa itu adalah villa milik keluarga Queen, teman ekskul Velin. Masih ingatkan ya?
"Villa-nya bagus banget sumpah. Harganya juga termasuk murah"
"Ya jelas murah Nil. Kan dapet harga jalur orang dalem" sahut Velin yang baru saja masuk.
"Hehee iya juga sih. Btw kenapa gak ajakin si Queen juga, Vel?" Tanya Nila.
"Kemarin gue chat dia, katanya gak bisa. Ada kegiatan di gereja-nya dia bilang"
"Owh gitu. Anak pelayanan banget ya"
"Iya"
✨✨✨
Jam 13:34
Mereka bertiga memutuskan untuk makan bersama didepan villa. Niatan awal mereka hendak masak, tapi setelah mendengar bunyi 'ting ting ting' alias bunyi dentingan sendok mas- mas penjual ketoprak, mereka langsung memanggil penjual ketoprak tersebut.
"Ini ya neng pesenannya, yang pake cabe 2, cabe 5, cabe 10"
"Makasih ya mas" Ucap ketiganya bersama.
"Lo gila ya Vel. Cabe ampe 10 gitu. Sakit perut lo nanti" Tegur Nila.
"Udahlah. Santai aja. Aman kok" Balas Velin.
"Apa Lo ganti ajalah Vel. Nanti kalau gimana- gimana bahaya loh"
"Santai ajalah"
"Serius lo?" Tanya Nila.
"Iya srius banget gue"
"Oke deh" balasnya pasrah saja.
✨✨✨
Malam hari nanti mereka putuskan untuk mengadakan acara bakar- bakaran di halaman belakang villa.
Mereka sudah siap dengan segala keperluan dan peralatan untuk bakaran nanti malam.
"Masih ada yang kurang gak nih?" Tanya Velin setelah meletakkan daging mentah untuk BBQ-an nanti malam."Udah si harusnya. Udah amanlah" balas Nila.
"Iya udah sip kok" tambah Cia.
"Oke deh sip"
Selang beberapa waktu...
"Aww.." tiba- tiba timbul rasa nyeri yang hebat di perut Velin.
"Eh lo kenapa?" Nila yang semula sedang duduk santai setelah melakukan tugasnya, langsung menghampiri Velin.
KAMU SEDANG MEMBACA
S Y A N A (END)
RomantizmCerita ini mengkisahkan kisah perjalanan hidup seorang gadis bernama Evelyn Syananda yang merupakan siswi baru di SMA Citra Unggulan kelas 10 yang dimana dihari pertamanya ia bertemu dengan seorang cowok yang menurutnya cowok yang sangat narsis seka...