N I N E T E E N

20 10 3
                                    

4 tahun berlalu...

Chiko dan lainnya sudah masuk dunia perkuliahan.

Chiko, Nio, dan Andhika masuk dalam kampus yang sama. Tetapi berbeda dengan Chiko dan Nio, Andhika mengambil jurusan Kedokteran. Sedikit mainstream tapi yasudahlah, semerdekanya Andhika aja.

"Gimana nih bapak dokter? Semester akhir pusing gak? Hahaa" ledek Nio yang melihat wajah Andhika kusut dan bahkan lusuh.

"Ngeledek lo" Andhika melempar tissue bekas lap keringatnya.

"Anjir bekas apaan nih? Asem bener baunya"

"Bekas ketek gue. Enakkan"

Suara Andhika yang cukup lantang membuat beberapa orang dikantin menengok kearahnya dan banyak juga yang menatap sinis kearahnya. Bagaimana tidak, lagi enak- enak makan malahan bahas ketiaknya.

"Hehe Maaf semuanya.." Ujarnya sambil menggarup belakang kepalanya.

Setelah permintaan maafnya, yang semula melihat kearahnya langsung sibuk melanjutkan aktivitas masing- masing.

"Ajaib ya anak- anak kampus. Langsung lanjut aktivitas semula kayak gak ada apa- apa hahaa" celetuk Nio.

"Stt.. Jangan gitu lo! Nanti gue kena lagi"

"EGP"

"Apaan tuh EGP?"

Andhika tuh hidup didunia bagian mana sih? Masa iya enggak tahu EGP apa🙃

"Emang Gue Pikirin" Chiko membantu jawab.

"Nah itu. Emang cuman lo doang yang gak tau apa- apa. Kurang piknik si lo"

"Enak aja lo. Gue mah sering piknik sama Queen. Emang kayak lo jones"

"Bukan piknik itu anjir. Dahlah emang dasarnya lo kagak nyambung" Nio bangkit dari duduknya dan pergi untuk bertemu Pak Rito, dosen pembimbingnya.

"Mau kemana lo?"

"Ketemu Pak Rito" jawabnya sebelum benar- benar menghilang dari pandangan Chiko dan Andhika.

"Udah mesen Ko?"

"Lo kagak lihat nih depan gue dah ada batagor sama es jeruk" jawab Chiko tidak bersemangat.

Akhir- akhir ini Chiko disibukan dengan skripsi-an dan urusan kantor.

Semenjak Chiko lulus SMA, orangtua Chiko memintanya untuk membantu kakaknya, Rico yang sudah lebih dulu mengurus perusahaan keluarganya.

"Gue basa- basi doang sebenarnya"

"Ya-in aja dah biar seneng"

Andhika duduk ditempat Nio sebelumnya dan menyambung makannya. Lebih tepatnya menghabiskan sisa siomay yang dibeli Nio tadi. Pikirnya mubasir kalau tidak dihabiskan.

Padahal realitanya... Dia sedang mengirit uang untuk menabung dan hasilnya untuk memberikan hadiah pacarnya, Queen.

"Anjir. Beli makanlah lo. Masa makan sisanya Nio, kek apaan aja. Mana sendoknya kagak ambil yang baru lagi" tegur Chiko.

"Hehee" cengirnya "lagian kagak napalah. Sekali- kali ini. Gue dah kelaperan banget nih" alibinya.

"Yaudeh beli yang barulah. Biar porsinya lebih banyak dari sisanya Nio itu" sambil menunjuk makanan sisa Nio.

"Enggak ada duit gue" akhirnya Andhika sedikit jujur.

Sebenarnya ada uang, cuman ditabung.

"Gak yakin gue. Elo-kan paling boros kalau masalah makan gini. Apa jangan- jangan uang jajan lo dipotong ya atau enggak dikasih lagi karna lo boros?" Tebak Chiko.

S Y A N A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang