Chapter 4

22.4K 2.6K 84
                                    

Selamat membaca 😁

Karena Lucifer sudah terlanjur membelikan gaun untuk Krystal, akhirnya wanita itu terpaksa memakainya untuk makan malam bersama dengan Lucifer. Karena dia tidak ingin melukai harga diri Lucifer jika menolak ajakan pria itu. Meskipun sebenarnya dia tidak ingin.

Krystal duduk di depan meja rias sembari memoles wajahnya dengan bedak tipis-tipis. Setelah itu, dia memberikan beberapa sentuhan di mata agar lebih terlihat segar. Dan yang terakhir, tak lupa Krystal juga memberikan sentuhan di bibirnya dengan lipstik berwarna nude. Dia juga menambahkan lipstik berwarna merah di tengah bibir agar tidak terlalu pucat.

Selesai merias wajah, Krystal menata rambut panjangnya dengan telaten. Sesaat kemudian, dia berdiri dari kursi, dan menatap pantulan dirinya di cermin.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" gumamnya saat melihat gaun yang Lucifer belikan.

"Aku merasa tidak pantas memakai ini," imbuhnya.

"Sebenarnya apa yang ada di pikiran pria itu? Kenapa dia membelikan gaun mahal untuk wanita yang bahkan tidak ada hubungan apa-apa dengannya?"

Ketika Krystal tengah bertanya-tanya dengan dirinya sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah.

"Ah, dia sudah datang," gumamnya.

Wanita itu pun meraih tas, lalu bergegas menuju pintu utama. Saat pintu terbuka, Krystal terpaku sejenak saat mendapati Lucifer dengan rambut yang ditata ke belakang. Bahkan, mulut wanita itu sampai terbuka karena terpesona dengan penampilan Lucifer. Pasalnya, gaya rambut Lucifer membuat pria itu semakin tampak maskulin. Di tambah lagi, aura kharisma dalam diri pria itu terpancar hingga menyilaukan mata.

"Kau sudah siap?" Suara bariton Lucifer seketika membuat Krystal tersadar.

"Ah! Sudah," jawab Krystal sedikit memekik karena terkejut.

Namun sedetik kemudian, Krystal menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu telah tertangkap menatap Lucifer terlalu lama.

"Kalau begitu, kita berangkat sekarang," ujar Lucifer tenang.

Krystal mengangguk. Lalu dia berjalan bersama Lucifer menuju mobil. Ketika tiba di depan pintu mobil, Lucifer membukakan pintu untuk Krystal.

"Terima kasih," tutur Krystal.

Lucifer hanya mengangguk. Lalu dia berjalan memutari mobil, dan masuk ke dalam.

Saat mobil melaju, Krystal mulai sibuk dengan berbagai pertanyaan yang kembali bermunculan di benaknya.

Wanita itu benar-benar dibuat bingung oleh sikap Lucifer.

Kenapa pria itu memperlakukannya dengan sangat baik seperti seorang kekasih? Apa jangan-jangan dia ada maksud tertentu? Atau dia sedang merencanakan sesuatu?

Sebenarnya Krystal tidak ingin berpikiran buruk tentang Lucifer. Tetapi sikap Lucifer yang terlalu baik justru membuatnya curiga.

Lucifer melirik ke arah Krystal yang tampak melamun.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tukas Lucifer.

Krystal tersentak, lalu menoleh ke arah Lucifer yang tampak fokus menyetir.

"Emm, saya ...."

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" pungkas Lucifer.

"Tidak ada," jawab Krystal berbohong.

"Katakan saja, tidak perlu segan padaku," ujar Lucifer ringan seakan mengerti apa yang ada di pikiran Krystal.

Krystal terdiam sejenak. Dia kemudian menarik napas, lalu membuangnya secara perlahan memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang mengganggu pikirannya.

LUCIFER ✓ [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang