Chapter 9

14.6K 1.9K 97
                                    

Selamat membaca 😁

Krystal menarik tangannya, lalu mengalihkan wajah ke arah lain untuk menghindari tatapan Lucifer yang membuatnya merasa gugup.

Dia kemudian kembali memakan sarapannya sembari menunduk.

"Ada apa?" tukas Lucifer.

Krystal menengadah menatap Lucifer bingung. "Ya?"

"Kau terlihat tidak nyaman makan bersamaku," pungkas Lucifer.

"Ah, saya sedikit merasa canggung karena kita hanya duduk berdua," ungkap Krystal.

"Mungkin awalnya memang seperti ini. Tapi nanti lama-lama kau akan terbiasa," sahut Lucifer ringan.

Krystal hanya mengangguk menanggapi ucapan Lucifer. Meskipun sebenarnya dia penasaran dengan arti di balik kata 'terbiasa' yang dimaksud oleh Lucifer.

Selepas sarapan mereka habis, Lucifer langsung pergi mengantar Krystal ke tempat kerja.

Tidak menunggu lama, mobil Lucifer sudah tiba di depan toko tempat Krystal bekerja.

"Terima kasih untuk tumpangannya, Tuan," tutur Krystal sopan.

Lucifer mengangguk

Krystal pun turun dari mobil setelah melepas sabuk pengaman.

"Nanti pulangnya aku jemput," ujar Lucifer.

"Eh, tidak usah-"

Belum sempat Krystal melanjutkan ucapannya, mobil Lucifer sudah pergi lebih dulu.

Krystal menghela napas pelan. "Apa dia orangnya memang selalu seperti itu?" gumamnya heran dengan sikap Lucifer.

"Sudahlah, biarkan saja. Lagipula, ucapanku sepertinya tidak akan dia dengar," imbuhnya.

Krystal pun masuk ke dalam toko, dan langsung disambut oleh Daisy yang sedari tadi ternyata mengintip dari dalam toko.

"I caught you!!"

"Ah!!" Krystal terlonjak kaget.

"Sekarang kau tidak bisa mengelak lagi. Kau pasti ada hubungan spesial dengan tuan Lucifer, right?" tuduh Daisy tanpa basa-basi.

"Jika kalian berdua tidak ada hubungan apa-apa, tidak mungkin dia rela meluangkan waktu hanya untuk mengantarmu ke tempat kerja," sambungnya.

Krystal menarik telinga Daisy. "Kau benar-benar, ya."

"Aaaa!" pekik Daisy.

"Kau sudah mengagetkanku. Tapi bukannya minta maaf, kau justru menuduhku yang tidak-tidak," pungkas Krystal sembari melepaskan telinga Daisy.

"Aduh, sakit," ujar Daisy cemberut sembari mengelus telinganya.

"Itu hukuman untukmu karena sudah membuat jantungku hampir jatuh," sahut Krystal kesal.

"Aku tidak bermaksud mengagetkanmu," ungkap Daisy membela diri.

"Aku bahkan tidak sadar kalau aku berteriak," imbuhnya.

Krystal hanya memasang raut wajah jengah menanggapi ucapan sahabatnya tersebut. Dia kemudian melangkah pergi menuju meja kasir.

Daisy mengikuti Krystal. "Tapi ucapanku benar, right?" tanyanya masih belum menyerah untuk memastikan jika ada sesuatu di antara Krystal dan Lucifer.

Krystal menaikkan alis ke atas sebelah. "Ucapan yang mana?"

Daisy berdecak. "Tentang kau dan tuan Lucifer."

"Tidak ada hubungan apa-apa di antara aku dan dia," jawab Krystal santai.

"Kau pasti berbohong. Aku tidak percaya padamu. Kalian berdua sudah jelas terlihat seperti sepasang kekasih," sanggah Daisy tidak percaya.

LUCIFER ✓ [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang