"Arghhhh kenapa gue harus berhadapan sama CEO gak waras itu sih, gue bukan babu nya dia." Ketus Adira
Semenjak hari itu bapak CEO ganteng sering sekali menyuruh Adira untuk membuatkan kopi padahal bukan job desc nya dan seperti ada perasaan yang ber...
Kala itu adira tidak tau kemana lagi harus mencari pekerjaan, setelah 2 minggu dipecat karena kesalahan seseorang dan dilimpahkan kepada nya. Pikir adira ahh yasudah ikhlas saja pasti Tuhan ganti dengan yang lebih baik.
Setiap hari ia mendatangi perusahaan dan memberikan CV terkadang ia mengirim lewat email, namun tidak ada satu pun yang menghubunginya.
"Arghhhh kemana lagi gue harus cari kerjaan." Dirasa seperti orang tidak waras, bagaimana tidak ia menjedotkan kepalanya di tiang listrik dekat halte, yang mana disana cukup banyak orang yang melihat nya.
Tingkah aneh adira membuat satu orang yang sedaritadi memperhatikan nya ini menghampirinya. Adira tidak sadar akan kedatangan sang adam, ia terus menggerutu sambil kepalanya dihentakan ke tiang listrik.
"Nanti kepalanya sakit." Celetuk laki-laki itu, dengan tatapan yang dingin dan datar sambil kedua tangan nya dimasukan ke dalam saku.
Adira menoleh ia begitu terkejut pasalnya ia tidak mengenali laki-laki tersebut. Tpi point nya bukan itu, adira malu dengan tingkah gilanya.
"Ehh, i-yya mas, aduh jangan diliatin gtu dong saya malu, udah ya mas duluan, makasih udah khawatir" Adira mengelang pergi begitu saja yang membuat laki-laki itu cukup terkejut.
"Masih belum yah." Bergumam dalam hati.
Beberapa minggu kemudian . .
Disebuah cafe yang tidak begitu ramai adira melangkah kesana karena ingin bertemu seseorang yang sudah menjadi teman selama 7 tahun terakhir ini. Sesampai nya disana ia duduk didekat jendela yang menjadi spot kesukaan nya. Karen menurut adira duduk didekat jendela dan bisa melihat kendaraan yang berlalu lalang itu sebuah healing, katanya.
"Woii bengong aja lo." Laki-laki itu menghampiri adira dengan setelah kaos westlife dan jelana jeans robek robek membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.
"Ahh lo kebiasaan suka banget ngagetin gue." Sambil memukul lengan si laki-laki tersebut. Bagaimana gak dipukul yah orang dikagetin, pasti siapapun juga kesal kalau dikagetin. Untung adira tidak punya riwayat jantung yaaa.
Laki-laki itu menanyakan tentang bagaimana pekerjaan nya apakah sudah ada panggilan untuk interview atau belum. "Dir, udh ada yang nyangkut belum?."
"Baru dateng tuh pesen minum atau makanan bukan pesen perkataan yang serem kayak gtu." Sambil mengerucutkan bibirnya.
Ahh laki-laki ini sudah paham jika adira sudah menggunakan bahasa tubuh seperti ini maka ia sedang tidak mood. Laki-laki itu langsung ke kasir untuk memesan minuman. Coklat panas kesukaan adira yang katanya membuat nya merasa tenang. Setelah selesai ia kembali ke meja sambil membawa minuman dengan hati-hati.
"Makasih Dilbar." Mengangkat minuman nya untuk segara diseruput rasanya sangat menenangkan bisa menyuruput coklat panas dengan spot jalan raya. Baginya ini saja sudah cukup untuk membuat hatinya tenang.
"Sama sama adira bayuni." Tersenyum yang membuat matanya menghilang. Aahhh siapa saja tolong jika laki-laki ini tersenyum membuat siapa saja yang melihatnya jatuh hati terkecuali adira, katanya dilbar itu bukan type yang dijadikan pacar dan adira hanya nyaman berteman saja tidak lebih.
"Gausah sok ganteng." Memicingkan matanya, kesal karena teman nya ini selalu bertingkah sok ganteng dan suka tebar pesona. Yah meskipun emng ganteng sih.
"Emang gue ganteng kan, waktu itu juga lo mengakui kalau gue ganteng."
"Iya lo ganteng kalau mata gue ketutup." Yang membuat mereka berdua bergelak tawa.
Ketika mereka sedang sibuk tertawa tiba-tiba ponsel milik adira berdering. Namun adira tidak tau itu nomer siapa karena disana yang muncul hanya nomer nya saja. Siapa sangka dilbar yang tau nomer itu langsung terkejut ketika melihatnya. Dari mana laki-laki itu mendapatkan nomer adira karena selama ini dilbar tidak memberikan nya.
"Gue males deh akhir-akhir ini banyak nomer nyasar kadang nomer nya sama, gue kira penagih utang kan yaa tapi pas gue angkat gk ada suara nya."
Dilbar tidak tau harus bicara apa ia hanya diam dan menyimak apa yang teman nya ini katakan.
"Beberapa minggu yang lalu juga waktu gue dideket halte lg bertingkah gila, ada cowo nyamperin. Gue gak kenal jd yauda gue pergi aja."
Bagi dilbar rasanya sakit sekali melihat teman nya ahh salah cinta pertamanya tidak mengingat apa yang terjadi selama 3 tahun terakhir. Bagi dilbar kebahagiaan adira nomer satu ia tidak perduli jika adira tidak mempunyai rasa lebih terhadapnya. Yang penting Dilbar selau ada untuk adira dan adira selalu ada di sisi dilbar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dilbar Almahera 24 Tahun Kaka kelas nya adira sekaligus teman adira bayuni. Dilbar naksir adira tapi adira nya naksir seseorang.