Berlalu sudah setelah kejadian dimana Adira sangat awkard dengan Galen namun setelah sekian lama tinggal dan kerja ditempat yang sama sekarang Adira merasa biasa saja meskipun hati nya tetap bergejolak. Ia habiskan sehari-hari bersama Galen saling mengenal satu sama lain mengetahui kebiasaan baik buruk nya dan yang pasti Adira melihat sisi galen yang tidak biasa ternyata dibalik Robot nya itu ia adalah laki-laki yang lembut dan penyayang Adira merasakan nya begitu pun dengan Galen ia menemukan sisi lain dari Adira yaitu ketika sendirian ia adalah sosok yang sangat pendiam juga selalu memendam masalah sendirian. Galen menjadi pendengar yang baik dan sebisa mungkin ketika Adira bercerita ia nyaman dan juga tenang.
Untuk Dilbar ia terbang ke Jerman untuk melanjutkan S2 nya. Sangat berat bagi Adira ditinggalkan oleh Dilbar tapi ia tidak boleh egois bahwa sahabat nya ini menuntut ilmu di negeri orang lagi pula disini sudah ada Galen meskipun hubungan mereka masih tidak tau mau dibawa kemana setidak nya Adira tidak sendirian.
Jefan sendiri entahlah ia seperti menghilang ditelan bumi, ketika hari itu Adira meminta nya untuk tidak ada dihadapan nya dan benar saja Jefan benar-benar hilang yang bahkan teman nya saja menanyakan kabar Jefan kepada Adira.
Pasti kalian bertanya-tanya kan dimana keluarga nya Adira? Mereka semua menetap di singapore meninggalkan Adira sendirian meskipun selalu memberi kabar tapi tetap saja rasanya sepi. Terkadang Adira tidak enak kepada Galen karena selama ini ia sudah selalu meyusahkan Galen. Pernah waktu itu Adira kehabisan pembalut dan Galen langsung sigap membeli nya ke Indoapril tanpa ada malu sedikitpun, yang paling epic nya Galen bisa membuat ramuan jamu ketika perut sakit saat datang bulan dan diperut Adira ramuan itu ampuh. Ajaib bukan, seperti jiwa yang tertukar.
Tenang saja Galen dan Adira mereka cukup tau diri untuk tidak melampaui batas. Lagi pula Galen siapa nya Adira pacar saja bukan juga Adira tau bahwa Galen akan segara menikah dengan Nadine. Mereka pernah bertengkar gara-gara Adira menanyakan bagaimana kelanjutan perjodohan antara Galen dan Nadine, tpi mereka jadi bertengkar sampai berhari-hari entah apa mau nya hati Galen kepada siapa harus berlabuh.
"Udah ya lo gak usah bahas Nadine lagi karena dia gak ada disini. Lo liat yang ada disini tuh cuman kita, kita Ra." Dahi nya berkerut Menatap begitu lekat sambil memegang pundak nya Adira.
"Lo egois, di kantor lo mau Nadine disini lo mau gue." Tangan Galen yang berada di pundak nya Adira dihempaskan begitu saja.
Galen menarik nafas nya perlahan setelah dirasa tenang ia kembali berbicara pada Adira dengan setenang mungkin bahwa ia tidak bisa buru-buru karena pemenang tender belum di umumkan.
"Gue pergi dulu. Jagain rumah, sorry udah marah-marah padahal gue gak ada hak." Adira pun pergi begitu saja
Setelah itu mereka benar-benar tidak bicara selama 12 hari lamanya. Bisa bayangkan mereka berbaikan hanya gara-gara kimchi. Waktu itu yang Galen makan adalah kimchi yang dimana ia tidak suka sekali kimchi, lalu ia diare selama 3 hari mau tidak mau Adira harus merawat nya, mungkin Galen tidak sadar jika itu adalah kimchi atau memang mau caper saja kepada Adira.
Sore itu Adira berada dirumah seorang diri, ketika Adira sedang membuka gadget nya untuk sekedar melihat berita tentang pertikaian antara pak Dodi dan keluarga Fuji yang merebutkan hak asuh gala tiba-tiba saja sebuah artikel muncul sontak Adira terkaget dan hampir melamparkan handphone nya. Artikel itu berisikan tentang "Intip istri pengusaha termuda yang ternyata seorang receptionist" seketika ia melemparkan hanphone nya yang sedang ia genggam entah kemana.
Benda pipih itu berdering disana menampilkan nama Galen.
"Hallo Rara, udah liat berita dan artikel nya??" Tanya Galen di seberang sana
"Cckkk bisa gak sih hidup gue tenang sekali aja" Jawab Adira
"Dengerin gue, apapun yang terjadi jangan keluar rumah, tunggu gue" Tegas Galen
Adira pun langsung mematikan telepon nya berlari ke atas dan mengunci pintu.
Sekarang suasana dikediaman Adira dan juga Galen penuh dengan seluruh awak media untuk memintai keterangan dari kedua belah pihak antara lain Adira dan Galen.
Begitu juga dengan ponsel Adira semua media sosial nya penuh dengan pertanyaan dan juga hujatan yang pada akhirnya ia mematikan ponselnya.
Saat itu juga Galen menemui papa nya untuk menjelaskan dan meminta bantuan agar semuanya cepat selesai.
"Cuman ada satu cara, kamu klarifikasi kepada media bahwa yang tinggal dirumah mu itu adalah Nadine alias calon istri kamu."
"Gak ada cara lain apa?? Pa aku gak cinta sama Nadine."
"Kamu cinta sama anak yang gak tau latar belakang nya bagaimana dari keluarga apa dan juga hanya seorang receptionist, mau taro dimana nama baik keluarga dan perusahaan kita."
"Jangan bilang ini semua rencana papa." Suara Galen meninggi.
Disana papanya hanya tersenyum kecut.
"Oke kalau itu mau nya papa. Galen bakalan cabut jabatan yang sudah diberikan."
"Bisa apa kamu tanpa materi dan status yang tinggi."
"Bisa bahagia dan mencintai itu gak pernah ada yang salah. Terimakasih atas kerjasama nya selama ini Galen pamit pah. Permisi."
Setelah itu ia pergi untuk menemui Dami agar perusahaan di ambil alih terlebih dahulu oleh Dami dan juga menyelesaikan masalah perjodohan nya dengan Nadine.
Nadine sudah membabi buta mendengar perkataan Galen karena ia lebih memilih Adira bahkan ia rela melepaskan jabatan nya.
Ketika Galen sampai menuju rumah nya disana sudah dipenuhi oleh wartawan dan beberapa awak media. Galen langsung diserbu dengan beberapa pertanyaan.
"Apakah benar Adira Bayuni adalah istri anda? Kapan anda menikah?" Begitulah kira-kira pertanyaan dari wartawan yang langsung dijawab oleh Galen.
"Saya belum menikah dengan nya memang kita sedang menjalin hubungan dan saya berharap saat prosesi bertunangan dan juga pernikahan berjalan dengan baik. Adira wanita yang baik dan tepat untuk mendampingi hidup saya, tolong dukung kami." Memberi senyuman bahagia lalu ia pergi untuk masuk ke dalam rumah.
"Ra, Rara gue pulang." Tak ada jawaban Galen pun bergegas ke kamar nya Adira ia tau Adira pasti sedang ketakutan.
Suara ketukan pintu yang Galen ciptakan itu tidak ada sautan dari dalam sana ia semakin khawatir pasalnya Adira mempunyai riwayat panic attack. Galen mencoba memanggil nama Adira sekencang kencang nya berusaha mengetuk pintu sekeras kerasnya namun nihil tak ada jawaban.
"Ra buka jangan bikin gue khawatir." Sambil berusaha menaik turun kan knop pintu.
Galen sudah kalut ia mendobrak pintu kamar Adira dan benar saja disana Adira sudah tergeletak seperti kehabisan nafas.
"Rara sadar Ra gue disini, maafin gue maafin keluarga gue." Ia peluk wanitanya itu dengan erat dan mencoba menenangkan nya tak lupa ia juga mencari obat yang selalu Adira minum ketika sedang kumat.
Setelah memberikan obat penenang Galen menidurkan Adira di atas ranjang dan terus mengusap tangan Adira dengan lembut.
20 menit sudah berlalu sekarang Adira sudah tenang ia pun sudah bisa berbicara.
"Galen." Panggil Adira
"Hmmm." Sambil menatap nya dengan lekat dan membelai surai coklat milik Adira.
"Gue gak pantes ya buat lo?"
Disana Galen hanya diam memandang wajah mungil Adira lalu mengecup kening nya dengan lembut dan tak lupa Galen langsung memeluk tubuh Adira dengan erat. Debaran jantung mereka saling beradu seperti pelari yang sedang lomba marathon.
Malam itu mereka berdua saling mengungkapkan isi hati satu sama lain dan juga saling menangis bersama. Rasa yang bercampur aduk, berharap semesta mendukung perjalanan cinta mereka berdua, meskipun kasta berbeda namun semua orang berhak di cintai dan mencintai. Tak ada yang salah dari mencintai semua orang berhak untuk itu. Meskipun tersakiti oleh realita dan keadaan tapi mereka memutuskan untuk tersakiti, berjuang dan bahagia bersama.
Bersambung . . .

KAMU SEDANG MEMBACA
BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]
Fanfic"Arghhhh kenapa gue harus berhadapan sama CEO gak waras itu sih, gue bukan babu nya dia." Ketus Adira Semenjak hari itu bapak CEO ganteng sering sekali menyuruh Adira untuk membuatkan kopi padahal bukan job desc nya dan seperti ada perasaan yang ber...