• END •

491 32 6
                                        

Waktu begitu cepat berlalu disaat kejadian dimana Galen berbicara kepada publik satu negara di buat kaget oleh pernyataan nya jika wanita yang satu atap dengan nya itu benar bahwa ia adalah calon istri sang pengusaha besar.

Perjalanan mereka masih panjang untuk mencapai titik dimana melangsungkan pernikahan jadi sekarang mereka cukup lega karena sudah mengungkap kan persaanya satu sama lain.

Pagi itu Adira sedang berkecmuk di dapur membuatkan teh hangat dan sepotong sandwich untuk Galen. Benar mereka tinggal bersama namun Galen tau batasan dan tidak pernah macam-macam.

"Galen mana sih kok blm bangun." Adira bermonolog agak nya ia harus merayu calon suami nya

Belum sempat melangkah tangan kekar itu sudah melingkar tepat di pinggang Adira, yang membuat nya kaget.

"Selamat pagi sayang." Ucap Galen yang di barengi dengan senyuman.

Adira berbalik badan melepaskan tangan Galen dan juga tak lupa ia menghadiahi satu pukulan kecil di lengan nya.

Bughhh

"Kan gue bilang gausah macem macem. Gausah ngerengekkk."

"Yaelah Ra nanti juga gtu kan, pemanasan aja dulu."

"Sumpah ya masih pagi lo bisa diam gak?."

Galen menggeleng mengambil sepotong sandwich lalu ia mengecup pipi Adira yang merah karena salting setalah itu ia lari menuju kamar bersiap untuk menuju kantor.

"Arghhhhhh balikin Galen robot gue." Begitu lah teriakan Adira yang membuat Galen terkekeh, pikiranya Adira sangat lucu ketika sedang salting rasanya ingin mengusak ngusah wajah nya tapi Galen tau diri ia harus menahan nya sebentar lagi karena ia harus selesaikan masalah dengan papah nya.

Setelah insiden itu Adira memutuskan untuk berhenti bekerja dan ia tidak mau suasana kantor menjadi tidak enak.

Soal Nadine, ia memutuskan untuk tidak mengejar Galen lagi karena sekarang ia sudah bersama Cakra yang ternyata Cakra sudah lama memaruh hati pada Nadine.

Diruang kerja yang mewah disana Galen melakukan pertemuan dengan beberapa kolega tentang tender jalan raya, sesuai perjanjian apabila Galen memenangkan tender itu ia bisa menikahi Adira.

Kerja keras Galen selama ini bahkan ia harus kehilangan waktu istirahat dan juga bertemu Adira. Kini Galen bisa bernafas dengan sangat lega ia bahkan tidak sabar untuk pulang dan memberitahu Adira kabar baik ini.

Tepat pukul 8pm ketika Adira sedang asyik menonton drakor tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Galen yang berteriak memanggil namanya.

"RAAAAAA, RARAAAAA." Suara oktav nya menggelegar penuh hampir ke semua sudut rumah

"Ya Tuhan Galen gausa teriak-teriak." Adira beranjak dr duduk nya untuk menghampiri Galen sang adam hanya menatap nya dengan bahagia dan senyum yang tak bisa dijelaskan.

Galen berlari lalu ia menubrukan tubuh nya dan mendekap tubuh adira yang sedikit agak oleng. Ia peluk erat tubuh mungil milik Adira begitu erat. Adira diam tidak membalas karena ia bingung mengapa Galen seperti ini, ada apa.

"Galen Are you oke??."

Galen mengangguk, ia menjauhkan badan Adira menatap nya lalu menciumi wajah kekasih nya itu, mulai dari kepala, hidung, pipi kiri kanan dan yang terakhir Galen memberi kecupan kecil di bibir mungil Adira.

"Sayang kamu kenapa sih."

"Rara, aku menang Ra aku menang tender nya Ra kita bisa menikah dan hidup bersama Ra."

"Hah."

"Iyaaa Ra kita bisa menikah. Makasih ya sayang kamu selalu percaya sama aku, selalu dukung aku dan gak pergi, makasih."

Adira disana dia diam jantung nya berdegup kencang, didalam kelopak matanya air itu sudah menggenang bahkan jika Adira berkedip air itu akan jatuh di pipi cantiknya.

"Gak ada alasan untuk pergi Len bahkan aku rasa, aku gak pernah pantas buat kamu."

"Kamu kenapa ngomong nya gitu, kamu pantas buat dapetin aku, kamu anak kuat, kamu cantik, kamu baik, kamu perempuan yang sopan dan senyum kamu mirip ibun bahkan gak ada yang cantik didunia ini selain kamu dan ibun." Galen mengusap air yang ada di pipi Adira lalu merogoh benda berukuran kotak didalam sakunya tak lupa ia berjongkok membuka kotak nya lalu berkata "Ra will you marry me." Adira menggeleng tidak percaya akan secepat ini.

"Ra . . . "

Adira terdiam

"Rara sayang, aku pegel."

Adira tertawa dan juga menangis "i said yess." Cincin itu Adira pakaikan sendiri, memang aneh tapi itulah Adira membuat galen terkekeh gemas dibuatnya.

Galen memeluknya dengan pelukan hangat yang sangat erat dan berkata "Jangan nangis." Yang dibalas pelukan oleh Adira tak kalah lebih hangat.

Malam itu dua manusia yang saling mengikhlaskan atas masa lalu nya kini bisa kembali menemukan cinta yang tepat dan di waktu yang tepat dengan air mata dan tentu nya penuh kekecewaan terlebih dahulu. Luka dimasa lalu menjadi pelajaran untuk tidak membuat orang lain terluka di masa yang akan datang. Bahagia selalu membina rumah tangga jangan biarkan Adira menangis bahagiakan dia layaknya nya kau bahagiakan Ibun, sampai ajal menjemput.

Kini cerita Galen dan Adira telah selesai . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo terimakasih yang sudah membaca Galen, maaf kalau masih banyak kurang nya, maaf karena cerita ini harus selesai sampai disini dan maaf jika alurnya aku cepetin, meskipun alurnya aku cepetin semoga masih nyambung yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo terimakasih yang sudah membaca Galen, maaf kalau masih banyak kurang nya, maaf karena cerita ini harus selesai sampai disini dan maaf jika alurnya aku cepetin, meskipun alurnya aku cepetin semoga masih nyambung yaaa.

Terimakasih sekali lagi untuk para readers.

Sampai bertemu di cerita selanjutnya!!! See you👋🏻

BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang