Pada hari dimana Jefan meminta Adira bertemu, ia ingin menyelesaikan semua nya, awal nya Adira menolak tapi bujukan dari Dilbar membuat Adira berubah pikiran ia harus berdamai dengan masa lalu agar bisa melangkah ke depan. Percuma saja kan jika ia masih terbelenggu oleh masa lalu bagaimana ia bisa melanjutkan hidup dan melangkah maju ke depan.
Sesampai nya di taman Adira tercekat melihat Jefan yang memakai setelan serba hitam, sepatu putih dan juga topi dikepalanya. Sangat tampan. Sejujur nya ia sangat merindukan sosok Jefan rentetan peristiwa masa lalu yang penuh cinta. Jefan adalah cinta pertama yang indah sekaligus menyakitkan bagi Adira.
Adira pun menghampiri nya, disana sudah jelas terlihat ketika mata mereka bertemu Adira bisa melihat ada jutaan penyesalan dimata Jefan, sangat sesak sekali. Mata indah Jefan yang dulu milik Adira tidak ada kebahagiaan hanya tersisa rasa penyesalan yang mendalam.
"Rara" Jefan mencoba membuka pembicaraan
Mata Adira sudah mulai mengeluarkan butiran air yang mengenai pipi mungil nya.
"Jangan nangis Ra. Maafin aku udah hancuran semua impian kamu, impian kita yang bakalan terus sama-sama." Sambil mengusap air mata nya yang berada di pipi Adira.
"Kenapa harus kamu? Kenpa fan?" Adira mulai bersuara
Saat itu Jefan hanya bisa mengeluarkan kata maaf perlahan ia pun mendekat dan memeluk tubuh Adira. Pada saat itu Adira berontak namun perlahan saling mendekap satu sama lain. Setelah bertahun-tahun akhir nya rindu itu tersalurkan. Jika Jefan tak tau diri mungkin ia akan meminta Adira kembali kepadanya, namun Jefan tak ingin Adira terluka karena yang ia tau jika Jefan terus bersamanya ia akan selalu mengingat sosok sang ayah yang begitu Adira sangat cintai.
"Selama ingatan mu belum pulih aku selalu jagain kamu Ra walaupun hanya dari kejauhan tapi bagiku itu lebih dari cukup. Kamu tau gak? Kamu Adalah perempuan terhebat yang pernah aku temuin, kasih sayang kamu untuk semua orang begitu tulus bahkan sifat dan kebiasaan mu membuat aku jatuh cinta setiap harinya, sampai kapan pun kamu bakalan jadi sosok spesial di hidup aku dan gak akan tergantikan. Aku selalu berdoa sama Tuhan dikehidupan selanjut nya aku mau kita merangkai kembali kisah cinta kita yang belum terlaksana dan jika aku mati lalu dihidupkan kembali aku juga akan meminta untuk selalu jatuh cinta kepada sosok kamu Ra."
Adira hanya menangis dalam dekapan Jefan jika bisa Adira ingin sekali bersamanya namun ia tak mau bersama sosok yang sudah membunuh ayah nya. Bagaimana nanti jika disana Ayah nya tidak bahagia melihat putri kesayangan nya hidup bersama pembunuh.
"Jefan kisah kita selesai yah aku coba buat maafin kamu, hiduplah bahagia Fan, kamu harus bahagia begitupun aku. Kamu tau gak bersama kamu adalah hal yang paling menakjubkan dan begitu mneyakitkan jika aku bisa memutar waktu aku bakalan mencegah kebodohan kamu tapi semua nya sudah terjadi. Terimakasih Fan sudah hadir dihidupku dan mewarnai hari-hari ku dulu. Selepas ini aku mohon sama kamu tolong maafin diri kamu yah, kamu harus menemukan cinta salain aku Fan, lupain aku lupain kita."
"Enggak Ra! Bagaimana aku bisa lupain kita."
"Aku pergi ya Fan tolong sehabis ini kamu jangan datang dan hubungi aku jika kamu belum bisa memaafkan diri kamu dan juga kisah kita."
Kedua nya menangis kisah mereka telah usai kini tinggal kenangan, tangan yang dulu saling bertaut kini menjauh. Tubuh yang saling mendekap kini tidak lagi ada. Ini akan sulit bagi keduanya namun Adira yakin jika didepan nya sudah menanti terang.
"Ra boleh aku peluk untukk yang terakhir kali nya." Pinta Jefan dan Adira mengangguk
Jefan hirup aroma wangi itu karena setelah ini ia sudah tidak bisa mendekap atau bahkan menemuinya ia akan menghilang dan pergi kebelahan negara lain supaya ia mampu melupakan Adira, disini terlalu sulit karena di setiap sudut kota ada kisah mereka berdua yang tertinggal disana.
***
Sunyi hanya suara air yang jatuh dari atas langit, malam itu Galen ingin pergi mencari Adira karena ia tau pasti wanita nya tidak membawa payung namun baru saja Galen melangkah kan kaki nya untuk keluat tiba-tiba ada seorang yang menubruk nya dan orang tersebut memeluk Galen sangat erat bahkan menangis tersedu-sedu berbaringan dengan turun nya air dari langit.
Tak lama Galen pun membalas pelukan wanita tersebut dan juga menenangkan nya. Yang memeluk Galen tersebut ialah Adira Bayuni entah dari mana keberanian itu muncul ia juga tak paham biasa nya ketika Adira sudah hopeless disitu ada Dilbar namun kali ini berbeda, dihadapan nya bukan Dilbar melainkan Galen.
"Jangan pergi hiksss gue mohon jangan tinggalin gue sendirian hiksss gue gamau sendirian." Seperti perkataan klasik namun memang benar se mandiri-mandirinya Adira ia tetap membutuhkan seseorang, apalagi sekarang ingatan nya sudah kembali meskipun tidak sepenuh nya yang dimana membuat Adira semakin sulit bersemangat kembali.
Disana Galen tidak mengatakan apa-apa karena jika mengatakan nya ia takut tidak bisa memegang perkataan nya sendiri jadi disana ia hanya diam saja dan terus mengusap-usap punggung Adira dengan lembut. Bagaimana jika Galen adalah patah hati selanjut nya bagi Adira. Tidak bisa di bayangkan bukan Adira bakalan sehancur apa.
Pagi pun tiba ketika Adira membuka matanya sangat terkejut pasalnya ia semalam bukan berada disini melainkan menangis dipelukan nya Galen dan yang ia ingat hanya perkataan yang keluar dari mulut nya sendiri.
"Arghhhh shit gue bodoh banget, kenapa ngomong gitu ke Galen sih." Disana Adira mengutuki atas kebodohan yang ia lakukan semalam.
Ia pun melihat jam yang berada di nakas dan jam menunjukan pukul 10 Am tak lupa ia juga membaca sebuah notes sudah jelas Adira tau itu adalah tulisan Galen.
Senyum Adira merekah disaat membaca tulisan pojok bawah "haha ngaku juga kalau dia robot." Cukup bagus untuk mengawali pagi ini entah lah setelah membaca notes yang dituliskan oleh Galen hati nya tak karuan terlebih sekarang mereka tinggal bersama yang dimana setiap hari akan bertatap muka secara langsung.
Meskipun Adira belum sepenuh nya melupakan Jefan namun sosok Galen yang kini hadir sedikit membuat hati Adira hangat.
Namun jangan terlalu berharap kepada manusia bukan, sebagaimana kita tidak sempurna, orang lain pun sama.
Kita tidak tau hati manusia bagaimana, apakah mereka benar tulus atau hanya mengedepankan sebuah toleransi dan pemakluman.
Bahkan seseorang yang paling dekat saja bisa membuat kekecewaan yang begitu mendalam. Adira mengalami nya, ia juga tidak munafik siapa juga yang tidak akan tertarik pada Galen mungkin lansia pun ingin memilikinya. Namun saat ini ia harus bisa memfilter seluruh perasaan yang entah apa ini terhadap Galen.
Tenang bahagia mu sudah Tuhan siapkan jadi bersabarlah sampai waktu itu tiba.
Bersambung . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]
Fanfic"Arghhhh kenapa gue harus berhadapan sama CEO gak waras itu sih, gue bukan babu nya dia." Ketus Adira Semenjak hari itu bapak CEO ganteng sering sekali menyuruh Adira untuk membuatkan kopi padahal bukan job desc nya dan seperti ada perasaan yang ber...