• PART SEVEN •

331 23 0
                                        

Pagi yang cerah suara burung berkicauan pantulan sinar matahari menyorot masuk ke jendela kamar Adira. Hari ini adalah hari pertama Adira masuk kerja ia sangat bersemangat 20 kali lipat dari sebelumnya.

Untuk pertama kali nya ia menjadi seorang receptionist, baiklah Adira akan berikan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Ia pun bergegas untuk mandi dan sarapan.

Sebentar suara apa itu, seperti seseorang yang sedang memasak suara pantulan di dapur. Adira langsung berlari kebawah dan benar saja disana ada kak Jihan dan juga Jian.

"Kaka." Adira memeluk kaka nya dari belakang yang sedang menuangkan coklat hangat untuk Adira.

"Ya Tuhan, Diraaa." Kak Jihan terkejut ia pun segara berbalik dan langsung memeluk adik nya itu. Jian yang berada dimeja makan hanya menjadi penonton sambil menguyah sepotong sandwich yang dibuatkan oleh kak Jihan.

Mereka pun bersanda gurau sebentar untuk melepas rasa rindu dan juga memberitahu jika bunda nya baik-baik saja makanya Jihan dan Jian bisa pulang terlebih dahulu meskipun tidak bisa berlama-lama.

Mereka tinggal di rumah sakit begitupun dengan Jian karena jarak dari rumah sakit kesekolah Jian cukup dekat jadi ia memutuskan untuk tinggal dirumah sakit saja tidak apa-apa asalkan ia bersama bundanya.

"Kak, Adek berangkat dulu ya hari ini ujian terakhir doa in ya kak." Sambil berlari kecil ke arah Adira dan juga kak Jihan. 

Seperti teletubes selalu seperti itu saling berpelukan dan tak lupa berdoa bersama.

Setelah itu Adira kembali ke pekerjaan nya untuk bergegas mandi karena ia tidak mau jika sampai telat. Kak Jihan pun menyiapkan bekal untuk Adira.

***

Ketika Kak Jihan sedang asyik membaca majalah ia dikejutkan dengan penampilan Adiknya yang super duper cantik.

"Ihh cantik banget loh, kaka sampe pangling." Kak Jihan menggodanya

Adira yang memakai heels dipadu dengan blazer dan celana kulot tak lupa rambut yang ia curly sedikit agar terlihat lebih rapih.

"yah gimana ga cantik orang kaka nya aja cantik." Sahut Adira

kak Jihan hanya tersenyum. Ia memikirkan andai saja jika Adira tau pasti sangat membenci kaka nya ini.

"Kak nanti kalau libur aku jenguk bunda ya."

"Iyaa sayang aku tunggu ya, gih sana berangkat. Semangat kerjanya. Aku doa in dari sini."

Senyum keduanya merekah. Langkah kaki Adira membawa nya menuju kantor. Untuk hari ini semoga berjalan dengan baik.

***

Sekitar Jam 9 Am Adira pun akhirnya sampai ia langsung bergegas menuju mejanya. Tugas nya hanya menerima tamu, menginput daftar hadir tamu dan karyawan yang masuk dan juga menerima telepon.

Pikirnya Adira ah job desc nya tidak terlalu sulit kalau pun sulit ia pasti bisa melakukan nya dengan baik.

Ketika telepon berdering disaat itu juga Adira dibuat kaget karena ia melihat seseorang yang sangat mirip dengan Galen namun ia men denial jika itu bukan Galen. Tidak terlalu diperdulikan nya ia pun segera mengangkat telepon nya.

Ia berbicara sebagaimana seseorang receptionist yang diharuskan bicara dengan nada lembut dan juga sopan.

Adira di buat kaget kedua kalinya karena yang telepon tadi ingin bertemu dan berbicara dengan bpk CEO, suara di sana menyebutkan nama yang Adira pikirkan sejak tadi yaitu Galen Abraham.

Adira cukup lama terdiam ia sulit mencerna dengan apa yang terjadi. Namun ia masih men denial bahwa dirasa namanya hanya mirip.

Setelah itu ia menginput daftar hadir tamu penting dan juga karyawan yang belum di input karena ibu Andini tidak sempat ia juga sibuk dengan pekerjaan nya.

BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang