• PART TWO •

613 35 1
                                        

Disaat kejadian itu Dilbar izin meninggalkan Adira disana, yang katanya ada urusan sebentar tapi tidak tau apa. Gak di ambil pusing juga oleh Adira toh itu urusan Dilbar dan bisa jadi privacy.

Ponsel Adira bergetar tanda ada pesan masuk, dilayar sana ada satu pesan yang membuat adira buru-buru untuk pergi.

"Ahhhh, shit." Merambat tas nya lalu ia berlari meninggal cafe tersebut.

Di sebrang sana terlihat seorang pria yang sedang memperhatikan gerak-gerik adira, namun siapa sangka tiba-tiba saja dia didatangi oleh seseorang.

"Lo ngapain disini, gue kan udh bilang sama lo gak usah gangguin adira lagi bahkan dia gak inget tentang lo secuil pun." Dengan nada yang penuh amarah

"Gue cuman mau mastiin kalau adira baik-baik aja."

Dilbar sudah hilang kesabaran lalu ia menarik kerah pria itu hampir saja mau meninju si bajingan ini, jika ia tidak mengingat Adira mungkin sudah habis dengan tangan kosong nya.

"Bapak Jefran yang terhomat asal lo tau tanpa lo juga Adira udah baik-baik aja, gue peringatin sekali lagi ya sama lo, gak usah neror Adira dengan cara sampa kayak gitu, lo gak mikir akan kesehatan mentalnya, Adira udh cukup menderita."

Jefran hanya diam, pikirnya tidak apa jika hari ini ia dihabisi oleh Dilbar dan diharuskan masuk IGD sudah sangat siap. Mungkin hukuman itu belum sebarapa dibandingkan kesalahan fatal yang sudah dia lakukan.

"Lo cowo terbrengsek selama hidup yang pernah gue kenal. Cupu gak punya nyali." Lalu Dilbar pergi meninggalkan nya seorang diri.

"Kalian pikir Adira aja yang tersiksa disini gue juga sama, gue tersiksa atas kebodohan gue sendiri, gue tersiksa atas kesalahan gue, gue tersika .. .. Hiksss." Rasanya sesak seperti yang bahkan tidak bisa dijelaskan. Pria itu berlutut sambil memegang dadanya dan menangis sejadi-jadinya.

"Adira maafin gue .. hikss .. maaf."

***

"Arghhhh anjr ini bus lama banget sih, rasanya gue mau terbang aja kalau gini caranya." Ia sangat amat khawatir setelah mendapatkan pesan dari kakanya bahwa keadaan dirumah sangat kacau.

"Gue naik ojek online aja deh, bisa-bisa lumutan nungguin bus yang gak dateng dateng." Sambil merogoh ponselnya, membuka aplikasi kemudian Adira memesan nya tak berlangsung lama, bapak ojek online itu sudah datang dan langsung meluncur. Namun saat beberapa meter motor yang di tumpangi Adira terserempet oleh mobil CRV berwarna putih. Dengan nomor polisi B 0820 GLN. Yang membuat bapak ojek online itu hilang keseimbangan, alhasil mereka berdua jatuh.

"WOI ANJIIING LO ... HADUH SAKIT." Berteriak sambil meringis kesakitan.

"Neng gpp." Tanya si bapak ojek online

"Aduh pak sakit nih kaki saya."

Tak lama pemilik mobil itu keluar.

"Ebuseh dah ganteng amat kayak idol kpop yang suka Dilbar tonton, ehh anjer apaan si Dir gak waras lo ya, lagi kesakitan gini sempet sempetnya." Bergumam dalam hati.

Pria itu menghampirinya dan berkata "Anata wa daijobudesuka? Gomennasai."

"Hah lo ngomong apaan sii, gak ngerti bahasa planet, ini lebih susah dari bahasa jaksel, tanggung jawab lo, nih liat kaki gue gak bisa digerakin kalau gue gak bisa jalan gmna." Menunjuk kakinya yang cukup memar tapi yah tidak sampai tidak bisa jalan juga. Pikirnya.

Pria itu kebingungan apa yang di ucapkan oleh Adira mungkin ia orang jepang, bisa dilihat dari wajah nya, jadi tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Adira. Bapak ojek online pun sama bingung nya dengar apa yang terjadi. Lalu tanpa basa-basi lagi si pria tersebut memberikan 10 lembar uang berwarna merah dan kartu namanya, lalu pergi begitu saja seperti orang yang lagi dikejar-kejar hutang.

BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang