Setelah menerima pesan dari teman nya. Galen tak berpikir lama ia langsung tanjap gas ke tempat yang dituju. Sesampai nya di sebuah Mall, tidak berlama-lama lagi langkah kaki nya pergi menuju ke salah satu tempat makan yang berada di mall tersebut Galen tidak menemukan batang hidung sigadis itu.
"Ahh brengsek kalau aja tadi gue gak nabrak orang mungkin gue gk terlambat." sambil menendang angin didepan nya, ia sangat kesal karena tidak sempat bertemu kekasih nya itu, lebih tepatnya dia kesel karena tidak bisa melihat secara langsung apa yang sedang dilakukan oleh kekasihnya itu.
Dengan bodoh nya ia terus mengitari mall tersebut berharap menemukan tapi nihil hasilnya nol yang didapatkan nya hanya kaki pegal dan juga rasa kantuk.
Ia menyerah, kaki yang ia tompang itu membawa nya pergi ke sebuah basment tempat dimana tadi Galen memarkirkan mobilnya, namun baru saja ia hendak membuka pintu mobil terlihat dari sana. Galen memastikan terlebih dahulu dan yah ia sangat yakin bahwa itu ayu kekasih nya sedang bergandengan tangan. Ketika Galen ingin melangkah, Galen terkejut karena disana wanitanya sedang berpelukan dengan teman nya sendiri.
Menarik bahu si pria itu yang membuat kedua nya terkejut.
Bughhh!!
Bughhh!!
Bughhh!!
"Hah Galen." Ayu sangat kaget bahwa itu adalah Galen kekasih nya.
Orang-orang disana cukup terkejut dengan yang terjadi.
Ayu berusaha menenangkan Galen "Galen udah len, len please stop!!." Tapi Ia tidak mau mendengarkan Ayu, sampai akhirnya Ayu mencoba memisahkan mereka tapi tenaga Galen lebih kuat sampai akhirnya membuat Ayu jatuh tersungkur.
Galen akhirnya berhenti, masih dengan emosi yang memuncak Galen menghampiri Ayu untuk membantu nya berdiri. Yang disana terkapar lemas sambil meringis kesakitan.
Saat Galen ingin meraih tangan nya ayu, ayu menolaknya. "Lepasin gue bisa bangun sendiri." Dengan nada penuh amarah. Galen bingung dengan apa yang terjadi, ia kaget ada apa dengan kekasihnya tersebut.
Ayu menghampiri Juan yang terkapar lemas dan membantu nya untuk berdiri. Ketika Ayu ingin melangkah pergi tangan nya dihentikan oleh Galen seakan meminta penjelasan padanya.
"Gue muak sama lo len, selama 2 tahun pacaran lo gk bisa jadi cowo yang gue mau, lo terlalu cuek, gk peka dan dengan kekakuan lo yang seperti robot, gue gak suka itu. Selama ini gue pendem sendiri. Asal lo tau, gue juga pengen diromantisin kayak temen circle gue yang selalu diromantisin sama cowonya. sedangkan di diri lo gue gak nemuin itu, sorry len kita putus aja." Ayu dan Juan pun pergi meninggalkan Galen.
Galen bingung dengan apa yang terjadi baginya ini sangat tiba-tiba. Bagaimana bisa hubungan yang selalu adem ayem itu tiba-tiba hancur begitu saja, bahkan mereka berdua sudah membuat planing untuk masa depan nya, yaitu menikah.
*Flashback*
Dami is calling ..
"halo bang, lo sibuk ga?"
"Enggak kok, kenapa?"
"lo bisa kesini ga? Gue liat cewe lo nih sma juan."
"Kirim lokasinya sekarang."
Dami send location and picture.
Jadi dugaan Galen selama ini benar bahwa kekasih nya dan Juan bermain di belakang.
*Flashback off*
"Gue sayang sama lo yu, banget. Tapi bisa ga gausah sama temen gue si Juan. Banyak cowo lain selain dia. Gue gk bakalan semarah ini klo cowo itu bukan Juan.'' Disalam mobil sana Galen bergumam sendiri sambil matanya fokus menatap jalan yang ada didepan. Entah lah kemana perginya Galen ia hanya menginjak pedal gas yang tak tau arah tujuan. Sampai Akhirnya ia sampai di suatu taman dengan padang rumput tidak begitu luas namun baginya cukup baik untuk menjadi tempat pelarian.
***
Dipadang rumput yang tak begitu luas disana ada Adira sedang menikmati sejuknya angin sore dan ia juga bisa melihat langit yang berwarna orange.
Baginya itu adalah sebuah obat yang paling ampuh setelah coklat ketika dunia sedang tidak berpihak padanya, tak lupa sambil ditemani lagu kesukaan nya.
Dere - Berisik
oh, Manusia berisik
punya hati, tapi tak hati-hati.
Beralaskan logika
Sering merasa benar.Karena disini tidak begitu banyak orang, Adira mengencangkan volume nya sesekali ia ikut bersenandung.
Tanpa ia sadari disana ada pria yang memperhatikan nya. Munkin bukan melihat Adira tapi mendengarkan musik Adira yang terlalu kencang.
Yang dia lihat itu adalah perempuan tadi siang yang tertabrak oleh nya.
Entah dorongan dari mana ia memberanikan diri menghampiri perempuan itu namun langkah nya terhenti karena ia mendengar isak tangis yang begitu sendu.
"Ternyata bukan cuman gue doang yang selalu nangis sendirian, dia juga." Lirih nya
Ia memilih mundur dan duduk di kursi taman, hanya memandangi punggung perempuan itu yang bergetar naik turun sambil di iringi suara tangis. Setidaknya ia tidak sendirian.
Mungkin bagi sebagian orang jika melihat adegan ini meremehkan yah bisa di bilang berasa dia paling menderita. Bukan itu point nya, tapi kadar mental seseorang itu ber-aneka ragam. Kita tidak pernah tau apa yang sudah orang itu lalui di masa lalu, jadi jangan pernah membanding-bandingkan atau adu nasib dalam masalah hidup, cukup dengarkan dan temani.
Dami is calling . . .
"hemm."
"etdah bang serem."
"ada apa?."
"lo dimana bang? Juan lo apain sampe bonyok gini, gue di tongkrongan sini nyusul kata nya dia mau ngmong sama lo bang."
"gak dulu."
ia langsung mematikan telepon sepihak. mata nya sambil lurus kedpan dan terus memandangi punggung si perempuan itu. Yang disana juga mengerti pasti teman nya ini butuh waktu untuk memulihkan atas kekacaun tadi.
ia menghembuskan nafas nya dengan gusar. Entahlah yang ada dipikiran nya ia hanya tidak mau merubah karakter aslinya hanya karena orang lain, mungkin sudah teramat cinta dengan ia yang seperti ini, biarlah ia juga tidak bisa memaksakan seseorang untuk tetap bersamanya jadi yang bisa dilakukan hanyalah menerima dan juga bisa jadi ini sebuah teguran agar tidak salah dalam memilih pasangan. Don't excpect to much kepada seseorang itu memang ada dan itu pasti terjadi.
Bersambung . . .
Dami
22 Tahun
Sekertarisnya Galen
Satu tongkrongan sama Galen, Juan dan masih banyak lagi.Juan Andreas
23 Tahun
Temen Galen dari bayi
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]
Fanfic"Arghhhh kenapa gue harus berhadapan sama CEO gak waras itu sih, gue bukan babu nya dia." Ketus Adira Semenjak hari itu bapak CEO ganteng sering sekali menyuruh Adira untuk membuatkan kopi padahal bukan job desc nya dan seperti ada perasaan yang ber...