• PART TEN •

192 15 0
                                    

Warning ada kiss scane . . .

Suasana dikantor saat itu begitu ramai semua nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Banyak telepon masuk, jadwal meeting yang padat dan juga ada tamu yang ternyata itu adalah CEO perusahaan utama yang berada di Jepang.

Adira pikiran nya berkelana apakah ia pantas menyukai Galen? Tapi tidak ada yang salah dari sekedar menyukai. Bahkan sebelum mengetahui bahwa Galen adalah seorang CEO, ia sudah tertarik padanya.

"Duh Dira diem gausah macem-macem deh. Sadar diri lo siapa. Huha oke Dira lo bisa." Saat ia sedang bergumam sendirian ada seseorang yang datang menghampirinya itu adalah Security depan, sebut saja Pak Anton.

"Mba didepan ada yang cari orang itu marah-marah dan kekeh pengen masuk kesini."

Kening nya berkerut sambil berkata "Siapa pak?"

"Namanya Jihan, katanya kakak nya mba Dira."

Deggg . . .

"Marah-marah, hemm baik pak nanti saya kesana. Makasih ya pak."

***

Dua hari yang lalu Adira mencoba memberanikan diri dengan menemui Kak Jihan dirumah sakit. Mereka mengobrol tentang maksud pesan dari Kak Jihan.

Disana Kak Jihan menjelaskan namun Adira tidak mengerti mungkin karena ingatan nya yang belum pulih.

"Sekarang udah tau kan kamu bukan anak dari rahim nya bunda, semoga ingatan kamu cepet pulih ya Ra supaya kamu paham semua nya. Satu lagi aku mau bunda sembuh jadi kita jual rumah aja ya?."

"Kita mau tinggal dimna kak?" Jawab Adira dengan nada sendu

"Kalau gtu apa kamu mau nikah sama temen nya ayah atau aku pun gpp."

"Kenapa harus pake cara seperti itu, apa gak ada cara lain kak?." Wajah Adira sudah memerah menahan tangisnya.

"Aku gak mau nyalahin kamu atas semua yang udah terjadi, untuk kali ini aku gamau kehilangan untuk yang kedua kalinya. Aku mau bawa bunda ke singapore disana pengobatan nya sudah canggih, tapi uang tabungan ku, uang bulanan mu yang selalu kamu kasih itu gak cukup Ra, jadi aku mohon kali ini egois dulu demi Bunda."

"Kak maafin aku, kayaknya aku pembawa sial banget di keluarga ini. Kasih waktu aku seminggu ya kak untuk memikirin semuanya ya."

"Sssstttt. Inget kita bertiga anak hebat sebesar apapun batu yang ada didepan, kita harus hancurin bareng-bareng biar bisa jalan. Oke." Perkataan kak jihan membuat Adira menangis. Andai aja ingatan Adira pulih kembali ia bisa mengetahui apa yang terjadi 3 tahun yang lalu.

Tapi jika sudah mengetahui apakah keadaan akan balik lagi, seperti nya tidak.

Jihan pun memeluk adik nya, tidak ia hanya korban dari ke egoisan ayah nya sendiri.

"Udah jangan nangis, kamu gak salah kok." Di usap nya air yang jatuh di pipi Adira

Setelah itu mereka berdua pergi untuk menemui bundanya.

Dikejauhan terlihat sepasang mata yang dari tadi menguping pembicaraan mereka berdua. Tentang rumah dan juga pernikahan.

***

Pada siang itu Adira pergi untuk menemui Jihan. Dari kejauhan Adira melihat raut wajah kaka nya yang tak biasa bisa di bilang wajah penuh dengan amarah.

"Kak ngapain kesini?" Tanya Adira dengan pelan

"Ayo ikut aku." Mencengkram tangan Adira dan menarik paksa.

"T-tapi kak mau kemana?"

Adira sempat berontak namun tenaga Jihan lebih kuat darinya.

"Kamu nikah sama teman ku."

BACK AT YOU [HAMADA ASAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang