Bag. 10

254 32 1
                                    

Junghwan baru saja kembali dari rumah sakit dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sesuai perintah Hanbin junghwan menemani Yedam selama beberapa hari di mansion keluarga Bang

"Ahh kak, akhirnya aku bisa istirahat" kata junghwan sambil duduk disampingnya Yedam yang sedang menonton

"Makan dulu sana, belum makan malam kan?" Tanya Yedam yang masih menatap tv

"Udah kok kak, tadi paman Jinyoung mentraktir ku dan beberapa perawat di ruang UGD" jelas Junghwan yang juga menatap layar tv dan mengambil cemilan ditangan Yedam

Saat sedang menonton tiba-tiba Junghwan ingat tentang kejadian dimana pamannya marah-marah dan bertanya pada Yedam. Karena Junghwan tau Yedam tadi mengantar paman dan bibinya ke Bandara

"Oh iya kak,tadi raut wajah paman seperti apa?" Tanya junghwan penasaran

"Iya biasa aja,memangnya harus gimana?" Tanya Yedam polos

"Ya gak gimana-mana sih hahahaha. Kakak tau tadi para perawat di ruang UGD sangat khawatir karena hampir dipecat oleh paman, lucu sekali raut panik mereka kak" jelas Junghwan sambil terkekeh

"Memangnya ada masalah apa tadi?" Jawab Yedam yang sekarang menatap junghwan berbicara

"Tadi ada seorang pasien dalam pengaruh alkohol berlutut didepan paman dan bibi yang baru sampai, lalu dia menangis dan pingsan sepertinya patah hati sih cuman karena tidak sadar dia salah orang gitu" jawab Junghwan menjelaskan

"Oh sepertinya pasien yang ayah maksud pembuat onar itu. Ya gak salah sih ayah marah ngapain juga orang mabuk-mabukan datang kerumah sakit dan bersikap bodoh seperti itu" balas Yedam yang mengalihkan atensinya ke layar tv didepannya

"Iya sih kak, tapi kali ini berbeda tatapan paman Hanbin itu seperti ingin membunuh pasien ini atau seperti melihat musuh" kata Junghwan sedikit berbisik

"Hei ... Jaga mulutmu junghwan. Setau kakak ayah tidak punya orang dibenci atau musuh" balas Yedam agak meninggikan suara dan berusaha mengingat apakah ayahnya memiliki musuh

"Coba kakak ingat mungkin ada. Paman itu walau tegas tapi kalau sama pasien selalu ramah. Supaya kakak terbantu mengingat aku kasih tau namanya. Namanya Watanabe Haruto" balas Junghwan menunggu penjelasan Yedam

Seketika tangan Yedam yang dari tadi memakan cemilan terhenti. Detak jantungnya berdegup kencang. Badan Yedam kerasa kesetrum mendengar nama itu. Yedam melamun pikirannya memunculkan segala pertanyaan

_on your side_

(Tunggu,Haruto?, Kenapa dia kesana?, Apa yang dia katakan pada ayah?, Kenapa dia sakit ? , ini alasan ayah melarangnya ke RS?) Pertanyaan-pertanyaam terus saja muncul dipikiran Yedam

"Ayah tidak ada musuh Junghwan. Mungkin karena dia mabuk ayah tidak suka melihatnya" jelas Yedam yang menghela nafas berat nya

"Hemm iya deh, mungkin seperti itu" jawab Junghwan melanjutkan nonton tvnya dan bersandar di pundak Yedam

Yedam sekarang menatap Junghwan. Dia ingin bertanya apa Haruto tidak apa-apa?, Apakah sakitnya parah? Tapi Yedam masih berfikir antara bertanya atau tidak. Jika dilihat Yedam seperti khawatir pada Haruto tapi Yedam masih belum yakin dia benar khawatir atau hanya rasa simpati sesama manusia

"Jadi pasien itu bagaimana sekarang?" Tanya Yedam memandang Junghwan

"Gak gimana-mana sih kak, dia cuman pingsan dan demam karena terlalu banyak minum alkohol. Kakak tau dia menghabiskan 10 botol alkohol makanya dia seperti itu, hebat sekali kan kak?, Untuk nyawanya tidak terenggut gara-gara itu" balas Junghwan masih tidak percaya dengan hal itu

On Your Side (HARUDAM) 💓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang