25

6.5K 664 22
                                    























"Sudah sadar? " Loui belum bisa membuka matanya karena masih sangat perih.  Namun dia bisa sadar jika ada dua orang di dekatnya.

"Jelaskan padaku situasinya" kata Loui

"Baiklah karena Bajingan ini sudah sadar,  akan aku jelaskan situasi di kota ini.  Dengarkan dengan baik,  dan jangan menyela.  Kalian bisa bertanya saat aku selesai menjelaskan" kata Mirai

Loui mendengar kata bajingan ingin sekali membuka mata dan menebas kepala yang sepertinya yang mengatakan adalah seroang wanita. 

" sejak 2 tahun lalu,  kota ini mengalami kejadian aneh.  Saat bulan purnama tiba,  beberapa anak kecil dan wanita muda menghilang secara misterius.  Awalnya masyarakat berfikir jika ini hanya sebuah kejadian kriminal biasa.  Namun saat bulan purnama selanjutnya,  kejadian sama terus terulang kembali.  " jelas Mirai

Sedikit menjeda penjelasannya Mirai kembali bercerita.

"Masyarakat mulai mengadakan penjagaan di ikuti beberapa kesatria yang di kirim oleh kerajaan.  Namun saat malam purnama usai mayat para prajurit dan beberapa orang yang berjaga di temukan di beberapa tempat.  Dalam artian mereka terbunuh" jelas Mirai

Loui yang mendengar dengan seksama langsung berfikir.  Kenapa mereka melakukan itu,  apa yang di inginkan dan apa yang mau mereka lakukan pada wanita dan anak-anak yang di culik. 


"Aku sempat mengikuti kemana para anak kecil itu di bawa,  dan aku nyaris berteriak saat para anak kecil itu di lebeli atau apalah namanya.  Intinya mereka seperti memberi tanda kepemilikan pada anak-anak kecil bentuknya mirip bunga...  Bunga...  Bunga apa ya? " boleh Loui meninju gadis hutan ini hingga tak bernyawa.

"Bentuknya bagaimana? " tanya Loui
"Ah...  Bunga kecil dan berwarna merah.  Hi Higun,  Hijun..  HIganu?  Hibanu. Haigabanu " ok Loui mulai dongkol,  Bahkan doren sampai mengantuk mendengarnya.  Gadis ini tolot,  atau memang sungguh tidak tahu dan tak Ingat. 

"Higanbana mungkin" kata Doren

"TEPAT YA ITU,  HIGANBANA..  IYA YANG ITU! " teriak Mirai

"Tidak usah teriak,  telingaku berdengung" kata Loui.


Loui sudah mengingat siapa gadis berisik dan tidak tahu diri di sebelahnya ini.  Gadis yang dia ajak berdebat 7 tahun lalu.  Ternyata dia tak berubah fikir Loui. 

"Intinya setelah di tato dengan bunga itu,  aku tak tahu mereka di bawa kemana.  Asumsiku,  mungkin mereka akan di jual" kata Mirai.

Loui dan Doren sedikit setuju,  tapi bisa saja ada hal lain.  Misal jika mereka di jadijadikan tumbal.  Atau mereka di jual pada iblis, atau hal buruknya mereka di bunuh lalu organ nya di jual. 


"Istirahatlah kalian,  akan aku tunjukan tempatnya besok" jelas Mirai,  namun hal yang membuat Loui heran.  Bagaimana bisa dengan santainya anak ini tidur di sebelahnya.  Dia perempuan lo dan ada dua lelaki disini.  Meski Loui tak akan tertarik,  dan Doren akan di kebiri jika berani dekat dengan wanita lain. 

Ya Doren sudah di lebeli oleh Licita,  Loui fikir dua anak ini tak akur karena memang suka menjahili.  Ternyata ada hal terselubung fikir Loui. 

Loui membuka jubahnya lalu menutup badan Mirai.  Kini giliran dia dan Doren yang bicara serius.  Ternyata ada hal serumit ini,  di kota kecil ini. 















Livi menerobos masuk ke ruangan William.  Saat ada kabar jika terjadi penyerangan di kota temoat di mana Loui berada.  Sebagai seorang ibu dia sangat khawatir.  Mengabaikan rasa takitnya pada William.  Livi mendobrak pintu ruang kerja di mana ada Douper dan William di sana.

"Livi ada apa? " William menatap Livi

"William...  William....  Loui..  Bagaimana Loui.. Kota itu katanya ada penyerangan.  Bagaimana Loui keadaan nya bagaimana....  Dia belum kembali,  William,  bagaimana...  Bagaiaman..  Jika...  LOUI.... "

"Ssssstttsss...  " William menenangkan Livi,  Heze dan Douper langsung keluar.  William tanpa sadar menarik Livi kedalam pelukannya.  Yang dimana Livi sendiri tidak sadar jika dia menerima nya tanpa takut. 

"Loui akan baik-baik saja livi,  dia putra kita.  Aku tahu betapa hebatnya dia,  aku juga sudah mengirim beberapa bawahan untuk menemui Loui tak usah khawatir ok" william menenangkan Livi mengusap rambut Livi yang halus. 

"Benarkah?  Dia akan baik-baik saja?  Lalu kapan Loui pulang? " tanya Livi,  wajah ini wajah yang manja dan wajah khawatir yang William rindukan. 

"Dia pasti akan pulang,  saat pekerjaan nya selesai.  Loui adalah calon penerus keluarga Agares,  dia bukan hanya sekedar putra Duke.  Dia pasti akan pulang dan tersenyum memeluk mu" ujar William

"Syukurlah " kata Livi,  seolah sadar dia memeluk William. Livi langsung mendorong william.  Wajahnya memerah padam,  tanpa banyak bicara dia langsung kabur dari sana. 


William melihat kepergian Livi seketika tertawa kecil.  Wajah Livi sangat merah tadi,  sepertinya wanita itu baru sadar jika sejak tadi dirinya memeluk william dengan erat dan nyaman. 

"Apakah itu tanda kau mulai menerimaku lagi Livi.  Loui bisakah kau tidak pulang saja,  agar ibumu terus kemari dan memeluku? " kata william menatap Pintu. 






Di sepanjang jalan,  Livi meruntuki kebodohannya.  Kenapa dia memeluk william tadi itulah yang dia fikirkan.  Saking malunya,  Livi sampai tak berani menatap wajah William.  Heze yang melihat sang nona seperti orang sakit,  atau mungkin kasmaran lagi jadi heran.  Namun jika memang kemalangan sang nona akan berakhir.  Heze harap tuhan segera memberikan kebahagian. 

"Nona wajah anda memerah lo,  apa anda mabuk parfum tuan duke " goda Heze yang membuat wajah Livi semakin memerah.  Livi langsung kabur dia tak mau mendengar kata - kata itu. 












Suara botol pecah menggema,  lelaki dengan wajah memerah padam itu terlihat sangat mabuk.  Atau mungkin sudah ada di tahap mabuk berat. 

"Tuan bagaimana jika anda berhenti mengkonsumsi minuman itu.  "Kata Soza,  ingat Soza dia adalah tangan kanan Izaki. 

"Aku tak bisa minuman ini nikmat,  lalu bagaimana soal perempuan bernama Hana?.  Kau berhasil membuatnya bicara" tanya Izaki


"Kami mengancamnya tuan,  dan dia akhirnya mencari tahu soal tanaman yang mahal dan juga bernilai tinggi.  Lalu Hana juga bilang jika,  salah satu bangsawan bernama Derlina memiliki benih nya" kata Soza

"Derlina?  Ehhh wanita gila itu ya,  temui dia Soza minta bibit nya.  Kita akam budidayakannya" kata Izaki agal mabuk


' aku takut kau akan masuk jebakan ranjau yang sudah di pasang Tuan.  ' Khawatir Soza


"Loui aku harus mengawasinya! " ujar Soza dia tak mau sang tuan terluka.  Mengingat Soza berhutang pada Izaki,  dia akan membalasnya dengan sekuat semampunya.  Meski harus kehilangan nyawa. 
















Tbc

Yahooo next ? 2 hari lagi ya. 





I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang