45

2.8K 348 2
                                    






Loui menatap jijik ayahnya,  sejak tadi dia sampai di meja makan.  Dia melihat ayahnya seperti di kelilingi bunga.  Lalu dia ke arah sang ibu yang menatap dengann wajah horor.  Apa lagi kali ini yang ayah nya ini lakukan. 

"Ibu apa ayah membuatmu kesal?  Apa dia mencoba melakukan hal gila padamu? " tanya Loui

"Ti tidak ada L Lo Loui" lihat ibunya menjawab seperti itu,  sudah jelas ada yang tidak beres.  Loui berwajah sangar menatap sang ayah.  Namun hanya senyum menjijikan yang Loui lihat. 

"Loui...  Kau terlihat tampan pagi ini " kata william yang membuat wajah Loui seketika berubah datar.  Bukan hanya itu dia mau muntah saja mendengar kalimat gila itu.  Seperti bukan ayahnya apa yang terjadi. 

"Jika kau gembira karena ibu mengiyakan ke inganmu dan harus izin padaku.  Enyah saja ayah" seketika william merubah raut wajahnya, memang benar dia ingin memiliki anak lagi dengan Livi.  Namun istri tercintanya itu malah menyuruh William meminta izin pada Loui. 

Jelas saja akan sulit,  Loui itu tak mungkin dengan mudah menginjikan dirinya.  Apalagi kondisi saat ini sangat genting.  Dan akan sedikit sulit memang jika Livi hamil saat situasi memanas nantinya. 

"Jika kau berencana memiliki anak lagi,  tanyakan pada ibu.  Aku serahkan saja pada ibu.  Tapi ada syarat,  JIKA IBU HAMIL,  DAN AYAH TIDAK BISA MENJAGANYA DENGAN BAIK.  AKU TIDAK SUKAN MENGAMBIL DUA LENGAN AYAH MENJADI BAYARAN ATAS KEGAGALAN AYAH NANTI " kata Loui

"LOUI!!!! " William tentu senang,  itu berarti Loui sudah sangat percaya padanya.  Dia menatap Livi yang hanya tersenyum kecil.  Dengan senang yang sudah terlalu kelewatan.  william bahkan memeluk Livi,  dan mencium istrinya itu di depan Loui. 

"Pergilah ke kamar  ini meja makan!" kata Loui melempar garpu.

"Hentikan William malu lah sedikit pada anak mu" kata Livi yang sangat kesal karena William tidak tahu malu. Bahkan para maid terlihat menyaksikannya, wajah Livi semakin memanas .

"Biarkan saja sayang, toh Loui juga akan melakukan hal yang sama nanti saat menikah " kata William.


Urat kesal muncul di dahi Loui,  dengan kesal dia langsung pergi.  Ya dari pada melihat romansa pria tua di depannya lebih baik dia pergi.  Mengurus pekerjaan adalah langkah paling bagus. 

Namun baru saja akan pergi untuk mengajak 4 sahabatnya ke kota.  Wajah Viola malah muncul.  Ya diamana gadis itu berjalan ke arahnya.  Apalagi yang di inginkan gadis ini fikirnya.

"Loui... Kau mau kemana? " tanya Viola

"Pergi bersama sahabatku" kata Loui yang menuju ke arah Hana dan Doren keduanya sedanng berbincang.  Viola yang merasa di abaikan dengan kesal langsung menggandeng tangan Loui.  Nyaris saja Loui menampar Viola jika dia tak menahan diri. 

"Jaga sikap mu!  Jangan menjadi wanita penggoda di sini.  " Viola hanya cemberut namun enggan melepas tanganya dari Loui.  Hana dan Doren menatap Viola mereka juga jadi ikut mengjelah nafas. 

"Ada kabar soal Batalion? " tanya Loui

"Kita harus pergi ke hutan Loui sepertinya,  kita memang harus mencari wanita yang tinggal di hutan itu" ujar Hana

"Jika memang hanya itu pilihannya, persiapkan Doren.  Dan juga kalian melihat Leo?  Dia menghilang lagi,  padahal aku berniat memasangkan kalung yang baru" kata Loui


"Loui ayo jalan-jalan" manja viola

"Enyah!  Urusan ku sangat banyak,  pergi saja dengan pengawal mu.  Berhenti bertingkah menyebalkan VIOLA!  Kau benar-benar membuatku kesal! " ujar Loui menghentak tangan Viola dengan kasar. 




"Ahahahhaha...  Tertolak " licita tertawa saat melihat bagaimana Loui memarahi Viola puas sekali rasanya.  Viola menatap kesal Licita memang benar tidak ada satupun di rumah ini yang memihaknya.  Bahkan setelah kematian Mirai,  viola tetap tidak memiliki ruang selain hanya di anggap menjadi tamu saja. 

"Bagaimana caranya agar Loui menjadi milikku! " Viola mengigit jarinya, dia terlalu terobsesi dengan Loui.  Bammi dari belakang menatap tidak suka pada Viola.  Dia 100% akan lebih memilih Mirai meski anak itu pernah menjadi suruhan Derlina.  Namun yang Bammi sadari soal Mirai.  Anak itu memiliki kelayakan untuk bisa bertahan di sisi Loui. 

Namun Viola,  anak itu hanya akan menghambat Loui melakukan segala hal yang ingin di lakukan.  Dan itu tidaklah baik,  mereka hanya akan berteriak satu sama lain,  memaki satu sama lain jika memang mereka menikah. 



"Aku akan mengawasi gadis ini " ujar Bammi lalu berlalu pergi.  Dia harus ikut membahas masalah yang akan Loui tangani kali ini.  Satu sisi dia juga sedikit agak lelah,  dia baru saja bertemu ayahnya.  Dimana,  dia sudah dipilihkan seorang gadis yang akan dinikahi nanti. 












Malam tiba,  Suasana kediaman Duke Agares sangat sepi.  Loui dan ke empat sahabatnya sedang keluar.  Dan hanya ada William dan Livi yang sedang ada di dalam kamar. 

Livi sibuk makan buah,  dan William yang mengurus masalah yang seperti biasa harus di tangani.  Tak ada pembicaraan antara keduanya.  Hingga saat Livi merasa agak gerah dia berniat untuk mandi.  Namun kali ini dia agak ksulitan membuka gaunya karena Heze sendiri tidak ada. 

"Wi william.... " panggil Livi

"Ada apa? " tanya William dengan nada suara yang lembut.  Dia mendekati Livi yang sedikit bersemu merah.  Ada apa dengan istrinya ini fikir William. 

"It itu...  Ak aku ma mau mandi bi bisa kau buka gaun ini? " William sedikit terkejut,  namun dia tertawa kala mendengarnya.  Dengan langkah kecil William menuju ke belakang Livi.  Ini salahnya andai tangan Livi tidak hilang mungkin saja Livi tak harus meminta tolong padaya.

"Sudah" William bisa melihat punggung Livi yang bersih tanpa noda.  Livi sadar keterdiaman William langsung berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam ruangan itu.  Namun baru saja akan menutup pintu dengan kakinya.  Karena tangan kanan nya memegang gaun.  Tangan William lebih dulu menghadang. 

"Will... William... Ak aku harus mandi" ujar Livi yang sudah agak khawatir denganw ajah William.  Ya bagaimanapun William masih pria sejati dan memiliki nafsu.  Apalagi william pasti harus meredakan kebutuhan biologisnya.  Livi mrnelan ludahnya dengan kasar. 

"Bukan kah mandi berdua lebih baik sayang... " senyum William masuk ke dalam.  Tangannya dengan cepat menutup pintu hingga bunyinya terdengar begitu keras. 




'Gawat malam ku....  Akan sangat melelahkan ' lirih Livi.












Tbc

Yahoooo

I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang