Flashback on
Leo terus menarik kerata, kala dia mulai dekat dengan tempat yang ingin dia tuju. Kakinya terus belari hingga melihat rumah tua yang pernah dia lewati dulu. Meski ada di tengah hutan, namun Leo tahu dan ingat jika ada yang menempati Rumah tua itu.
Ckit....
Bunyi gerobak yang berheti, Leo meraung-raung di depan pintu membuat penghuni hutan berhamburan karena auman singa jantang itu. Hanya butuh Beberapa menit, kala Seorang wanita Tua keluar dengan Tombak.
"Pergi! Pergi binatang BUAS! PERGI! " Leo mendekat lalu menarik-narik gaun si wanita tua. Seolah paham jika hewan buas ini ingin dirinya mengikuti. Mata si wanita tua, membulat sempurna kala melihat Wanita yang benar-benar dalam kondisi parah.
"Astaga!!! " si wanita langsung berusaha keras membawa Mirai. Yang sudah mulai kesulitan bernafas. Leo mengikuti ke dalam kala si wanita tua mengelyarkan beberapa obat dan juga kain.
Butuh waktu 2 jam hingga pendarahan berhenti. Wanita tua yang bisa kita sapa Santa langsung membantu Mirai tidur. Nenek santa mengelus kepala Leo, singa ini membawa wanita terluka fikirnya. Namun dia tak tahu, apa yang menyebabkan wanita ini terluka parah fikirnya.
2 minggu setelah Mirai sadar, Nenek santa sangat sedih. Dia tidak melihat adanya gairah hidup dari Mirai. Sejak siuman dan mulai membaik, Mirai hanya diam, dengan menatap kosong. Sekali bertanya, Mirai hanya bertanya bagaimana carannya agar dia cepat mati.
"Kau tau Mirai, aku hidup sendiri disini sejak usiaku 20 tahun dan sekarang usiaku sudah 64 tahun. " kata Nenek santa
"Kau harus bertahan, aku yakin suatu saat nanti kebahagian akan datang. Kehilangan anggota tubuh memang menyakitkan, apalagi kau merasa jika kau hanyalah beban yang tak berguna. Tapi percayalah sayang, suatu saat nanti. Suatu saat nanti, akan ada yang menerimamu dan berusaha kkeras agar kau bahagia. Dan membuat dirimu bahagia" ujar nenek santa.
Dalam diam Mirai menangis, dia terus menangis. Dia hanya malu, karena menyusahkan seseorang dengan kondisinya. Andai dia masih ada tangan mungkin dia masih bisa memegang tongkat untuk menunjang kakinya. Atau jika kakinya masih utuh dia masih bisa beraktivitas seperti membawa sayur ya tentu masih bisa.
Namun semuanya hilang, matanya, tanganya kakinya. Bagaimana bisa dia menjalani hidup dengan baik jika separuh tubuh yang harusnya menunjang hidupnya tidak ada.
"Pikirkan dan renungkan sayang, aku senang karena akhirnya aku punya teman. Dan aku menganggap mu sebagai cucuku. Jangan merasa sedih dan merasa membebani. Bagiku, kau cukup membalas dengan menjadi teman bicara sudah cukup " kata Nenek santa yang keluar dan membiarkan Mirai istirahat.
1 minggu setelah nenek santa selalu memberi banyak nasihat. Mirai mulai sedikit bangkit meski hanya diam.
"Mirai lihat apa yang aku buat untuk mu" Mirai menatap nenek santa, wanita tua itu memperlihatkan sebuah Kaki dan tangan yang terbuat dari kayu. Mata mirai membulat melihatnya.
"Aku seorang pengrajin, jadi setelah melihat ukuran kakimu. Aku membuatkan ini, memang untuk tanganya akan sulit karena aku bukan penyihir yang bisa membuat tangan kayu itu bergerak seperti di dalam cerita dongeng. Tapi untuk kakinya, setidaknya kau bisa berjalan. " kata Nenek santa
Mirai menangis kembali, dengan tanganya yang putus diam mengusap airmatanya. Dia terharu karena ada yang peduli denganya. Dan dia senang karena leo membawanya pada orang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit )
RomanceLiviyya Lou Anara harus bersembunyi karena pertengkarannya dengan sang mantan suami. lari menjauh ketika Hamil Anak pertama, liviyya harus melindungi Sang putra. agar sang mantan suami tidak mengambilnya. Namun sebaliknya malah Loui sang putral...