46

2.9K 332 3
                                    




Pagi cerah kala William bangun di pagi hari.  Livi sang istri tercinta masih tidur dengan nyenyak,  William melihat tangan kiri Livi.  Disanalah letak penyesalan terbesar seorang William.  Dia begitu sulit melupakan semuanya.  Jika boleh jujur,  William ingin sekali menghilangkan masa kelam itu. 

Sebuah ketukan pada pintu membuat William tersadar.  Sepertinya itu Douper yang ingin melaporkam masalah pemberontakan beberapa anggota bangsawan.  Ya hanya pemberontakan kecil selebihnya tidak ada masalah besar lagi. 

"Tunggu di ruang tamu! " tegas William yang memilih membersihkan dirinya.  Biarkan Livi istirahat fikirnya. 








Sebuah hadiah muncul di depan pintu kala william sudah selesai dengan acaranya.  Matanya menatap datar sebuah kotak dengan kalung cantik.  Bukan hanya itu permata yang ada di kalung ini di bentuk menyerupai burung merpati. 

"Siapa ORANG GILA YANG BERANI MENGIRIM INI PADA ISTRIKU! " hanya sekali banting,  kotak dan kalung itu berserakan di lantai.  Douper agak merinding melihatnya,  apalagi kemarahan William begitu menyeramkan.  Mata yang terlihat sangat tajam bahkan sudah siap membunuh siapapun yang menjadi dalang nya. 

"Cari!  Dan seret orang itu! " kata William

Loui baru saja datang melihat barang berserakan.  Selain itu wajah ayahnya tidak enak untuk di ajak bicara.  Baru kali ini dia melihat ayahnya begitu menakutkan.

"Apa seseorang merayu ibu? " tanya Loui

"Siapapun orang itu AKAN AKU BUNUH DIA! " lihat Loui merasa jika ayahnya mulai gila.  Atau memang karena rasa cintanya begitu besar makanya dia bersikap sangat ganas seperti ini.

"Tanda ini,  Batalion! " kata Loui

"ORANG BATALION!  SIAPA BAJINGAN ITU!  " Loui menghelah nafasnya dia menenangkan ayahnya,  ini pasti ulah Georgi. 

"Ayah tetap di sisi ibu,  jangan lengah sedikitpun.  Masalah Batalion aku sendiri yang akan mengurusnya! " ujar Loui,  dia langsung mengambil kalung dan pecahan yang lain.  Meski Loui masih sakit hati kala ingat ayahnya jahat pada ibunya dulu.  Tapi Loui tidak akan mengijinkan lelaki manapun mendekati ibunya.  Lebih baik ibunya bersama ayahnya dari pada pria lain yang niat dan tujuan nya belum di ketahui. 










Bammi membenturkan Viola pada dinding saat wanita itu berniat mendekati Loui lagi.  Apalagi Wanita ini ingin melakukan hal ceroboh lagi.  Bammi tidak mau Viola menghambat pekerjaan tuannya sekaligus sahabatnya. 

"Berhenti aku bilang! " kata Bammi

"Kau kenapa!  Apa urusanmu!  Biarkan aku bertemu LOUI! " teriak Viola

"TIDAK KAH KAU SADAR LOUI HANYA MENCINTAI MIRAI.  KAU TAK ADA ARTINYA DI MATA LOUI,  BAHKAN SEKALIPUN KAU SATU-SATUNYA WANITA LOUI TAK AKAN MEMILIHMU! " perkataan Bammi membuat luka di lubuk hati Viola.

"Apa... Hiks... Tidak bisa loui hanya untuk ku...  Hiks... " viola memukul dada bammi dia begitu menyukai Loui saat pandangan pertama bahkan bekerja keras agar Loui menyukainya.  Lalu kenapa usahanya sedikitpun tidak membuahkan hasil. 

"Hentikan obsesimu, Loui adalah pria yang tidak tertarik akan hal picisan.  Apakagi cinta,  cinta loui hanya untuk ibunya Livi.  Sedangkan Mirai,  loui memiliki ketertarikan meski belum ke tahap lebih.  Tapi aku dan semua orang disini tahu,  Loui menyukai Mirai.  Bahkan kau lihat,  alasan Loui tak dekat siapapun karena.  Tak ada wanita yang membuatnya nyaman.  Sama seperti saat dia bersama Mirai" jelas bammi. 

Meski di ceramahi panjang lebar Viola masih saja keras kepala.  Dia masih ingin menjadikan Loui miliknya.  Dia tidak akan menyerah sedikitpun,  dan bammi pun juga akan melakukan hal yang sama. 

"Hentikan,  karena meski kau di ambang maut sekalipun Loui tidak akan peduli dan tidak akan berbalik menolong mu" Bammi memilih meninggalkan Viola.  Yang masih mentap lantai. 












Khail menyamar dengan Hana,  mereka menyuap media cetak soal sosok yang membuat geger Batalion kingdom.  Dimana sebuah berita,  tentang salah satu keluarga kerajaan terdahulu masih hidup. 

Gemparnya berita itu langsung membuat para rakyat Batalion menyorakan pendapat mereka.  Bahkan secara terang-tetangan meminta agar pemerintah Batalion mencari keberadaan anggota kerajaan tersebut. 

Hana dan Khail yang menyamar menjadi seorang pedagang sangat puas atas berita yang beredar.  Bukan hanya itu,  media yang menyetak surat itu juga mengaku sangat berterimakasih karena media mereka mendapat banyak ke untungan. 

Awalnya pemilik media tidak mau karena tak ada bukti soal berita ini.  Namun hana dan Khail mengatakan dan memberi sebuah bukti berupa informasi soal wanita yang memiliki simbol di punggungnya. 

"Dengan ini Batalion akan mengalami gejolak,  Loui hanya punya waktu sebentar untuk memanfaatkan situasi ini " kata Hana

"Nona Hana,  apa mungkin dalam 1 minggu berita ini akan lenyap? " tanya Khail

"Tidak usah khawatir,  berita lain juga akan segera muncul " kata Hana,  dia sudah merencanakan dengan Licita,  mengenai rencana jangka panjang dan juga rencana cadangan.  Jadi dia tak harus khawatir. 

"Sebaikanya kita segera pergi dari sini" ujar Hana,  namun baru saja keluar dari pintu Hana malah bertanbrakan denfan seorang pria berambut Hitam. 

"Astaga..  Maaf nona anda baik-baik saja? " tanya pria itu

"Ahh..  Iya aku baik-baik saja,  aku yang harusnya minta maaf pada anda tuan " ujar Hana ramah,  senyum Hana membuat pria itu terdiam.  Begitu menawan dan juga sangat manis.  Mata merah dan rambut putih yang bergelombang.  Membuat pria itu bagai melihat sosok rembulan yang nyata.

"Tuan? " panggil Hana

"Ahh..  Iya maaf silakan " Hana keluar dengan Khail.  Pria yang Hana tabrak terus menatap tanpa berkedip hingga sosok Hana menghilang. 




"ANTONIO kau lama sekali! " teriak seseorang yang memanggil nama pria yang menabrak Hana. 

"Iya iya " ujar Antonio menemui sahabatnya. 












Prang..... Prang....

"CARI CARI SIAPAPUN YANG MENYEBAR INFORMASI INI.  CARI!!!  BUNUH MEREKA! " Georgi menbaca berita soal sosok keluarga ketajaan yang masih hidup.  Dia memukul kaca dengan tongkatnya.  Dia berfikir Loui dan Livi sudah mulai bergerak untuk menurunkan tahtah nya. 

"LOUI!!!!!!! " teriak Georgi,  anak itu adalah ancaman terbesar bagi Georgi untuk tetap memimpin kerajaan ini.  Usahanya selama bertahun-tahun untuk menguasai Batalion tidak boleh berakhir begitu saja.  Dia akan segera melenyapkan Livi terlebih dulu.  Karena jika Livi tiada,  maka tak akan ada yang percaya jika Loui anak dari Livi. 

Apalagi Loui belum di beri tanda oleh pemberi berkat. 







" kalian tidak akan menang melwanku" tawa Georgi.













Tbc

Yahooi

I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang