I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit )

49

Rencana Adu domba yang di buat Loui sudah di lakukan oleh Hana dan Khail.  Dengan memilih para bangsawan rakus.  Rakus akan harta  dan takut untuk jatuh miskin. Hana memiliki sikap yang lembut, bahkan dengan kecantikan dan kesopanannya dia bisa mempengauhi siapapun. Untuk membuat bangsawan berpaling padanya bukanlah hal yang sulitu.

Hana hanya menggoda para bangsawan dan mendokrit mereka soal mereka akan di depak dan juga jatuh miskin.  Karena raja Georgi akan menurunkan posisi mereka di kerajaan.  Lalu mengambil seluruh harta mereka dengan melimpahkan seluruh kesalahan pada mereka. 

Mendengar semua hasutan itu tentu para bangsawan yang takut itu terjadi mulai memberontak.  Di tambah ketamakan raja Georgi membuat mereka semakin yakin akan kata-kata Hana. 

Loui pov

Memanipulasi pikiran orang-orang tamak sangatlah mudah.  Bahkan hanya dengan menggunakan kata uang dan kemiskinan mereka akan melakukan apa saja agar bisa tetap berdiri dengan pakaian mewah dan juga aksesoris mahal. 

Menyombongkan segala hal yang dimiliki pada rakyat jelata yang tak memiliki apapun.  Sebenarnya rakyat jelata bukanlah golongan orang miskin.  Namun istilah ini di pakai untuk mereka yang tidak memiliki gelar dalam kerajaan atau kebangsawanan. 

Istilah nya hanya rakyat biasa,  mungkin orang tak mampu bahkan pedagang biasa atau pebisnis biasa yang hanya bekerja bisa di sebut rakyat jelata.  Lupakan soal rakyat jelata,  aku dan Doren akan memutuskan untuk pergi ke Batalion. 

Tentu mencari pria bernama Antonio,  awalnya aku juga ingin mengajak Bammi.  Hanya saja aku masih sangat kesal karena dia kembali membahas Mirai.  Bukan aku benci Mirai,  hanya saja rasanya sangat sesak.  Meski aku tak tahu artinya,  yang jelas rasanya aku selalu ingin menangis dan menghancurkan apapun karena ke lalaian ku. 

Dia menyelamatkan ibuku,  tanpa ku sadari dia mengorbankan dirinya.  Bahkan dengan bodohnya aku mengabaikan itu hingga Mirai harus mati bersama wanita sinting itu.  Lalu Bammi datang dengan wajah kalut mengatakan jika dia melihat Mirai di hutan. 

Itu hanya kobongan bukan?  Aku takut jika aku berharap apa yang di lihat Bammi benar.  Dan hal itu membuat gila secara mendadak.  Kenapa Bammi harus mengatakan hal yang membuatku bisa berharap. 

Aku masuk ke dalam kamar ku,  dan melihat ke sebalah kanan.  Dimana lukisan Mirai yang tersenyum.  Aku meminta Licita mekukis Mirai,  dan aku memajangnya tepat di sebelah foto ibu. 

"Gadis hutan ini,  aku rindu kau memanggilku BAJINGAN " tawa ku menyentuh lukisan itu. 

Loui pov end

Viola gadis itu datang lagi,  kali ini dia memaksa ingin ikut dengan Loui.  Merasa sangat menyebalkan,  loui menatap tajam ayahnya,  dia tak mau membawa beban ke sana.  Apalgi Viola tidak seperti Mirai.  Ya Loui selalu membandingankan ketangguhan Mirai dengan Viola yang lemah. 

Karena memang itu benar adanya,  Loui tidak suka dengan orang lemah.  Jika memang lemah harusnya pintar.  Namun Viola tak memiliki itu,  itulah kenapa Loui tidak tertarik pada Viola.  Mesi Viola di puji sangat cantik bak dewi.  Loui tak peduli,  dia tidak butuh wanita cantik,  dia hanya butuh wanita yang berguna untuknya. 

"Viola!  Sebagai ayah dari Loui,  bahkan sahabat ibumu.  Aku harap kau tidak ikut dengan Loui.  Ini adalah perintah mutlak dariku.  Jika kau mengikuti Loui,  aku pastikan akan menutup pintu gerbangku untukmu! " ancaman William tidak main-main. 

Hal itu membuat Viola menangis,  lihat semakin membuat Loui ingin menonjok wajahnya.  Kenapa cengeng sekali,  Hana yang hanya pintar di bidang obat saja,  tidak pernah menangis kecuali dengan lintah.

Bahkan Licita,  anak itu hanya akan menangis jika saat bangun tidak ada Doren disisinya.  Pasangan gila dan mesum fikir Loui.  Ya wajar saja mereka akan menikah. 

Bammi menarik Viola menjauh,  dia yang harus menangani Viola. 

"Lepas kan aku!!!! " Viola kesal pada Bammi. 

Bug

Cup

"Hmpmmmm..... " Viola merasakan bibir Bammi yang terus menekannya.  Lihat apa yang terjadi,  wajah Viola memerah, bahkan detak jantung nya tidak terkendali.  Ini kali pertama dia berciuman.

Bammi menekat tangan Viola bahkan bibirnya tak mau dia lepas.  Hingga merasa Viola kesulitan bernafas,  membuat Bammi melepas ciumannya. 

"Haah... Ha.... Haaa... " nafas yang naik turun Viola menatap tajam Bammi.  Dia hendak melayangkan tamparan namun Bammi menahanya. 

"Ini ancaman ku Viola,  kembali mengganggu Loui.  Bukan hanya Ciunan,  aku bisa membuat berakhir di atas ranjangku dari malam hingga pagi! Jadi diam dan jadilah anak baik jangan membuat ulah ataupun membuat masalah " kata Bammi yang meninggalkan Viola yang bengong. 

",AAAAAAAAAAAA!!!! " viola menutup wajahnya,  jantungnya berdebar tak karuan.  Dia harusnya berciuman dengan Loui.  Kenapa malah Bammi yang menciumnya.  Viola langsung mendadak sakit kepala dia memilih meninggalkan kediaman Loui. 

"Wow wow...  Tuan Bammi lama sekali" sindir Licita

"Bagaimana ciuman nya ?" goda Doren sambil menaik turunkan alisnya.  Dia ingin memanggil Bammi tadi tapi malah melihat adegan romansa.

"Tutup mulutmu sebelum ku masukan Kue kematian ke dalam mulut sialan itu! " kata Bammi

"Lagian kau cocok dengan Viola,  kenapa tidak nikahi saja " goda sang saudara Hana.

"Mustahil aku akan menikah dengan gadis pilihan ibu.  Kau tidak ingat? " jata Bammi.  Loui hanya menonton perdebatan tak bermutu itu sambil menunggu kuda di siapkan. 

"Heh?  Kau tidak akan menikah denganya,  kabarnya Dia hamil anak orang.  Ibu marah besar dan mengamuk,  jadi sepertinya dewa memang ingin kau dan viola " goda Hana membuat tawa pecah. 

"Terserah kalian " kesal Bammi

"Apa yang kau katakan pada Viola?  Apa kau mengancam akan menidurinya hingga pagi jika mendekati Loui" tanya Licita

"Eh?  Bagaimana bisa kau tahu" kata Bammi,  tawa kembali pecah kala licita menebak dengan benar.  Sial wajah bammi jadi memerah karena ulah para iblis ini. 

"Loui kau harus belajar dari si penakluk wanita ini" kata Licita

"Ah...  Tolong ajariku master " Loui ikut menanggapi hingga Bammi kepalang malu dan mengejar Licita.  Lihat mereka sudah dewasa masih saja berlakuan anak kecil. 

Tbc

Yahooo