31

4.5K 554 11
                                    







Brak

"TUAN MUDA!! " teriak Heze yang melihat Mirai merangkul Loui.  Heze langsung meminta para penjaga membawa Loui.  Dia melihat ke adaan Mirai yang juga terluka. 

"Nona Hana! " Heze melihat Hana yang berlari dengan Doren. 

"Bawa Mirai ke kamarnya,  aku akan memeriksa Loui lebih dulu" kata Hana,  Mirai menarik tangan Hana dan mengatakan jika Loui sepertinya terkena racun.  Mendnegar itu Hana langsung berlari. 

Doren Mengepalkan tanganya,  dia sangat loyal pada Loui.  Dia tak terima kala orang yang dia kagumi,  orang yang begitu dia hormati.  Terluka,  Licita menatap kekasihnya itu mencoba menenangkanya. 

"Mirai masih bisa kita tanyai,  bisa saja dia tahu sesuatu yang bisa kita jadikan informasi untuk menemukan dalangnya" ujar Licita,  dengan menahan amarahnya,  Doren langsung menuju dimana Mirai berada. 








Livi terus menangis melihat Loui yang terluka parah.  Hana terus berusaha menetralkan racun yang menyebar.  Meski sedikit kesulitan namun dia tak bisa membiarkan orang yang dia begitu hormati.  Dan juga sahabat masa kecil nya ini terluka. 

"Loui...  Loui..... " William memeluk Livi,  dia menatap datar,  bahkan jiwanya langsung terguncang.  Bukan terguncang karena takut dan syok.  Tapi   rasa marah sebagai seorang ayah.  Membuatnya ingin langsung membantai habis pelaku yang membuat anak nya terluka. 

william tak suka saat Loui terluka,  karena hal itu juga secara langsung melukai Livi. 

"Tenangkan dirimu,  Loui pernah berkata jika Hana adalah ahli obat yang jenius.  Dia pasti bisa membuat Loui kembali.  Lebih baik kau istirahat,  saat Loui sudah sadar kau bisa menemaninya disini" suara William begitu lembut,  namun sejujur nya dia rerus menekan amarahnya. 




Dan kini Doren sudah duduk di dekat Mirai yang juga baru saja di obati.  Dia juga terluka tepat pada kepala,  bahu dan punggung.  Sebenarnya kenapa mereka menyerang Loui. 

"Huaa..  Aku kira akan mati tadi,  saat aku bangun aku terkejut melihat Loui sudah terkapar.  Aku sedikit terkejut dia kalah,  tapi saat sadar salah satu dari penyerang itu membalurkan sesuatu pada pedang dan panah.  Sudah pasti itu racun,  wajar jika dia kalah.  " kata Mirai

"Bagaimana dengan orang-orang itu kau tahu? " tanya Licita

"Mereka adalah orang yang tak terikat,  dalam artian mereka hanyalah pembunuh bayaran.  Tapi salah satu dari mereka aku menangkapnya bukan 1 tapi 3.  Mereka aku ikat di dekat kereta.  Tidak mungkin aku bisa membawa banyak orang.  Loui saja sudah sangat berat untuk ku yang hanya 157 cm " unar Mirai. 

"Kerja Bagus MIRAI!  ITU SUDAH CUKUP.  Aku akan pergi dengan Douper dan Khail.  Jaga tempat ini dan awasi juga sekitar, Licita " ujar Doren yang langsung keluar. 





Ke esokan harinya Loui masih belum sadarkan diri.  Sedangkan Mirai sudah lebih baik meski tubuhnya terasa sangat sakit. 

Livi pov

Ini yang selalu aku takutkan,  sebagai seorang ibu hal yang paling aku takuti kala Loui menjadi incaran orang berbahaya.  Aku tahu sekuat apa putraku,  aku tahu sehebat apa dia.  Tapi tetap rasa kahwatir ku selalu ada. 

Dahulu ketakutanku jika Loui tahu soal William dan para musuh william tahu soal Loui.  Maka bukan tidak mungkin jika kejadian ini akan terjadi. 

Tapi semua sudah terjadi,  loui terluka,  dan ini membuatku takut jika kedepannya.  Hal yang lebih buruk akan terjadi. Lalu bagaimana aku harus bertindak.  Tidak mungkin dengan kewarasan ku yang tipis sekarang berfikir jernih.  Aku hampir saja berfikir meminta Loui untuk pergi dan memalsukan kematiannya agar dia tak harus terlibat lagi dengan hal yang berbahaya. 

Namun hal itu hanya akan melukai hatinya.  Mengingat dia sudah menjalankan tugas dengan baik menjadi putra Duke Agares. 

"Tolong sadarlah Loui,  jangan buat ibu tidak tenang.  Kewarasan ibu hampir hilang karena terlalu takut terjadi hal buruk dengan mu" lirik ku



Livi pov end






William kini bersama Doren dan juga Khail.  Dia langsung menyusul Doren kala Licita mengatakan jika Mirai mengikat beberapa pembunuh bayaran yang masih hidup.

Kuda yang di tunggangi berhenti kereta yang di pakai Mirai dan Loui saat pergi kepesta masih ada.  Dan terlihat Kusir dan kuda yang sepertinya sudah mati.  Doren meminta Khail untuk melihat situasi.

Brak

Sekali tendang kereta itu hancur,  Douper menyadari William sedang pada puncaknya.  Kemarahan yang di tahan sejak keberangkatan kemari kini keluar.  3 orang pria yang tangan dan kakinya terpotong. 

"Mirai,  memotong mereka seperti daging" Douper ngeri sendiri melihatnya,  namun banyak mayat tergeletak,  itu tandanya tidak menutup kemungkinan Mirai mengalahkan mereka. 

"Bawa para bajingan ini,  akan ku urus.  Bereskan mayatnya pastikan tidak ada jejak! " tegas William,  sepertinya Douper akan melihat kegilaan William setelah sekian lama.










Mendengar kabar kala Loui terluka dan tak sadarkan diri Viola langsung menuju kediamn Duke Agares.  Dia melihat Loui yang masih tertidur,  wajah Viola menyiratkan ke khawatiran. 

"Bibi apa Loui akan baik-baik saja? " tanya Viola pada Livi.

"Hana bilang racunnya sudah mulai hilang,  mungkin Loui akan segera sadar" kata Livi. 

' Dia sangat khawatir pada si bajingan Loui. Anak itu bodoh sekali kenapa malah menolak anak sebaik ini' batin Mirai

" KAU!  KENAPA TIDAK BISA MENJAGA LOUI!    BAGAIMANA BISA KAU MEMBUATNYA TERLUKA!.  HARUSNYA KAU MELINDUNGINYA! " bentak Viola pada mirai yang membuat semua orang terkejut. 

'Aku tarik ucapan ku jika dia orang baik' batin Mirai

"Tenanglah nona viola,  jika bukan karena Mirai tuan muda Loui juga akan meregang nyawa. " ujar Heze. 

"Betul sekali,  jika yang bersama loui adalah anda.  Bukankah Loui akan mati karena harus melindungi beban" mulut Licita langsung di bekap oleh Bammi yang baru saja masuk membawa makanan untuk Livi. 

Suasana langsung tegang,  namun semua tercairkan kala Mirai buka suara. 

"Huh saya tahu anda kesal dan juga khawatir.  Saya hargai rasa khawatir anda pada Loui.  Tapi saya sudah bekerja keras agar Loui selamat. " Livi mendekati Viola

"Lagi pula Loui adalah KEKASIHKU mana mungkin aku membiarkan dia terluka dan mati" ujar Mirai dengan senyum mengembang.  Semua syok mendengarnya,  bahkan Livi menghentikan acara makan nya saat mendengar ucapan Mirai.

' maaf ya loui,  aku harus melakukan ini.  Wajah wanita ini membuat ku ingin memotongnya menjadi makanan cepat saji' batin Mirai.










Tbc

Yahooo



I Will Protect My Mother ( Sudah Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang