Bab 17 [END]

451 48 0
                                    

Jika tatapan bisa membunuh seseorang, kurasa seorang barista akan mati karena tatapan umji. Barista itu terus menggoda yuju sejak mereka memasuki kafe untuk berkencan karena saat ini nana masih di sekolahnya. Hanya saat seperti ini satu-satunya kesempatan mereka menghabiskan waktu bersama.

"sayang~ tolong berhenti menatapnya" pinta yuju dengan cemberut. Umji memelototi yuju. Dia juga kesal dengan yuju karena istrinya itu juga suka menggoda barista. (yah sebenarnya yuju hanya menjawab apa yang ditanyakan oleh barista).

"sayang~ kenapa kamu marah padaku?" yuju memegang tangan umji dan menciumnya beberapa kali. Umji menarik tangannya membuat yuju merengek.

"sayang~ kembalikan tanganmu!" yuju merengek seperti anak kecil.

"jangan sayang-sayang unnie! Aku masih kesal padamu!" umji memakan kuenya, mengabaikan rengekan istrinya.

"yewon~ aku sudah bilang kalau aku tidak menggodanya"

"kamu tidak makan?" yuju mengangguk.

"kalau begitu ayo kita pergi dari sini" umji berjalan menuju mobil mereka. Yuju buru-buru mengikuti istrinya yang kesal.

Yuju membukakan pintu mobil untuk umji sebelum dia masuk ke dalam mobil.

Yuju mengemudikan mobil dalam diam sampai yuju tiba-tiba menghentikan mobilnya dipinggir jalan.

Umji yang bingung menatap yuju dengan cemberut.

"sayang, masih marah?"

Umji menatap kosong ke arah yuju.

"sayang~~" yuju merengek lagi.

"....."

"dengar, maafkan aku yewon-ah. Aku tidak bermaksud membuatmu cemburu. Aku hanya berbicara dengannya tidak lebih dari itu. Tolong percaya padaku" pinta yuju sambil memegang bahu umji.

Yang lebih muda tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menatap yuju dengan wajah kosong.

Yuju tidak tahan dengan perlakuan diam yang dia dapatkan, dia mencium bibir umji membuat yang lebih muda kaget.

"sayang, tolong katakan sesuatu hmmm?" yuju mencium bibir umji lagi.

"tolong~~" dia mencium sekali lagi tapi kali ini dia menggigit bibir bawah umji membuat yang lebih muda mendesah nikmat.

"maaf" ucap umji di sela-sela ciumannya. Yuju menghentikan sesi bermesraan mereka dan menatap mata istri tercintanya dalam-dalam.

"tidak apa-apa, kalau aku jadi kamu. Aku juga akan kesal, aku juga minta maaf oke?" Umji mengangguk.

"Lain kali jangan beri aku perlakuan diam. Aku benci itu" yuju cium pipi umji.

"hmm" umji bersenandung sambil menggigit bibir bawahnya.

"jangan gigit bibirmu!" umji mengerutkan kening.

"mengapa?"

"itu membuatku ingin menciummu lagi" kata yuju sambil cepat-cepat mencium bibir istrinya lagi.

Umji terkekeh melihat kekonyolan istrinya.

"ini dia! Aku lebih suka saat kamu tersenyum" yuju mencium umji lagi. Yuju tidak bisa menahan hasrat pada bibir istrinya. Bibirnya yang sangat adiktif membuat yuju tidak bisa berhenti menciumnya.

"maaf, aku tidak tahu kenapa sekarang aku mudah cemburu ketika wanita lain dekat denganmu. Mungkin bayinya membencinya" yuju mengangkat alisnya.

"sayang? Bayi apa? Maksudmu nana?" umji terbelalak. Dia keceplosan.

"I-itu..."

"Itu siapa sayang?" yuju bertanya dengan bodoh. Umji tersenyum kecut.

"apakah kamu ingin tahu sesuatu unnie?" yuju mengangguk antusias. Umji tertawa.

"ayo pulang dulu baru aku kasih tau" yuju merengek.

"Itu tidak adil yewon-ah, kamu bikin aku penasaran, beritahu aku sekarang!" Umji melambaikan jarinya.

"tidak. Sekarang mengemudilah!" umji mencium bibir yuju untuk membuat anak anjing yang kesal menjadi ceria. Dengan rasa penasaran yang muncul dalam dirinya, yuju mengemudikan mobil.

***

"sekarang katakan padaku ada apa?" yuju tidak bisa bersabar lagi karena dia benar-benar penasaran sampai mati..

"mari kita masuk dulu" yuju cemberut. Dia menyilangkan tangannya dan tidak bergerak dari tempat duduknya.

"aku berjanji akan memberitahumu begitu kita memasuki kamar kita" yuju segera mengikuti istrinya.

Yuju menutup pintu kamar dan melihat umji masuk ke kamar mandi. Yuju mengerutkan kening, dia benar-benar tidak mengerti apa yang akan umji katakan padanya.

"sayang kamu masih mau di dalam toilet?" teriak yuju saat umji tidak keluar dari kamar mandi selama 5 menit. Yuju bergegas ke istrinya ketika dia mendengar kuncinya tidak terkunci.

Umji menunjukkan sesuatu pada yuju di telapak tangannya.

"apakah kamu demam? Ada apa dengan termometer ini?" Yuju sangat lambat.

"lihat ke sisi lain unnie" yuju melakukan apa yang umji katakan dan matanya melebar dengan apa yang dilihatnya..

"s-sayang apakah ini nyata?!" Umji mengangguk sambil tersenyum. Yuju memekik dan memeluk umji.

"sudah berapa lama?" yuju bertanya.

"dua bulan" yuju terkesiap.

"kamu hamil selama dua bulan tetapi kamu baru memberitahuku hari ini?!"

"Aku tahu itu dua minggu yang lalu dan aku memutuskan untuk memberitahumu hari ini karena aku tidak sengaja mengatakannya. Kupikir aku ingin memberitahumu di hari jadi kita minggu depan" kata umji dengan cemberut.

"sayang, kamu seharusnya tidak merahasiakan hal baik ini dariku terlalu lama. Bagaimana jika aku tidak sengaja mendorongmu dan membuatmu berdarah? Itu berbahaya bagi kalian berdua" umji luluh dengan perhatian yuju.

"aku tahu kau tidak akan pernah menyakitiku unnie" umji menangkup wajah yuju dan mencium bibirnya dengan sensual.

"terima kasih yewon-ah" yuju membuat dahi mereka bertemu.

"untuk apa?"

"untuk menggendong bayi kita selama 9 bulan lagi" Umji tertawa.

"sama-sama, yupup sayang"

"sudah lama sekali kau tidak memanggilku dengan nama itu" yuju rindu saat umji selalu menggodanya dengan julukan yang umji berikan.

"cium aku" pinta umji, Yuju pun menurutinya dan mencium sudut bibir umji.

"bukan sudut bibirku tapi bibirku!" umji merengek.

"di sini?" yuju menggoda umji sambil mencium pipi umji.

"unnie~~" yuju cekikikan mendengar rengekan lucu istrinya.

"hahaha baiklah" yuju akhirnya mencium bibir lembut itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
The End...

Married With You [Yumji][🍁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang