BAB 4

2.8K 149 4
                                        

Cinta mengerjabkan matanya pelan, perempuan itu berusaha menjernihkan penglihatan nya. Menggeliat pelan dan diam, Cinta sedikit menunduk, rupanya Adriel tengah memeluk nya, lihatlah, kepala laki laki itu tepat di samping dada nya dengan tangan yang melingkar di perut nya.

Cinta mengulas senyum tipis, tangannya bergerak ke arah kepala Adriel dan mengelus lembut rambut laki laki itu. Beberapa menit masih di posisi yang sama, sebelum akhirnya Cinta menyingkirkan tubuh Adriel sedikit agar dirinya bisa bebas bergerak. Cinta turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi, menggosok gigi dan melakukan rutinitas pagi hari, membersihkan wajah.

Setelahnya Cinta keluar dari kamar mandi, perempuan itu terdiam sejenak dan bergerak menuju kaca full body yang berada di kamar Adriel, memperhatikan setiap lekukan tubuhnya yang terdapat beberapa lebam kebiruan. Cinta menghela napas, belum lagi luka di kepalanya masih belum mengering, namun apa daya, hari ini ia harus sekolah. Sial, alasan apa lagi yang akan Cinta gunakan untuk memanipulasi keadaan? Dia terpaksa harus kembali berbohong kepada sahabat nya.

Lamunan Cinta buyar ketika ada sepasang tangan yang melingkar erat di perut nya, menyenderkan kepala nya di cekukan leher seraya menghirup bagian sensitif milik Cinta, Cinta bergerak namun cengkraman keras di pinggang nya membuat Cinta terpaksa mendiamkan kelakuan si pemilik tempat yang tengah ia singgahi sekarang ini.

"El, gue mau masak terus mandi, awas." Adriel menggigit bahu terbuka milik Cinta dan meninggalkan bekas ruam keunguan di sana. Cinta mendesis lalu menggeram selanjutnya. "El? Gue sekolah, kalo ada yang liat gimana?!" Panik Cinta.

Adriel menjauhkan posisi kepalanya dan meremas kedua anak kembar kesayangan nya, siapa lagi kalau bukan buah dada Cinta. "Ketutupan baju."

Cinta meringis malu, iya juga, kan Adriel buat tandanya di bahu, otomatis bakal ketutupan sama seragam nantinya. Duh, gimana si?!

"Gak usah sekolah, lo nanti kecentilan sama cowok cowok, rasanya gue mau cungkil mata mereka, tau?"

Cinta menatap Adriel tak terima, memilih berbalik namun tak bis karena Adriel menahan tubuhnya. "Jangan, gak boleh." Larang Cinta dengan bibir mengerucut, "Lo genit banget Ta, gue rasanya mau ngurung lo sendiri di sini sambil buat karya di punggung lo." Kata Adriel tenang.

Cinta meremat tangan Adriel, mata perempuan itu ketara sekali ketakutan. "Gak, luka kemarin kemarin aja masih belum kering, El, gak kasian sama gue? Sakit, banget. Perih juga."

Adriel tak menjawab, pemuda itu malah memperhatikan raut wajah Cinta yang gelisah, dalam hati Adriel tertawa, lucu sekali. Tangan besar pemuda itu mengelus perut rata Cinta dengan gerakan sensual lalu bergerak ke atas dan menekan rahang Cinta hingga perempuan itu mendongak. "Gue gak suka hak milik gue di liatin atau di sentuh, Cinta. Tau itu 'kan?" Cinta mengangguk walau ketara kesusahan.

"Bibir nya mau gue buat robek, atau gue hisap? Jawab."

"Tau, El." Adriel tersenyum puas lalu membalikkan badan Cinta, mengangkat perempuan itu dan menggendongnya keluar dari kamar.


***

To be continued

Hai? Jangan lupa follow dan vote, ini cerita pertama ku 💙

Psycho Boyfriend (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang