BAB 9

1.7K 92 4
                                    

"Namanya Rahma Sarita, gak punya keluarga----"

"dan eummm, kerja di club terkenal sebagai pemuas nafsu senior di sana. Umur nya masih dua puluh tiga tahun, seharusnya waktu malam penghabisan nyawa nya si Rahma, tuh cewek baru aja birthday." Naomi menaruh pulpen dan menyenderkan pundaknya ke sandaran kursi, cewek itu mengetuk ketukkan jemari nya di atas meja tempat nya menulis. "Anjir?!" Syok Naomi setelah nya, perempuan itu berjengit kaget sedangkan Cinta melempar kulit kacang Garuda yang isinya baru saja ia makan.

"Gila, Cin. Nasib nih cewek kasian banget, gue sempet liat data nya, kalo jam jam tuh cewek di bunuh berkisar jam 12 an lebih sedikit. Dan berarti, tuh cewek juga belom ngerayain ultah nya, ngenes bener." Naomi menggeleng pelan dan memutar kursi yang ia duduki agar berhadapan dengan Cinta yang duduk di sofa tak jauh dari nya.

"Udah takdir dia kayak gitu, udah lah, berhenti ngurus gituan, nanti rambut lo cepet numbuh uban kalo kebanyakan mikir."

Naomi mendelik tak terima. Tangannya bergerak menghalau anak rambut yang tak terikat.

"Gak asik." Seloroh Naomi, cewek itu merasa sangat bosan berada di kediaman Cinta, apalagi pikirannya masih di penuhi oleh teori teori memusingkan itu, sialan sekali bukan?

"Nonton yuk." Ajak Cinta.

Naomi menoleh, matanya meyipit sedikit dan kembali melebar seperti semula, perempuan itu terkekeh remeh. "Gue mau nonton yang berbau thiller, lo mau ikut gak? Kalo yang lain gue gak mau, ah atau dark romance? Sedikit mature gak papa deh."

Cinta mengelus dadanya, "Otak lo mesum banget sumpah, Nao. Kenapa gak sekalian nonton hentai?"

Naomi memandang Cinta santai, tak ada raut tegang sekali pun. "Oh, lo mau nya hentai? Ada nih, gue baru download Minggu lalu, belum gue tonton sih, mau pindah ke layar biar lebih gede? Lebih jelas?" Tantang Naomi yang di hadiahi lemparan kulit kacang terakhir yang di makan oleh Cinta.

"Stop, bodoh! Jangan mesum di kawasan rumah gue, anjing!" Seru Cinta yang menuai kekehan garing dari bibir Naomi. Perempuan mengesalkan yang sialnya malah menjadi teman Cinta.

"Malah ketawa lo anak monyet."

"Kenapa lo? Takut? Cemen banget, gue aja di rumah nonton hentai gak pake earphone atau semacamnya."

"Gue sama lo kan beda, otak lo otak otak kriminal, mesum, cabul, plus plus!" Naomi tergelak sedangkan Cinta berdiri dan menoyor kepala Naomi sedikit kencang hingga Naomi sedikit mendongak.

***

Hujan mengguyur kota, perlahan pemuda di ujung jalan dengan wajah terus menunduk itu mendongak menatap lurus ke depan. Cahaya remang remang dari lampu jalanan sedikit menerangi wajah nya yang rupawan. Bajunya basah, bukan hanya baju, semuanya. Dari ujung kepala hingga titik kaki, basah terkena air hujan yang begitu deras. Pemuda itu seolah tuli dengan petir yang menggelegar di atas langit secara bersahut sahutan.

Bulir bulir air hujan kali ini lumayan besar, cukup sakit jika terkena badan.

Padahal langit sore hari begitu indah, namun mengapa langit di malam hari begitu menyeramkan? Suasana dan suara nya begitu menyatu, malam yang gelap, dingin yang menusuk dan suara mengerikan yang bersahut sahutan hingga terlihat seperti aliran listrik merah di langit sana.

Pemuda itu terjatuh, pisau lipat kebanggaannya terlempar sekitar lima centi dari tempat nya terjatuh. Pemuda itu menelungkup kan kepalanya pada lipatan lutut, menenggelamkan wajahnya di sana. Tidak peduli dengan hujan yang sangat deras, semua begitu menyakitkan.

Hujan, datang di malam hari kala sunyi datang mendominasi. Mengapa harus di malam hari? Mengapa dia harus mengekspresikan kesedihan orang orang lewat air nya yang terus berjatuh? Suara teredam, isakan yang menghilang, seolah semua itu benar benar tidak ada.

"I hate two people at once." Gumaman pemuda itu yang berlalu seperti angin kencang di malam ini. Dada nya begitu sesak, bahkan jiwa nya yang sakit saja tidak dapat membuat nya kuat kembali.

Sialan, bahkan pemuda itu sangat membenci tentang keadaannya.

***

Mengapa hujan menggambarkan kesedihan?

20.21, stop sedih, kamu berharga, lebih dari apapun, suhu dingin bahkan akan meleleh jika kamu menerbitkan senyum indah.

Bahagia ya?

To be continued

Hai! Jangan lupa follow dan vote ini cerita pertama ku 💙

Psycho Boyfriend (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang