BAB 8

2K 101 2
                                        

An = Cerita ini aku buat se singkat dan se sederhana itu, biar gak pusing, hehe. Konflik nya semoga gak berat.

Btw, jangan lupa doa in aku biar lancar TO sama ujiannya ya!

-Mayverse_ -

AUTHOR POV - Normal
.
.

Siapa yang mengira jika laki laki pendiam di pojok kantin adalah milik seorang Lorraine Cinta? Anak biasa saja dari kelas 12 IPS 3 yang hanya memiliki satu teman saja. Laki laki yang mampu menyusut kan suhu, aura nya begitu pekat, namun tak berani untuk di dekati. Laki laki itu misterius, dan membuat beberapa orang sibuk mengulik tentang kehidupan nya, yang seharusnya tak perlu mereka tau, mereka hanya ingin tau, mengacaukan, juga menganggu, bukan untuk memberi suara klasik yang merdu.

Dari ujung ekor mata Adriel melihat Cinta yang memasuki kantin bersama Naomi, perempuan itu mampu membuat mata Adriel terpaku sejenak, sebelum menunduk dan mengulum bibirnya sendiri.

Cinta, mengajarkan tentang beberapa hal dalam hidup Adriel, mengenai kasih sayang, juga hak kepemilikan. Perempuan itu sedikit memiliki sifat pemberontak, yang membuat Adriel gemas dan berakhir membuat sayatan sayatan indah yang ia ukir sedemikian rupa di tubuh perempuan itu.

Apa? Menurut nya itu normal, orang orang tidak boleh mengusik dan sok tau.

Adriel mengeluarkan ponselnya, mengarahkan lensa kamera ponsel menuju Cinta yang duduk tak jauh dari tempat nya berada, membidik dan mengambil beberapa jepretan nya dan kembali menaruh ponsel mahal itu ke atas meja. Mungkin, jika Cinta bukan lah kekasih Adriel, bisa saja Cinta mengamuk dan melaporkan kelakuan tak mengenakkan itu, namun ini beda cerita, Cinta adalah kekasih Adriel.

Menjadi paparazi adalah kebiasaan Adriel, pemuda itu sangat suka melihat beberapa ekspresi wajah atau bahkan beberapa lekukan tubuh Cinta yang tertangkap di kamera, kesenangan baginya sendiri juga hal mengerikan di mata orang lain. Tenang lah, ini bukan mengenai pandangan orang lain, haha.

***

Ell man :
Langsung pulang, karena mata aku banyak. Paham?

Cinta menghela napas gusar, ia mengerti arti dari pesan yang di kirimkan Adriel, ya memang benar, mata laki laki itu sangat banyak, menjadi hal mudah hanya untuk mengetahui ia pergi kemana dan dengan siapa. Cinta mengetikan pesan untuk menjawab dan langsung menyeret Naomi yang masih sibuk mencatat poin poin penting yang ia ambil dari kasus pembunuhan itu, nyatanya Naomi masih juga kepo dan ingin tau sekali tentang kasus mengerikan ini.

"E-eh! Anjing! Jangan di seret, bentar ngen---"

"Heh!" Sela Cinta dan melepaskan tarikannya. Naomi nyengir, hampir aja dirinya keceplosan ngomong yang sedikit vulgar. "Sebentar, jangan lo tarik, ini kertas harus gue bawa, masih mau gue riset kasus ini." Cinta membuang napasnya kasar.

"Lagian lo buru buru amat, sabar dong, santuy santuy, emang bokap nyokap lo bener balik hari ini?" Naomi melempar kan pertanyaan seraya berjalan dan mengambil kertas yang berisi list list teori yang ia buat sendiri, dan tak lama kembali berdiri di sebelah Cinta yang menatap nya.

Kelas sudah bubar beberapa menit yang lalu, Cinta dan juga Naomi adalah tipikal orang yang selalu tak ingin berdesak desakkan, ya jadinya mereka selalu menunggu semua orang pulang terlebih dahulu, minimal udah pada sampai di gerbang aja sih, baru lah mereka berdua akan berjalan beriringan keluar kelas.

"Udah?" Naomi mengangguk konyol, sangat konyol.

Mereka berdua berjalan menjauh dari kelas.

"Di jemput sopir lo, Cin?" Tanya Naomi.

Cinta mengangguk pelan, "Kayaknya sih, soalnya gue mau jemput ortu di bandara. Lo mau ikut gak? Tante sama om juga masih di luar kota kan? Keliatan banget lo jomblonya, Nao." Ejek Cinta yang di balas tatapan sinis dari sang empu.

"Nyadar ya tolol." Maki Naomi kasar.

Drrttt..

Ponsel Cinta berdering, membuat sang pemilik nya mengambil benda persegi gepeng itu dan langsung mengangkat panggilan.

"Halo, Cinta, mama papa mau ngasih tau, kayaknya kamu gak perlu jemput ke bandara, mama sama papa mau mampir sebentar ke cafe nemuin temen papa. Kamu tetep di jemput sama kang Marno.."

"Loh? Oke deh ma, aku sama Naomi, aku ajak dia nginep ya ma?"

"Iya boleh, mama papa Naomi juga lagi ada kerjaan, katanya juga suruh bilang sama Naomi, di salamin, sehat sehat juga, masih ada beberapa kerjaan nanti juga pulang."

"Ya, ma, aku tutup dulu deh, itu kayaknya Kang Marno udah nunggu. Bye ma, love u."

"Love u too sayang, bye."

Tuttt...

Panggilan berakhir, suasana sekolah yang benar benar sepi membuat Naomi mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu. "Gue? Nginep? Males banget, gue mau lembur urus teori ini."

Cinta berdecak. "Teori mulu lo, sekali kali lo cari cowok yang nyata, bener bener nyata, kayaknya lo udah ketagihan sama cowok khayalan lo sendiri, jadi gila. Sinting."

"Syirik mulu lo sama gue, gue kan mau dapetin cowok yang berdarah dingin, psikopat, tapi romantis. Ughhh."

"Lo pikir dapetin cowok kayak gitu enak? Lo deket sama cowok lain, atau lo buat kesalahan aja pasti dia bakal marah terus nyakitin kulit lo."

"Nah itu, sensasi kayak gitu buat gue bergairah."

"Dasar, gila!" Maki Cinta tak habis pikir dengan jalan pikiran Naomi, bisa bisanya perempuan itu menginginkan laki laki yang memiliki gangguan kejiwaan yang berbahaya. "Besok gue anterin ke psikolog, kayaknya lo perlu di periksa, gue khawatir lo gila beneran."

Naomi berdecak. "Lo gak bakal tau, makanya coba lo tonton film yang alurnya kayak gitu, si cowok psikopat, kaya raya, suka sama perempuan biasa yang sederhana, si cowok dapetin si cewek dengan cara apa aja, tapi dia bener bener cinta mati sama si cewek."

"Tapi lo gak akan bebas, lo bakal di kekang, lo harus nurut sama semua perintah dia."

"Wait, bentar deh, kok lo mendadak paham apa yang gue omongin? Lo aja gue ajak nonton cerita kayak gitu gak pernah mau?" Naomi memicingkan matanya curiga membuat Cinta gelagapan di buatnya.

"Ya gue tau karena lo sering cerita, gue ambil kesimpulan dari sana. Udah ah, gak usah gila nge harapin kayak gitu, lo harus tempel di otak lo, kalo, realita tak semanis ekspetasi."

Naomi mengedikkan bahunya cuek, nyata perempuan itu pura pura tak mendengar kan ucapan Cinta, keras kepala sekali memang. "Bodo amat, gue suka banget cowok kayak gitu. Nanti kalo udah dapet, gue kenalin deh ke lo, gak usah syirik gitu lah, lo iri kan karena gue pingin cowok psikopat ganteng?" Naomi malah bercanda, alisnya naik turun menggoda Cinta yang mana membuat Cinta jengah setengah mati.

"Serah lo monyet!"

"Enakan gue ngomong sama rumput bergoyang dari pada manusia kayak lo."

Naomi terkekeh seraya menjetikkan jarinya. "Nah itu tau, seharusnya lo gak perlu ngeluarin suara emas lo buat ngasih ceramah ke gue." Naomi tertawa setelahnya sedangkan Cinta berdecih.

***

To be continued

05.24, siap memulai hari? Jam berputar, mari ceritakan apa yang terjadi di sini.

Hai? Jangan lupa untuk follow dan vote ini cerita pertama ku 💙

Psycho Boyfriend (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang