BAB 5

2.5K 112 2
                                    

Di sini aku pakai 'Pov' atau kadang pakai sudut pandang orang ketiga, jadi jangan sampe bingung okey?

***

Mobil Ferrari Roma dengan gagah nya memasuki wilayah perkarangan sekolah, suasana sekolah yang masih sepi membuat Cinta diam diam menghembuskan napasnya lega, Adriel menatap luar jendela dengan pandangan tak berselera nya, raut wajah Adriel memang tak mudah untuk di tebak, apalagi pikiran pemuda itu, bahkan Cinta sekali pun bisa di buat bingung.

Mereka sampai di sekolah pukul 6 kurang, semua itu guna menghindari banyak pasang mata yang secara terang terangan menatap hak milik Adriel, ah, itu merupakan sudut pandang Adriel, beda lagi jika melalui sudut pandang Cinta, perempuan itu belum mau mempublikasikan hubungan nya. Tidak, jika semua tau, maka bisa saja semua nya kacau dan ricuh.

Beberapa saat mobil di landa keheningan, sebelum getaran dari ponsel Cinta mengalihkan tatapan Adriel. Cinta melihat ponselnya.

Nao : Berangkat gak, Cin?

Cinta melirik Adriel yang ternyata tengah menatapnya juga. Adriel mengangkat sebelah alisnya bertanya. "Naomi." Jawab Cinta yang di angguki oleh Adriel, pemuda itu tau siapa Naomi, sahabat juga teman satu bangku Cinta di kelasnya.

Anda : Berangkat, lo?

Nao : juga, masih pagi njir, ah, Abang Adriel udah berangkat belum ya? Gak sabar liat mas crush anjay

Anda : halu mulu lo

Cinta menyimpan ponselnya kembali, menghela napas dan bergerak menyamping. "Gue ke kelas dulu.. eum---"

"Apa?" Sela Adriel melihat kebimbangan Cinta.

"Nanti gue langsung pulang di jemput sopir, mama sama papa katanya balik, pulang sekolah gue mau jemput di bandara." Kata Cinta hati hati. "Boleh kan?"

Adriel termangu dan setelahnya mengangguk, maju dan menatap Cinta. "Gak gratis."

Cinta menatap penuh tanya ke arah Adriel, was was juga lagi di dalem mobil, apalagi sekarang sudah mulai siang dan murid mulai berdatangan. Tidak tidak, tidak ada yang boleh tau mengenai hubungan nya juga Adriel, bisa gawat! "Apa? Mau apa?"

"Kiss." Pinta Adriel menarik sudut bibirnya tipis.

Cinta memajukan tubuhnya, tanpa berlama lama perempuan itu menempel kan bibir mungil nya ke bibir tebal milik Adriel, tak menyia nyiakan waktu dan juga kesempatan, Cinta pun melumat bibir Adriel sedangkan Adriel terkekeh. "Udah." Kata Cinta dan menjauhkan tubuhnya, mengelap sisa sisa saliva di bibir nya dan bergantian ke bibir milik Adriel.

"Gue keluar."

"Sesuai kesepakatan, Ta." Ujar Adriel sebelum Cinta benar benar menutup pintu mobilnya dan berlari kencang.

***

To be continued

Hai? Jangan lupa follow dan vote ini cerita pertama ku 💙

Psycho Boyfriend (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang