CINTA POV
Yang aku lakukan sekarang hanyalah diam dan menelungkup kan kepala ku di lipatan tangan, ngantuk dan bosan sekali rasanya, guru mata pelajaran pertama ternyata tidak bisa hadir dalam pertemuan kali ini, cukup merasa bersyukur dalam hal itu, namun benar, bosan lah yang malah menghantui.
Para anak laki laki bermain di luar, sebelum nya mereka mengambil bola basket ataupun bola voli di gudang khusus penyimpanan alat alat olahraga. Sedangkan yang perempuan? Sibuk bergibah, bahkan ada yang melakukan live Instagram, Cinta malas untuk bergabung.
"Woi, Cin!"
Aku menoleh, Naomi datang dengan heboh seraya memegang ponsel, sudah ku tebak, pasti perempuan itu akan mengajakku bergibah tentang hal hal spektakuler yang terjadi. Aku menegakkan tubuh ku dan menyenderkan punggung ku di dinding. Naomi duduk di kursinya dengan posisi berhadapan dengan ku, karena sekarang posisi ku menyamping menghadap nya.
Naomi mengambil napas dalam dalam, ini adalah salah satu kebiasaan nya sebelum bercerita panjang lebar. Dan anehnya, aku selalu saja menantikan kabar tak berguna dari mulutnya.
"Lo tau gak?!" Pekik Naomi tertahan.
"Hah?"
"Tau gak?!"
"Tau apa njing?" Sungut ku, apa apaan dia ini, siapa yang tau? Bahkan dia saja belum memulai apa yang harus menjadi topik pembicaraan kali ini. Dasar anak aneh, gerutu ku selama hati.
Naomi mengetuk ketukkan jari nya di atas meja, bingung. "Ini berita ngeri, tapi seru, gue jadi bingung, Cin." Keluh Naomi.
Aku menaikkan sebelah alis ku, menatapnya tak mengerti. "Biasain, kalo ngomong jangan setengah setengah, gue gebug juga lo sampe bunyi 'Deg." Sarkas ku, aku bukan orang yang penyabar, bahkan di saat Adriel tengah mengukir indah punggung ku, terkadang aku mengumpat, dan membuat karya nya menjadi lebih banyak. Ya gimana ya.
"Apa sih? Tentang apa? Sampe gak jelas, gue gak mau ngomong sama lo."
"Lo ngeraguin gue? Emang selama ini berita yang gue bawa selalu gak jelas?" Lihatlah mata itu, malah memicing kepada ku yang membuat ku memutar bola mata. "Gak." Balas ku jujur, memang benar, berita yang di bawa oleh Naomi tak pernah salah sasaran, selalu benar.
"Nih." Naomi memberikan ponsel nya setelah menghidupkan layar, terlihat lah artikel di sana, cukup lama aku mencerna sebelum menjauhkan ponsel Naomi. Aku menatap nya tak mengerti. "Berita macam apa itu? Gila." Decak ku, mengerikan sekali.
Artikel yang membahas tentang pembunuhan, di mana mayat wanita yang bahkan jasadnya tidak di blur dengan pakaian mini dan perut yang sudah mengoak, bahkan isinya saja berceceran di aspal. Bagian wajah yang terlihat mengerikan, banyak bekas sayatan yang tidak tipis, dalam.
"Anjir, ngeri!"
"Mayatnya sampe begitu njir, gila."
"Kayaknya dia di bantai sih Cin, soalnya sampe segitunya. Jadi lonte sih, liat aja bajunya, cuma kasian sih, kan gue juga manusia." Aku mendelik mendengar ucapan frontal Naomi. "Anehnya, polisi sama sekali gak nemuin barang bukti, bersih bener. Di situ juga sepi, rawan jalannya, soalnya banyak rumor di sana angker." Kata Naomi lagi.
"Lo jangan buat gue mikir, ya." Kata ku, rasanya perut ku tergelitik, bukan karena apa, aku mual! Sungguh, mayat perempuan itu benar benar mengenaskan, terlebih di bagian wajah dan perut. Aku lemas seketika. "I-itu, siapa orang yang tega nge bunuh nya sih?!" Geram ku dengan mata tertutup berusaha menetralisir rasa mual yang membuncah.
"Awal nya gue tau tadi pagi, sebelum jam 3 pagi gue kebangun kan, terus liat hp, ada trending Twitter, pas di liat mayat cewek. Awal nya gue jijik, tapi asik pas gue liat." Aku bergidik mendengar ucapan dari Naomi, apa katanya tadi? Asik? Jelas jelas itu menakutkan juga menjijikan. Darah berceceran di jalanan dengan perut yang robek serta isi nya yang sudah keluar tak karuan.
"Kalo lo suka nonton film action, thiller ala ala psycopat, pasti lo gak bakal ngomong gitu." Celetuk Naomi dengan santainya.
"Ya gue gak suka nonton film kayak gitu!" Karena gue sendiri ngerasain njir!
Naomi mengangguk anggukkan kepalanya. "Untung fotonya dah gue simpen di galeri, soalnya kalo di Twitter sebelum jam 4 pagi tadi dah langsung di take down." Naomi terkekeh, bangga dengan hal yang ia perbuat membuat ku lagi lagi geleng kepala, ada ada saja.
"Keluarga korban gimana?" Tanya ku penasaran.
Naomi menopang dagunya menatap ku, "Nah itu, si korban gak punya keluarga, identitas yang dia pake juga ternyata palsu, dia bukan warga asli kawasan ini. Tapi dia kerja di club', jadi senior perempuan mahal di sana." Jawab Naomi lugas. "Di deket tuh mayat cewek itu aja ada beberapa kondom yang masih di segel, ya, gue mau kasian sebenernya, cuma mau ngumpatin dia juga." Ujar Naomi terang terangan.
"Makanya Cin, Lo kalo gak punya duit bilang ke gue aja, jangan ngelontong sate." Goda Naomi yang membuat ku spontan mencubit lengannya, ya kali aku akan mengambil langkah itu! Jelas jelas sekarang juga kemauan ku bisa lebih terpenuhi, oleh Adriel.
"Gak lah njir! Masih waras gue!"
"Siapa tau, gak ada yang tau, Cin. Gue juga kalo tuh kerjaan halal dah gue gas dari dulu, lumayan, nikmat dapet, duit dapet." Aku mendelik mendengar ucapan Naomi.
***
To be continued
Duduk bersimpuh menghadap kaca, bergerak sedikit ke kanan dan menatap setiap jengkal wajah itu dengan bergumam, siap memulai hari ini?
Hai? Jangan lupa follow dan vote ini cerita pertama ku 💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boyfriend (SELESAI)
Teen Fiction❛Yang gila bukan gue, tapi dia.❜ -©2022. Pshycho Boyfriend by, Mayverse_ Ft. Jung Jaehyun-local. R= 16+ Publish : 27 Juni 2022 End : 12 Juli 2022