Remin membuang bungkus makanannya dan berkacak pinggang menatap teman-temannya yang belum selesai makan. "Ck ck ck, sedang memantau siput makan. " Ledek Remin.
Aksa pun bangkit untuk membuang sampah dan menyumpal mulut Remin dengan tahu bekas gigitannya. "Makan tuh siput!" Ketus Aksa.
"Hujan tuh, yang motornya parkir di luar masukin gih kedalem." Tegur Jackson. Aksa dan Sasa pun melihat ke arah luar, dan benar saja gerimis sedang mengguyur bumi Pertiwi.
Sasa menarik lengan Aksa untuk menuju jalanan ketika Aksa hendak mengambil motornya. "Apa-apaan sih lo?!" Bukannya menjawab, Sasa justru terdiam sambil menatap Aksa.
"Ck! Baju gue jadi basah." Ketus Aksa.
"Coba nikmati momen ini sebentar, sebentar aja." Ucap Sasa dengan lirih.
Aksa menghela napas dan memejamkan matanya untuk memedam amarahnya, kedua tangan Aksa terangkat menengadahkan hujan. Ia membuka matanya dan menatap Sasa yang terlihat semakin cantik di bawah guyuran air hujan.
Aksa membiarkan hujan membasahi tubuhnya, menikmati momen sejenak yang entah akan terulang atau tidak.
Tangannya terangkat untuk menutupi kepala Sasa sambil menatapnya dengan khawatir."Sa?"
"Iya kak?"
"Gue nggga bawa payung, nanti lo sakit."
Sasa mendongakkan kepalanya dan terkekeh pelan. "Kalau pakai payung namanya bukan hujan-hujanan."
"Awas!" Aksa memeluk dan membalikkan tubuh Sasa ketika ada mobil yang melintas dengan cepat. Ia membiarkan air jalanan muncrat mengotori baju seragam putihnya.
Berbeda dengan Sasa yang memejamkan matanya karena terkejut. Dengan perlahan Sasa membuka matanya dan pandangan mereka saling bertemu. Mereka terdiam sejenak dan saling menatap satu sama lain.
Seolah-olah waktu berhenti begitu saja, Sasa benar-benar tak mampu berkata-kata, suatu kenyataan bahwa ia bisa sedekat ini dengan Aksa. Menatap Aksa dengan jarak hitungan centi membuat jantung Sasa hampir terbang dari tempatnya.
"KACANG MUAHALLL!!!" Teriak Vivi ketika melihat bagaimana mesranya Sasa yang berada di dalam pelukan Aksa.
Dengan cepat Sasa berdiri dengan benar dan membuat Aksa melepaskan pelukannya. Ke-dua nya pun saling menatap dengan canggung.
"Em, baju lo itu, anu, kotor!" Pekik Sasa.
Aksa pun melirik punggungnya dan melihat bagaimana seragam putih miliknya sudah berganti warna menjadi coklat susu.
"Sini-sini!" Sasa pun menarik Aksa untuk berteduh kembali.
"Akibat kebanyakan gaya! Mampus lo!" Ledek Vivi.
"Calm down brodi, ambil aja hoodie gue di jok sepeda." Tawar Jackson.
Aksa pun menurut dan segera pergi mengganti seragamnya, berbeda dengan Jackson yang justru tertawa terbahak-bahak. "Sepet banget tuh muka!" Ledek Jackson.
Sasa pun mendengus kesal, rencananya tak sesuai dengan apa yang ia harapkan, ia berharap dapat bermain hujan bersama Aksa dengan penuh canda tawa, bukan insiden memalukan seperti ini.
"Terkadang, apa yang terjadi itulah yang terbaik." Ucap Remin dengan dramatis.
Aksa kembali dengan pakaian yang sudah bersih, lantas ia memberikan jaket miliknya kepada Sasa. "Ganti baju sana."
"Bagus banget, diri sendiri pinjem Hoodie orang, jaket nya di kasih ke orang lain, ckckc." Ledek Remin.
Sasa menggeleng pelan. "Gue bawa baju ganti sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️)
Fanfiction"Kasian, lebih dari 10 juta musikus yang nyiptain lagu galau nggak di hargai sama satu orang stres yang nggak penting sama sekali." - "Cinta butuh pengorbanan, layaknya simbol bunga edelweis yang membutuhkan pengorbanan untuk memetiknya, tapi gue ng...