JEPIT RAMBUT

26 29 7
                                    

Lelaki itu menatap selembar foto seorang gadis yang begitu di cintainya (?). Bagai sebuah belati yang menggores hati, menciptakan luka baru di hati yang rapuh. Ini semua terasa begitu menyakitkan.

Selepas kejadian itu, Leonard di bawa oleh Jordan ke rumah rehabilitas, bahkan sudah 3 bulan ini ia di rawat di sana. Ia mengidap Hyperthymesia Sindrom.

Di mana suatu keadaan psikologis yang dapat dengan rinci mengingat kejadian di masa lalu dan parahnya, ia bisa saja melukai diri sendiri maupun orang lain.

Setiap hal yang ada pada Luna selalu di ingat olehnya, namun mengapa, ia tidak bisa mengingat kejadian yang Jordan katakan. Leonard mengusap foto Sasa yang ia yakini sebagai Luna.

Sosok yang sering mengikuti Sasa, memotret bahkan menguntit gadis itu tak lain adalah Leonard. Setelah hilangnya Luna dan masuknya Sasa ke SMK Harapan Jaya, Leonard menganggap bahwa Luna-nya telah kembali.

Ingin sekali Leonard pergi dari tempat ini dan menjemput gadisnya, namun ia tahu, bahwa Jordan berkata ia tidak bisa keluar sebelum ia benar-benar sembuh.

Banyak yang tidak tahu hubungannya dengan Jordan, mereka adalah teman lama yang terputus ikatannya karena satu hal yang fatal. Namun bukan berarti Jordan tak peduli dengan Leonard, ia hanya tidak ingin Leonard melakukan kesalahan yang sama.

⚜️⚜️⚜️

Malam ini Aksa berniat mengajak Sasa untuk melihat lampion di Gading Festifal Sedayu City. Temu kencan mereka seperti upah buruh yang meluncur 1 Minggu sekali, hanya karena sulitnya meminta ijin kepada calon mertua.

Ini bukan hari besar seperti Imlek atau perayaan lampion, hanya saja ia ingin mengajak gadisnya untuk melihat bagaimana indahnya ribuan lampion yang berterbangan.

Aksa mengetuk pintu rumah Sasa sambil mengucap salam, Aksa sudah menguatkan mental dan batin bila nanti bukan Sasa yang keluar namun calon mertua. Hingga pintu itu terbuka dan menunjukkan sosok bidadari tak bersayap.

Ia pandang gadis itu dari ujung kaki hingga kepala, perpaduan warna pakaian casual begitu sempurna jika menempel pada gadis itu. Sasa mengembangkan senyumnya dengan indah.

"Ayo berangkat. " Ucap Sasa.

"Sebentar." Aksa merogoh saku celananya lalu mengeluarkan penjepit rambut berwarna putih dengan hiasan mutiara yang ia beli di pasar malam seminggu yang lalu.

Bisa ia lihat raut wajah merona gadis nya ketika ia memasangkan jepit rambut itu. Sasa tersenyum dan bercermin pada layar ponselnya, dapat Aksa tebak bahwa Sasa begitu senang dengan jepit rambut itu.

"Ayo." Ajak Aksa.

Mereka pun segera berangkat menuju taman lampion yang Aksa janjikan, sambil berkendara, ia menatap Sasa dari pantulan kaca spion, entah apa yang tengah Sasa bayangkan, namun Sasa terlihat begitu menggemaskan.

Tak butuh waktu lama agar tiba ke tempat tujuan, Sasa memperingatkannya agar pelan-pelan dalam melepas helm nya, katanya jepitnya jangan sampai rusak.

Beberapa kali Sasa membenarkan jepit rambutnya, padahal letaknya sudah sempurna, ingin sekali Aksa menelan Sasa bulat-bulat karena saking gemasnya.

Ada perasaan menyesal ketika telah memberikan jepit rambut itu, karena Sasa berubah drastis menjadi sangat heboh tentang penampilannya dengan jepit rambut, namun hati Aksa selalu menghangat tatkala melihat senyumnya.

JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang