SEBUAH PENGAKUAN

27 23 8
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas. Begitu pula dengan Aksa yanga sudah menanti-nanti waktu ini, pasalnya ia  akan mengajak Sasa ke suatu tempat untuk meminta penjelasannya sekaligus mengutarakan perasaannya.

Ya. Setelah berperang dengan kuatnya ego, akhirnya Aksa yang jadi pemenangnya, dan hal itu lah yang mampu membuatnya bertindak hingga sejauh ini.

Aksa menunggu gadis itu di depan Mading sekolah, ia sudah tidak sabar untuk mengajaknya pergi, persetan dengan foto Sasa dan Leonard, yang jelas ia harus meluruskan semua ini.

Sudah 15 menit ia menunggu gadis itu keluar, namun sampai sekarang belum juga memunculkan batang hidungnya. Aksa tersenyum tipis ketika beberapa siswi dari kelas Sasa keluar dan matanya berhenti kepada gadis yang ia nanti sejak tadi.

Ketika Aksa hendak menghampirinya, langkahnya terhenti akibat Leonard dengan tiba-tiba datang dan langsung menggandeng tangan Sasa. Reaksi mengejutkan yang barusan Aksa lihat adalah Sasa memberontak agar di lepaskan.

Aksa terus memantau pergerakan mereka sejak tadi, namun Leonard tak kunjung mengalah dan malah menguatkan cengkeramannya pada tangan Sasa. Matanya semakin di buat memanas dengan tingkah Leonard, lantas ia pun mendekat dan menggenggam tangan kiri Sasa.

"Lepasin dia."

"Cih! lo nggak liat foto gue sama Sasa di Mading? foto itu sengaja di pajang biar semua orang tau kalau gue sama Sasa itu udah jadian."

"Bohong!" Ketus Sasa yang terus berusaha melepaskan cekalan tangannya dari Leonard.

"Gue nggak peduli, gue minta lepasin dia." Sorot mata Aksa pun berubah jadi begitu mengintimidasi, bahkan Sasa tak pernah melihat sorot mata itu sebelumnya.

"Kak Leo, tangan gue sakit." Lirih Sasa.

Aksa sudah menduga bahwa foto di Mading itu hanya akal-akallan Leonard, buktinya Sasa sendiri tidak setuju dengan pengakuan Leonard barusan.

"Sasa please dengerin gue, gue sayang sama lo." Ucap Leonard dengan  terang-terangan. 

Sasa menggeleng pelan tanda tidak setuju. "Tapi gue nggak mau sama kak Leo!"

Sasa meringis ketika Leonard menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat. "Awwsshh sakit kak."

BUGHH!!!

Karena geram, Aksa pun melayangkan satu bogeman yang telak mengenai pipi Leonard, Aksa menarik Sasa kebelakang ketika gadis itu terlepas dari Leonard.

Dengan cepat Leonard menarik kerah seragam Aksa. "Lo nggak usah ikut campur!" Gertaknya.

"Kenapa? Masalah buat lo?"

Wajah Aksa berhasil menoleh ke samping ketika Leonard menonjok wajahnya dengan kuat, bisa ia rasakan rasa amis yang ada di sudut bibirnya. Aksa pun terkekeh pelan dan menatap Leonard.

"Sekarang apa?" Tanya Aksa dengan santai.

"HEI HEI! ada apa ini?!" Teriak satpam yang tiba-tiba mendekat lalu menjauhkan tubuh Leonard dari Aksa.

"Sialan!" Umpat Leonard.

"Sudah-sudah! Sekarang bubar! sekolah bukan tempat untuk bertengkar!"

"Urusan kita belum selesai." Ucap Leonard sebelum ia meninggalkan mereka Begitu pula dengan satpam yang kembali ke tempatnya.

Tiba-tiba Sasa muncul di depan Aksa sambil mendongak memperhatikan bibir Aksa."Ini pasti sakit banget." Ucap nya.

Aksa menggeleng pelan. "K-kamu gapapa?"

JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang