TITIK TERAKHIR

36 29 7
                                    


Ledakan tabung gas yang begitu dahsyat pun tak dapat terelakkan bersamaan dengan pintu alternatif itu tiba-tiba terbuka, alhasil Aksa langsung mendorong tubuhnya keluar beserta lelaki yang lebih muda darinya yang sedari tadi ia bopong.

Aksa berteriak kesakitan ketika balok kayu yang panas menimpa kakinya, dapat ia dengar dengan nyaring suara retakan tulang pergelangannya, untung saja lelaki yang lebih muda darinya terjatuh di tanah yang tidak terbakar.

Beberapa kali Aksa menarik kakinya namun tak membuahkan hasil.
Matanya pun mulai berkaca-kaca, ia mencoba untuk terus berpikir positif agar dirinya dapat selamat, ia semakin terbatuk-batuk ketika tak dapat menahan asap yang menusuk pernapasannya.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya agar dirinya tetap terjaga, jangan tanyakan rasa pening yang menjalar dengan hebat. Aksa semakin meringis ketika balok kayu tersebut terus melukai pergelangan kakinya.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali ketika pandangannya semakin memburam. Tak peduli dengan punggungnya yang mungkin terluka karena bersandar pada dinding yang panas, Aksa tak dapat menahannya lebih lama lagi, ia tersenyum simpul sebelum semuanya menjadi gelap.

⚜️⚜️⚜️

Setelah mendapatkan CPR, Aksa segera di larikan ke rumah sakit terdekat, tak lupa dengan Sasa yang terus menggenggam tangan Aksa. Di lubuk hatinya ia mencoba menggenggam, menguatkan dan berdoa dengan air mata yang terus berlinang.

Setibanya di rumah sakit, Aksa langsung di larikan ke UGD, sebab ia sempat mengalami henti jantung beberapa saat serta luka bakar di bagian punggung dan pergelangan kaki yang cukup serius.

Sembari menunggu, gadis itu mencoba untuk menghubungi Jackson dan Remin. Hingga dalam hitungan menit mereka pun tiba di rumah sakit.

Sasa tak mampu menjelaskan apapun ketika ke-dua rekan Aksa melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, ia terlalu takut untuk menghadapi semua ini.

Jackson bangkit dan merangkul pundak gadis itu. "Tenang Sa, semua bakal baik-baik aja, Aksa orang yang kuat." Ia pun menggiring Sasa agar duduk dengan tenang.

Sudah lebih dari 1 jam mereka menunggu dokter keluar dari ruang UGD, namun sampai sekarang belum ada 1 pun orang yang keluar dari ruangan di mana Aksa di rawat.

"Keluarga pasien?"

"Saya kakaknya dok." Ucap Jackson yang langsung berdiri ketika dokter itu keluar.

"Syukurlah, pasien di bawa tepat waktu untuk segera mendapatkan pertolongan, menurut informasi yang saya dapatkan, pasien sempat mengalami henti jantung beberapa saat ketika berada di lokasi."

"Namun beruntungnya pasien dapat di tangani dengan baik, serta tidak ada luka serius yang perlu di khawatirkan. Alangkah baiknya 2 orang saja jika ingin menjenguk pasien. Saya permisi."

"Terima kasih banyak dok, Terima kasih!" Ucap Jackson.

"Mari."

"Iya dok, silahkan!."

"Kak, aku mau lihat kak Aksa duluan, boleh ya?" Pinta Sasa.

"Iya Sa, masuk aja." Ucap Remin di imbuhi dengan anggukan kepala dari Jackson.

Sasa memasuki ruangan dengan nuansa putih dan aroma obat yang langsung menyeruak ke indera penciumannya. Ia mendekat ke arah bangsal dengan tatapan yang sendu, entah perasaan bersalah, sedih, terharu. semuanya bercampur menjadi satu.

JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang