Aku tertegun saat menatap sosok itu. Jantungku berpacu tiga kali lebih cepat dari sebelumnya, tubuhku terasa kaku. Perasaan yang dulu pernah kurasakan kembali menguar di dalam relung hatiku. Perasaan cinta yang berubah menjadi kekecewaan, kemarahan, dan bahkan kini aku sangat membencinya.
Aku benci orang itu!
Aku membenci pria yang saat ini tengah menatapku entah dengan tatapan apa. Aku benci dia!
Dia yang pernah singgah di hatiku dan melukai hatiku ini. Aku benci dirinya karena cintaku padanya!
-Kiara Iranatama-
Aku tidak tahu harus berkata apa saat ini. Lidahku terasa kelu, bahkan untuk batuk pun rasanya sulit sekali ketika aku dapat kembali menatap sosok itu. Sosok seorang gadis yang pernah kuselamatkan dari diriku yang bejat ini.
Aku melihatnya menatapku dengan tatapan yang sangat tidak bersahabat. Aku tahu...dia seperti itu pun karena kesalahanku, tapi aku tidak pernah menyesali apa yang telah kulakukan padanya dulu, walaupun sesungguhnya aku tidak ingin melakukan hal itu padanya. Aku tidak bisa melihatnya menangis karenaku, tapi aku juga tidak bisa melihat masa depannya hancur jika dia tetap bersamaku, karena itulah aku lebih memilih membuatnya menangis dan membenciku, itu lebih baik daripada dia mencintaiku dan tetap bersamaku.
Jujur, aku mencintainya, sangat-sangat mencintainya walaupun kini dia membenciku.
-Jonathan Antonio Bandreza-
●●●●●
"Kamu!" Seru seorang pria saat mendapati sosok seorang gadis yang dulu pernah dikenalnya.
Gadis itu tertegun saat menatap sosok pria yang saat ini tengah menatapnya juga. Pria itu pun sama terkejutnya dengan gadis itu. Tubuh keduanya sama-sama menegang, terlihat jelas kilat kebencian yang dipancarkan oleh kedua mata sang gadis untuk pria di hadapannya itu, namun berbeda dengan sang gadis, tatapan mata pria itu memancarkan sedikit kerinduan dan penyesalan.
"Kiara," pria bermata kelabu itu menyebutkan nama sang gadis.
"Mika, aku sama Sisil duluan ya...mari, Pak Adam." Gadis yang bernama Kiara itu berpamitan pada kedua orang yang tadi tidak sengaja dijumpainya di mall saat sedang jalan-jalan, menghabiskan malam minggunya dengan-Sisil-sahabat baiknya. Mika dan Adam yang dipamiti pun mengangguk. Gadis itu menggamit lengan Sisil dan mengajak sahabatnya itu untuk segera beranjak.
"Ehh, iya iya...tapi aku pamit dulu," ucap Sisil. Kiara melepaskan lengan sahabatnya, lalu pergi mendahului Sisil yang masih berpamitan dengan Adam dan Mika, dan juga pada pria yang membuat hati dan perasaannya itu menjadi tak menentu, pria itu bernama Jonathan.
"Kia, tunggu!" Seru Sisil mengejar langkah cepat sahabatnya itu.
"Kia, kamu kenapa sih, kok buru-buru?" tanya Sisil yang berhasil mengejar langkah besar Kia.
"Aku tidak papa kok, cuma lagi tidak enak badan aja," ucap Kia berbohong.
Sisil tidak mau bertanya yang macam-macam lagi, gadis itu tahu ada sesuatu yang membuat sahabatnya itu jadi berubah sikap seperti ini. Sisil lebih memilih diam untuk saat ini.
Jonathan hanya bisa memandangi kepergian gadis itu, dia bingung harus berbuat apa, tapi entah kenapa detak jantungnya tak pernah berubah saat sedang berhadapan dengan gadis itu meskipun ia telah lama tidak melihatnya.
'Apa mungkin aku masih mencintainya? Setelah sekian lama?' batin Jonathan mempertanyakan.
●●●●●
"Kenapa aku bisa bertemu lagi dengannya? Dengan pria brengsek dan menjijikkan itu! Dan apa ini? Kenapa dengan jantungku? Ohh...aku mohon, aku tidak ingin perasaan itu kembali singgah di dalam hatiku, aku tidak ingin merasakan sakit lagi. Tidak mau!"
'Apa kamu masih mencintainya, Kiara Iranatama?' tanya batin Kia.
"Tidak! Aku sudah tidak mencintainya lagi dan aku juga tidak mau jatuh cinta sama pria menjijikkan itu lagi, tidak mau!!!" Sergah Kia. Gadis itu tak menyukai apa yang telah dipertanyakan oleh batinnya sendiri.
'Sayangnya, aku rasa kamu tidak pernah sedikit pun membuang perasaan cintamu itu, dan aku rasa kamu juga masih sangat mencintai pria itu. Kamu masih mencintai Jonathan, Kia....' ucap batin Kia lagi.
"Diam dan jangan katakan hal itu lagi!" Bentak Kia pada batinnya.
Suara batinnya itu tak lagi terdengar olehnya.
Kia menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya, ada setetes air mata yang jatuh dari sudut matanya. Mata gadis itu menatap nyalang langit-langit kamarnya, menatap masa lalu yang membuatnya bisa membenci pria itu hingga saat ini.
"Kamu yang buat aku membencimu, jadi jangan salahkan aku jika aku bersikap acuh seperti itu padamu. Aku tidak mau jatuh lagi ke dalam pesonamu, aku tidak mau mengulangi kesalahanku lagi. Tidak mau! Bagiku kamu tetap pria menjijikkan yang pernah kukenal dan kucintai, sekaligus kubenci saat ini. Aku membencimu, sangat-sangat membencimu!"
●●●●●
Jonathan merebahkan tubuhnya di atas sofa di apartemennya. Setelah pulang dari acara malam mingguannya dengan Adam dan Mika yang tadi tidak sengaja ditemuinya di salah satu restoran steak, akhirnya Jonathan memutuskan untuk pulang saja. Sebenarnya malam ini pria itu berencana ingin pergi ke club, tapi mood-nya tiba-tiba saja berubah ketika dia bertemu dengan gadis yang tadi tidak sengaja ditemuinya saat dia bertemu dengan Adam dan Mika di restoran.
Gadis yang tidak pernah dijumpainya selama enam tahun belakangan ini, gadis yang pernah hadir di dalam hidupnya, gadis yang pernah merebut perhatiannya, gadis yang bisa membuatnya menginginkan sesuatu yang tidak masuk akal. Seorang gadis belia yang terpaut sembilan tahun darinya, gadis belia yang entah memiliki pesona apa, namun bisa membuat seorang Jonathan yang notabene-nya adalah pria dewasa itu menginginkan gadis itu untuk dapat memuaskah hasrat dan gairah seksualnya, hingga membuat Jonathan pernah menganggap dirinya sendiri sebagai seorang pedofil karena menginginkan gadis belia itu.
"Kiara Iranatama," gumam Jonathan menyebutkan nama gadis itu.
'Dia kembali lagi Jo,' ucap batin Jonathan.
Jonathan menghembuskan napas beratnya sambil menatap nyalang langit-langit apartemennya, pria itu memejamkan matanya, mengingat kepingan-kepingan memori tentang gadis itu. Gadis yang pernah mengisi relung hatinya yang paling dalam dan bahkan mungkin gadis itu masih tetap berada di sana dan tidak pernah tergantikan oleh siapa pun.
Jonathan meraba dadanya sendiri, pria itu masih bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak tak menentu. Hanya dengan mengingatnya saja sudah bisa membuat dirinya menjadi berantakan seperti ini. Entah mengapa rasa ingin memiliki itu tiba-tiba kembali menguar di dalam hatinya, ia ingin memiliki gadis yang pernah dilepaskannya delapan tahun silam. Dia-lah Kiara Iranatama. Gadis yang dijumpainya tadi, gadis yang selalu diinginkannya hingga hari ini.
"Aku menginginkamu kembali Kia, bagaimana pun caranya, aku akan tetap memilikimu! Maaf karena dulu aku pernah melepaskanmu dengan cara menyakitimu, tapi sekarang aku sangat menginginkanmu. Sangat ingin memilikimu dan kini aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi. Tidak akan!"
◇◇◇◇◇
Copyright©by.RennySande
WARNING! : Adult Content 21++
Bijaklah dalam membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You With My Love
RomanceKetika cinta mengalahkan rasa benci, atau benci hanyalah sebuah alasan bagi cinta? -Jonathan Antonio Bandreza- dia adalah seorang player yang suka bermain dengan banyak wanita tanpa pernah menggunakan hatinya, namun bukan berarti dia tidak pernah ja...